Indonesian Free Press -- Konperensi Internasional untuk Suriah Ketiga akhirnya digelar di Wina, Jumat 30 Oktober 2015. Ada perbedaan mendasar dari konperensi sejenis, baik yang pertama tahun 2012 maupun yang kedua tahun 2014 lalu. Perbedaan pertama adalah kepesertaan Iran dan yang kedua adalah kesepakatan untuk menghancurkan kelompok-kelompok teroris di Suriah.
Untuk pertama kalinya delegasi Iran turut berpartisipasi dalam konperensi kali ini. Padahal dalam konperensi sebelumnya Amerika, Saudi dan sekutu-sekutunya bersikukuh untuk tidak melibatkan Iran yang diketahui menjadi pendukung utama Presiden Bashar al Assad. Adapun tentang isyu terorisme dalam konflik Suriah, dalam konperensi sebelumnya Amerika, Saudi dan sekutu-sekutunya bersikukuh menjadikannya sekedar agenda tambahan dan agenda utamanya adalah pembentukan pemerintahan transisi tanpa melibatkan Bashar al Assad.
Dalam konperensi kali ini semua pihak sepakat untuk menghentikan keberadaan kelompok teroris, yang selama ini menjadi kekuatan utama pemberontakan di Suriah. Adapun tentang pergantian kekuasaan di Suriah, Amerika dan sekutu-sekutunya telah mengisyaratkan untuk menerima Bashar al Assad dalam pemerintahan transisi, meski mereka masih bersikukuh untuk dengan tuntutan mundurnya Bashar setelah pemerintahan transisi berakhir.
Di antara kelompok teroris yang harus dihancurkan adalah Al Nusra, Al Qaida dan tentu saja ISIS. Amerika, Turki dan Saudi masih berusaha menggolongkan kelompok Al Nusra sebagai bukan kelompok teroris dan menyebutnya sebagai kelompok 'moderat'. Namun bukti-bukti sudah begitu gamblang bahwa Al Nusra dan ISIS adalah mahluk yang sama dengan baju yang berbeda.
Maka, secara keseluruhan konperensi ini menjadi kemenangan bagi blok Iran-Rusia-Suriah atas blok Amerika-Saudi-Qatar-Turki-Israel.
Pembicaraan tambahan masih diperlukan untuk menetapkan kelompok-kelompok pemberontak mana saja yang masih bisa dibantu Amerika dan sekutu-sekutunya. Sedangkan kelompok-kelompok teroris yang tidak masuh dalam daftar akan menjadi korban serangan udara Rusia juga Amerika. Namun hal ini juga menjadi masalah tersendiri, dalam hal menentukan posisi-posisi pemberontak 'moderat' dan 'teroris'.
Semua pihak yang terlibat dalam konperensi juga sepakat untuk membuka akses kemanusiaan ke seluruh wilayah yang dilanda krisis, terutama menjelang musim dingin yang akan segera datang.
Selama dua minggu delegasi dari Rusia, Amerika, Saudi Arabia, Turki, Iran, Irak, Italia, Mesir, Inggris, Jerman, Perancis, Lebanon, Qatar, Cina, Uni Emirat Arab, Yordania, Oman, Uni Eropa dan PBB akan membahas penyelesaian konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari empat tahun dan menewaskan ratusan ribu rakyat Suriah yang tak berdosa.
Semoga saja ini tidak menjadi sekedar gencatan senjata sementara untuk memberikan kesempatan Amerika dan sekutu-sekutunya memperkuat para pemberontak setelah mendapat gempuran hebat dari Rusia.(ca)
Kebenaran psti menang
ReplyDeleteKasamago.com
kelompok takfiris lansung tak mengerti bahasa rundingan
ReplyDeletebersungguh tak ingin iran terlibat
apabila dalam draf rundingan terbit ayat isil must defeated maka mereka tiada harapan lagi
mereka tidak mencapai apa yang mereka ingin
assad must go menjadi terrorist must go
anda benar adi --tahniah wajah baru
konvoi isis backup by us gunship
ReplyDeletehttp://www.mashreghnews.ir/fa/news/492319/%D9%81%DB%8C%D9%84%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%A7%DB%8C%D8%AA-%D8%A8%D8%A7%D9%84%DA%AF%D8%B1%D8%AF%D9%87%D8%A7%DB%8C-%D8%A2%D9%85%D8%B1%DB%8C%DA%A9%D8%A7-%D8%A7%D8%B2-%DA%A9%D8%A7%D8%B1%D9%88%D8%A7%D9%86-%D9%86%D8%B8%D8%A7%D9%85%DB%8C-%D8%AF%D8%A7%D8%B9%D8%B4