Monday 31 October 2016

Kekacauan Oleh Jokowi-Ahok Agenda Melemahkan Bangsa

Indonesian Free Press -- Dua tahun sudah pemerintahan Jokowi berjalan, namun tanda-tanda negara ini berjalan menuju ke arah perbaikan yang signifikan ternyata tidak kelihatan. Sebaliknya, situasi tampaknya justru tambah memburuk.

Semua indikator ekonomi menunjukkan hal itu, mulai dari beban hutang luar negeri yang semakin menumpuk, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan angka pengangguran yang semakin tinggi. Belum lagi stabilitas sosial politik yang justru semakin memburuk. Kondisi bahkan semakin memburuk akibat ulah 'gubernur lungsuran' Jakarta, Ahok yang terus memprovokasi ummat Islam.

Pada tanggal 4 November mendatang ummat Islam akan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Ahok diproses secara hukum karena dianggap telah melecehkan Islam. Menghadapi rencana aksi ini polisi sudah mengeluarkan status Siaga I, Panglima TNI merespon dengan mengeluarkan peringatan untuk tidak melakukan tindakan represif kepada demonstran, dan berbagai spekulasi pun merebak di tengah-tengah publik tentang situasi paska aksi tersebut.

Jendral Legendaris Iran Berada di Mosul, Kembali untuk Gagalkan Skenario Zionis

Indonesian Free Press -- Rencana Amerika-Turki untuk menguasai Mosul sekaligus memperkuat para teroris di Suriah yang nyaris kollaps tampaknya tidak akan berjalan mulus. Jendral Soleimani, jendral legendari Iran yang telah berulangkali menggagalkan rencana zionis di Timur Tengah, termasuk mengusir ISIS dari sebagian besar wilayah Irak dan mempertahankan kekuasaan regim Bashar al Assad di Suriah, diketahui kini berada di Mosul.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Jumat (28 Oktober), Jendral Soleimani telah berada di ruang komando operasi milisi Hashd al-Sha’abi di Mosul untuk memberikan saran-saran dalam operasi pembebasan Mosul dari kelompok ISIL.

"Hashd al-Sha’abi (milisi bersenjata dukungan Iran yang mayoritas anggotanya warga Shiah Irak) akan segera memulai operasi militer di barat Mosul untuk memotong jalur evakuasi ISIS ke Suriah dan menggagalkana rencana Amerika untuk mencegah partisipasi milisi rakyat dalam operasi di Mosul, dan Jendral Soleimani telah bergabung dengan mereka sebagai penasihat," tulis Veterans Today mengutip laporan media Lebanon yang 'dekat' dengan Iran, al-Akhbar yang mengklaim mendapatkan informasi ini dari pejabat penting Irak.

Friday 28 October 2016

Suriah dan Kurdi Hadang Turki

Indonesian Free Press -- Tayyep Erdogan Presiden Turki semakin menunjukkan jatidirinya yang sangat berambisi menguasai Aleppo dan Mosul, yang pada masa kekhalifahan Turki berada di bawah kekuasaannya sebagai kota-kota utama.

Diduga, dengan dukungan terbatas dan rahasia oleh Rusia yang dijanjikan proyek pembangunan pipa migas yang melalui Turki, Turki semakin agressif menjalankan perannya di medan pertempuran di Suriah dan Irak. Hal ini pun memaksa pemerintah Suriah dan Irak melakukan langkah-langkah tegas.

Seperti dilaporakan kantor berita Iran FARS, 25 Oktober, pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi Suriah telah bersepakat untuk berkoalisi membendung kehadiran pasukan Turki dan gerilyawan yang didukungnya yang semakin agresif akhir-akhir ini.

Thursday 27 October 2016

Proyek NAMRU-2 AS Jangan Sampai Terulang Kembali di Indonesia

OLEH: Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Indonesian Free Press -- Pengantar blogger: Akhirnya Siti Fadillah Supari, pahlawan pembela negara dari konspirasi jahat industri farmasi dan pejabat-pejabat Amerika serta WHO, ditahan KPK.

Kasus yang menjerat Fadillah saat menjadi Menteri Kesehatan kabinet Presiden SBY ini sangatlah kontroversi. Tidak ada bukti penyuapan dan bahkan penyuapnya pun masih sumir, Siti Fadillah akhirnya harus ditahan setelah kasusnya terkatung-katung selama bertahun-tahun karena lemahnya bukti. Hal ini kontan mendorong publik untuk mengait-kaitkannya dengan apa yang telah dilakukan Siti Fadilah dalam kasus wabah flu burung dan keberadaan fasilitas penelitian Amerika di Indonesia yang kontroversial, NAMRU II. Sebagai bentuk simpati kepada Siti Fadilah, blog ini sengaja mempostingkan tulisan Hendrajit dari Global Future Institute (GFI) awal tahun 2014 lalu.

----------------


Ledakan yang terjadi di Gedung laboratorium Mikrobiologi yang berlokasi di jalan Percetakan Negara 29 Jakarta Pusat milik Departemen Kesehatan itu, waktu itu dianggap sebagai kecelakaan biasa. Apalagi Makbul Padmanegara yang ketika itu menjabat Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, secara tegas mengesampingkan kemungkinan ledakan tersebut berasal dari bom atau aksi terror. Meski Padmanegara kala itu tidak membantah bahwa telah diketemukan nitrogen cair dan CO2.

Namun melalui kejadian tersebut ada satu fakta menarik yang belum ada satupun media massa yang mengangkatnya sebagai tema pemberitaan. Sebuah fakta yang jauh lebih menarik dibandingkan peristiwa peledakan itu sendiri. Kenyataan bahwa di Komplek gedung ini pula, berkantor The Naval Medical Research Unit 2 atau yang lebih dikenal dengan NAMRU-2.

Wednesday 26 October 2016

Kapal Induk Rusia di Suriah Cemaskan Israel

Indonesian Free Press -- Israel dikabarkan 'ketar-ketir' dengan kehadiran kapal induk Rusia di lepas pantai Suriah. Kehadiran kapal induk Admiral Kuznetsov akan membuat Israel semakin mengalami kesulitan melakukan operasi militer di Suriah, baik secara terbuka maupun diam-diam.

Sejak kedatangan militer Rusia di Suriah, Israel harus mendapatkan 'ijin' dari Rusia sebelum menerbangkan pesawat-pesawatnya di atas Suriah dan Lebanon, dan hal ini tentu sangat menjengkelkan Israel yang sebelumnya leluasa melancarkan operasi militer di sana. Dan  kedatangan Admiral Kuznetsov akan membuat 'ijin' itu semakin rumit.

Seperti dilaporkan situs Algemeiner.com, 21 Oktober lalu, para pejabat keamanan Israel mengungkapkan kecemasannya terhadap kedatangan kapal induk Rusia yang diperkirakan akan tiba di lepas pantai Suriah pada akhir pekan ini atau awal pekan depan. Admiral Kuznetsov dan sejumlah armada pendukungnya kini tengah berlayar di Samudra Atlantik sebelum melintasi Gibraltar dan memasuki Laut Mediterania. Armada ini dikirim Rusia untuk memperkuat militer Rusia di Suriah paska gagalnya gencatan senjata yang digagas Rusia dan Amerika.

Tuesday 25 October 2016

Trump dan Hillary Buruk, Tapi Hillary Paling Buruk

Indonesian Free Press -- Kandidat Presiden Amerika dari Republik, Donald Trump, memang buruk. Jauh sebelum kontroversi Trump muncul di media massa dan media sosial akhir-akhir ini terkait pencalonannya sebagai Capres Amerika, blog ini sudah memberitakannya (Silakan lihat di sini). Namun Hillary Clinton adalah yang terburuk di antara kedua capres Amerika saat ini.

Yang pertama adalah, Hillary Clinton telah menunjukkan kapasitasnya yang buruk sebagai pejabat publik Amerika, yang tidak pernah dipegang oleh Donald Trump. Sebagai Menteri Luar Negeri Amerika ia bertanggungjawab atas tragedi yang melanda Libya sejak tahun 2010 hingga saat ini, ketika ia mendukung invasi NATO dan koalisi Arab ke Libya. Ia juga turut bertanggungjawab dengan mendukung pemberontakan di Suriah yang menghancur-leburkan negara ini. Yang paling nyata adalah ketika Hillary, sebagai Menlu Amerika, mengabaikan rekomendasi Konperensi Internasional untuk Suriah tahun 2012, sehingga perang terus berkobar sampai saat ini.

Monday 24 October 2016

Pencalonan Agus untuk Selamatkan Ahok?

Indonesian Free Press -- Saya (blogger) sudah mencurigai hal ini sejak nama Agus Yudhoyono diumumkan menjadi calon gubernur DKI beberapa waktu lalu.

Kecurigaan saya dilandasi pada fakta bahwa Agus relatif sangat mudah muncul ke permukaan sebagai calon gubernur yang strategis. Tanpa banyak cincong, tiga partai pendukung Jokowi, yang secara teknis mustinya juga pendukung calon gubernur incumbent Ahok, yaitu PPP, PKB dan PAN, secara instan mendukung pencalonan Agus yang diajukan oleh pemimpin Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ditambah 'fakta' bahwa SBY adalah agen neoliberalisme, membuat saya langsung berfikir bahwa 'kepentingan penguasa global' atau New World Order (NWO) berada di balik itu semua.

Tujuannya adalah satu, yaitu menjegal calon gubernur yang diusung Prabowo Subianto, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sekaligus menggoalkan Ahok sebagai gubernur DKI. Selama ini terdapat dua kutub di antara calon pemilih, yaitu pendukung dan anti-Ahok. Jika kandidatnya hanya dua, maka seluruh pemilih anti-Ahok menjatuhkan pilihan pada lawan Ahok sehingga peluang Ahok sangat kecil untuk menang. Dengan adanya calon ketiga, maka suara anti-Ahok akan terbelah sehingga akan menguntungkan Ahok.

NEGARA YANG SALAH, BUKAN PAK HARTO...!!!

Indonesian Free Press -- Pengantar blogger:

Dalam sejarah pembangunan Indonesia paska kemerdekaan, Indonesia memiliki dua 'yurisprudensi', yaitu model Soekarno dan model Soeharto.

Perlu diketahui bahwa Soekarno menganut prinsip non-kooperatif dengan modal asing. Dengan slogannya yang terkenal 'go to hell with your aids', Soekarno bahkan rela menolak tawaran menggiurkan Amerika untuk membuka lebih luas pasar mobil di Indonesia bagi mobil-mobil Amerika dengan imbalan pembangunan jalan hot mix lintas Sumatra. Ironisnya, tidak lama kemudian Soekarno justru membuka pasar mobil Indonesia untuk Jepang setelah Soekarno menemui para pemimpin Jepang dan mendapat 'hadiah' seorang geisha yang kemudian diperistrinya dan diganti namanya menjadi Ratnasari Dewi.

Soekarno juga terkenal dengan pernyataannya bahwa kekayaan alam Indonesia hanya akan dioleh oleh putra-putri Indonesia sendiri setelah mereka mampu.

Rakyat Rusia Telah Persiapkan Diri Hadapi Perang Nuklir

Indonesian Free Press -- Rusia adalah bangsa yang telah banyak mengalami peristiwa-peristiwa besar berupa peperangan dan bencana alam, ekonomi dan sosial. Hal ini membuat mereka memiliki cara tersendiri untuk menghadapi semua bencana.

Selama krisis ekonomi yang melanda Rusia paska runtuhnya regim Uni Sovyet dan negara dikuasai para bandit ekonomi dan pejabat korup, ribuan warga pindah ke Taiga untuk mencari 'keselamatan mistikal'. Lebih dari 3.000 pengikut sekte 'Christ Vissarion' masih berada di hutan-hutan Siberian menunggu datangnya kiamat.

Pada tahun 2012 banyak warga Rusia yang percaya dengan ramalan kiamat suku Maya. Untuk menghadapi kiamat itu, mereka pun ramai-ramai memborong vodka, korek api, dan lilin.

Warga Rusia menyebut bencana-bencana tersebut sebagai 'hari-hari gelap'. Namun, kebanyakan bencana-bencana itu terjadi tidak hanya dalam hitungan hari, namun tahun. Tahun-tahun Jerman menyerang Rusia selama Perang Dunia II, tahun dimana Napoleon juga menyerang Rusia di abad 19, tahun-tahun Rusia terlibat dalam Perang Dunia I dan disusul oleh Revolusi Bolshevik yang menelan puluhan juta warganya, hingga tahun-tahun penderitaan paska keruntuhan Uni Sovyet.

Pengamat Politik Muak Pada Kemunafikan Ahok dan Tim Buzzer-nya

Indonesian Free Press -- Pengamat politik INDRA J. PILIANG mengungkapkan kejijikannya atas kemunafikan Ahok dan tim buzzernya melalui akun Twitter-nya baru-baru ini, dengan mengungkap aliran dana pengembang yang ditengarai mengalir untuk pencitraan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahoax). Dana tersebut, menurut Pilliang juga mengalir ke tim buzzer Ahoax, berikut kicauan Pilliang:

"Terima anggaran ratusan trilyun dari korporasi2 raksasa atas nama Dana CSR itu adlh sembako politik yg sebenarnya di DKI Jkt."

"Ratusan trilyun dana2 korporasi Alibaba & Cheng Kuan Tai yg dipakai utk bangun fasilitas2 publik sdh jd sembako politik Jkt dlm 5 thn ini."

Wednesday 19 October 2016

Amerika Pindahkan 9.000 Teroris dari Mosul ke Suriah

Indonesian Free Press --Amerika dan sekutunya Saudi Arabia dikabarkan tengah berusaha untuk memindahkan sekitar 9.000 teroris ISIS dari Mosul ke Suriah sebelum kota itu jatuh ke tangan pemerintah Irak. Dengan rencana ini maka Amerika bisa membantu para teroris-pemberontak yang tengah tertekan di Suriah sembari mengklaim keberhasilan membebaskan MOsul dari para teroris.

"Lebih dari 9.000 anggota ISIS akan dipindahkan dari Mosul ke Suriah timur untuk melancarkan offensif besar yang meliputi perebutan Deir Ez-Zor dan Palmyra," tulis media Rusia RIA Novosti mengutip keterangan seorang diplomat Rusia, 12 Oktober lalu.

Sumber tersebut menyebutkan bahwa pemindahkan para teroris itu perlu untuk menghambat keberhasilan Rusia di Suriah sekaligus memberikan tekanan tambahan pada regim Bashar al Assad. Ia menyebutkan bahwa Saudi Arabia akan bertindak sebagai mediator dan penjamin dalam operasi pemindahan para teroris itu. Skenario seperti ini juga telah dilakukan Amerika-Saudi dalam pembebasan Fallujah di Iran beberapa waktu lalu.

KETIKA AHOKERS KALAP

by Zeng Wei Jian

Indonesian Free Press -- Sun Tzu bilang, "Ada lima faktor fundamental untuk menang perang...dan moral influence adalah faktor terpenting."

Ahokers hanya paham sedikit soal "faktor moral" ini, lantas membabi-buta.

Pasca penistaan Surat Al-Maidah 51, semakin jelas bahwa Ahok keropos. Aksi demonstratif prohok hanya dihadiri 25 orang. Bukan tandingan aksi "sejuta umat" tangkap Ahok.

Ahokers memperdaya Wagub Djarot dalam aksi manipulasi sepetak taman. Tetap gagal naikan elektabilitas Ahok. Publik semakin jijik. Djarot kena getah. Dibully abis-abisan.

Nyata, Ahok tidak didukung banyak pihak. Cuma Nusron Wahid, Nyonya Daimah, Mustofa Bisri dan Gus Coy. Semua ustad, kyai, alim-ulama dan tak terhitung laskar meminta polisi menangkap Ahok. Dunia internasional juga mengecam penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Monday 17 October 2016

Perang Nuklir Benar-Benar Mengancam Saat Ini?

Indonesian Free Press -- Blog ini pernah meramalkan bahwa dunia telah sampai pada titik dimana perang nuklir sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Ketika kesadaran publik global tentang kejahatan-kejahatan konspirator New World Order telah muncul karena keberadaan internet, tidak ada cara lain untuk menghapuskan kesadaran globa itu selain dengan meletuskan 'perang dunia'.

Ini hanyalah pengulangan dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II, dengan motif yang sama, namun dengan modus dan aktor yang berbeda. Dan perbedaan lainnya adalah daya hancur Perang Dunia III yang jauh lebih hebat karena digunakannya senjata-senjata nuklir.

Tidak ada peluang terjadinya Perang Dunia III atau perang nuklir yang lebih besar dari saat ini, di luar krisis Kuba tahun 1960-an. Media-media massa dan para pengamat politik Rusia, Amerika dan Eropa saat ini sibuk dengan topik tentang kemungkinan terjadinya perang nuklir paska kegagalan gencatan senjata konflik Suriah.

Ada Apa dengan Orang-Orang Syiah Indonesia (2)

Indonesian Free Press -- Pilpres 2014 dan 'demam' Pilkada DKI yang akan digelar tahun depan menunjukkan satu fenomena yang menarik, yaitu 'alienasi' atau 'keterasingan' orang-orang Shiah Indonesia dari mayoritas ummat Islam Indonesia yang mayoritas bermazhab Sunni.

Dengan fenomena itu, orang-orang Shiah cenderung 'menjauhi' ummat Islam mayoritas dengan mendukung Capres dan Cagub yang ditolak oleh mayoritas ummat Islam Indonesia dan menolak Capres dan Cagub yang didukung oleh mayoritas ummat Islam Indonesia. Maka, pada Pilpres 2014 lalu orang-orang Shiah umumnya mendukung Jokowi dan menolak Prabowo. Kemudian dalam masalah Pilkada DKI mereka mendukung Ahok yang ditolak ummat Islam dan menolak pesaing-pesaingnya yang didukung ummat Islam.

Saya memiliki beberapa teman Shiah yang berseberangan dengan kebanyakan orang-orang Shiah dengan menjadi pendukung Prabowo pada Pilpres 2014 lalu dan menolak Ahok dalam Pilkada DKI. Namun 'arus besar' orang-orang Shiah seperti saya sebutkan di atas. Hal ini terwakili oleh sikap para 'elit' mereka seperti, misalnya, Jalalludin Rachmat, Haidar Bagir, Ahmad Taudik, Denny Siregar, Quito Riantori, Ahmaad Samanto, dan suami-istri Otong dan Dina Sulaeman. Bahkan organisasi orang-orang Shiah yang dipimpin Jalaluddin Rachmat, Ijabi, secara resmi dan terang-terangan menyatakan dukungannya pada Jokowi.

Sunday 16 October 2016

"Kawan" Saya AHOK

Indonesian Free Press -- Dari status Facebook Joserizal Jurnalis

Bagi saya, Dr. Joserizal termasuk 'agak terlambat' menyadari konspirasi jahat zionis (New World Order/NWO) di Indonesia sejak pilpres 2014 lalu hingga sekarang. Ironisnya adalah, beliau termasuk yang paling lantang menyerukan bahaya NWO.

Ketika blogger gencar mengingatkan bahaya zionisme-neoliberalisme di balik terpilihnya Jokowi sebagai presiden, beliau malah sibuk 'memukuli' kelompok-kelompok Islam garis keras (Wahabi/Salafi) dan lebih mengurusi Suriah dan Palestina. Saya bahkan sampai berfikir kalau beliau sebenarnya adalah agen NWO yang disusupkan di balik kedok 'pejuang kemanusiaan' dan 'pembela Palestina', ketika beliau membantah adanya pembersihan etnis Rohingnya di Myanmar.

Saturday 15 October 2016

Gertakan Rusia yang Membuat Amerika 'Ngeper'

Indonesin Free Press -- Baru-baru ini wacana tentang penyelidikan kejahatan perang oleh Rusia di Aleppo, Suriah, mengemuka dalam pemberitaan media-media massa internasional. Namun, tiba-tiba saja wacana yang digaungkan oleh para pejabat dan media-media massa utama Amerika ini lenyap seketika. Apa yang terjadi?

Kejahatan perang Amerika sudah sedemikian besar di negara-negara Islam paska kampanye 'perang melawsan terorisme' yang digaungkan oleh Presiden George 'Dubya' Bush, Jr tahun 2001. Dan publik dunia sudah terlalu cerdas untuk dikelabuhi. Maka, ketika Rusia menggertak untuk membongkar kejahatan-kejahatan itu, Amerika pun langsung bungkam.

"Jika tentang kejahatan perang, para pejabat Amerika harus mulai dengan Irak, kemudian ke Libya, pastikan kemudian ke Yaman, temukan apa yang terjadi di sana. Saya ingin katakan untuk meyakinkan bahwa hal ini sangat berbahaya, karena di belakang para pejabat Amerika itu adalah kejahatan-kejahatan perang yang banyak," kata Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova kepada televisi Rusia pekan lalu.

Friday 14 October 2016

Iran Gelar 2 Kapal Perang di Yaman Setelah Insiden Tembak-Menembak Rudal

Indonesian Free Press -- Iran menggelar dua kapal perang di lepas pantai Yaman sebagai 'bentuk kepedulian' Iran terhadap Yaman setelah terjadinya insiden tembak-menembak rudal-rudal jelajah antara Amerika dan pejuang Yaman.

Seperti dilaporkan FoxNews.com, Kamis (13 Oktober), Iran mengirim kapal-kapal perang tersebut ke wilayah Teluk Aden dengan dalih 'melindungi kapal-kapal dari pembajakan' tidak lama setelah Amerika menembakkan rudal-rudal jelajah Tomahawak untuk menghancurkan pangkalan radar milik pejuang Houthi, Kami pagi.

"Iran mengirim kapal-kapal ke lepas pantai Yaman, mengancam eskalasi ketegangan setelah Amerika menembakkan rudal-rudal jelajah menghancurkan tiga pangkalan radar di wilayah yang dikuasai kelompok Houthi, seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Fox News, Kamis," demikian laporan itu menyebutkan.

Thursday 13 October 2016

Otoritas Palestina Tangkap Pejabat yang Kecam Abbas

Indonesian Free Press -- Mahmoud Abbas, pemimpin Otoritas Palestina, lembaga otoriter yang mengklaim sebagai wakil rakyat Palestina, kembali menunjukkan sikap tidak terpujinya dengan memecat dan menangkap warganya yang mengkritik tindakannya menghadiri pemakaman pemimpin Israel Shimon Peres.

Seperti dilaporkan Almanar News kemarin (13 Oktober), Otoritas Palestina minggu lalu telah menangkap Kolonel Ossama Mansour terkait dengan kritikannya kepada Mahmoud Abbas yang menghadiri pemakaman Shimon Peres beberapa waktu lalu.

Media-media Palestina melaporkan bahwa penangkapan itu berlangsung hanya sehari setelah ia dipecat dari jabatannya karena alasan yang sama. Tidak hanya itu, aparat keamanan Otoritas Palestina juga menduduki rumah Mansour setelah penangkapan itu.

Sebelum penangkapan itu Mansour sempat mengatakan dirinya menerima pemecatan terhadap dirinya meski membantah telah menghina Abbas. Namun, kabar penangkapan itu telah menimbulkan protes massal di Palestina dan menuntut Otoritas Palestina untuk membebaskannya.

Trump Sebut Hillary Clinton 'Setan' dan Ancam Penjarakannya

Indonesian Free Press -- Debat terbuka kedua calon presiden Amerika antara calon dari Demokrat Hillary Clinton dan calon dari Republik Donald Trump berlangsung panas dengan kedua calon melakukan serangan verbal kepada lawannya.

Kedua calon tidak saling bersalaman ketika memasuki ruang debat yang berlangsung di St. Louis, Senin (10 Oktober). Perdebatan pun menjadi panas setelah Hillary menyinggung tentang 'kelakuan' Trump yang tidak patut kepada para wanita.

"Saya rasa sudah jelas bagi siapapun yang mendengar rekaman itu (perkataan jorok Trump tentang wanita) tentang siapa dia (Trump)," kata Hillary sembari berkomentar bahwa Trump tidak 'tepat' untuk menjadi seorang presiden.

Saat ini Trump memang tengah mendapat sorotan publik karena kasus-kasus pelecehan wanita yang dilakukannya di masa lalu, kembali muncul ke ruang publik.

Wednesday 12 October 2016

Iran Tuduh Amerika dan Israel Terlibat Pemboman Maut di Sana'a

Indonesian Free Press -- Amerika dan Saudi Arabia tahu dengan pasti bahwa para pejabat dan elit Yaman yang menjadi tulang punggung perlawanan Yaman terhadap agresi Saudi Arabia, berada di tengah-tengah kerumunan massa yang menghadiri upacara pemakaman atas orang tua dari Mendagri Jalal Al-Roweishan, di Sana'a akhir pekan lalu. 'Bodoh'-nya rakyat Yaman yang tidak berfikir bahwa tidak ada orang yang 'cukup gila' untuk membom kerumunan warga sipil tidak bersenjata, diperkirakan mencapai 1.500 orang. Maka terjadilah apa yang terjadi. Pemboman maut yang menewaskan ratusan orang tak bersalah.

"Saya harap mereka (rakyat Yaman) menelepon Veterans Today terlebih dahulu, karena kami akan meyakinkan bahwa mereka (Amerika-Saudi-Israel) bisa melakukan... dan akan melakukannya," tulis editor senior Veterans Today Jim W. Dean, 10 Oktober lalu.

Tuesday 11 October 2016

35 Ribu Pemberontak Teroris Suriah Tewas

Indonesian Free Press -- Sebanyak 35.000 teroris-pemberontak Suriah tewas selama periode 27 Februari sampai 1 September 2016. Demikian klaim Rusia seperti dilaporkan Veterans Today kemarin (10 Oktober).

Deputi Menhan Rusia Anatoly Antonov mengumumkan bahwa selama periode tersebut koalisi yang didukung Rusia berhasil membebaskan 586 pemukiman dan 12.360 kilometer persegi wilayah yang diduduki pemberontak Suriah.

Rusia mulai terlibat dalam operasi militer di Suriah sejak September tahun lalu. Dengan dukungan Rusia tersebut, terutama dalam bentuk serangan udara, pasukan Suriah dan koalisi pendukungnya berhasil memukul mundur para pemberontak dari berbagai posisi. Rusia bahkan aktif dalam operasi pembebasan kota Kristen kuno Palmyra.

Monday 10 October 2016

Amerika Turun Gunung Setelah Koalisi Arab Gagal Total

Indonesian Free Press -- Amerika terpaksa harus 'turun gunung' dalam konflik Suriah setelah koalisi Arab yang dimotori Saudi Arabia dan Qatar mengalami kegagalan total karena sibuk bertengkar sendiri dan mengalami kehancuran di front Yaman.

"Setelah hancurnya kapal perang Uni Emirat Arab pada tanggal 1 Oktober, tentara negara-negara diktator-petrodollar segan untuk melanjutkan perang di Suriah dengan kekuatan sendiri. Adalah jelas bagi semua orang bahwa rudal yang menghancurkan kapal Uni Emirat itu adalah senjata yang sangat canggih yang tidak pernah terlihat di semua pertempuran. Rudal ini tidak ditembakkan oleh orang-orang Houthi atau para pendukung mantan presiden Ali Saleh, melainkan oleh Rusia yang secara diam-diam telah berada di Yaman sejak musim panas lalu," demikian tulis Thierry Meyssan di situs Voltairenet.org, 7 Oktober lalu.

Pendapat ini diperkuat setelah sehari kemudian, Sabtu (8 Oktober), Saudi Arabia yang panik, membom kerumunan orang-orang yang tengah berduka di Sana'a, mengakibatkan ratusan orang sipil tak berdosa tewas mengerikan.

Jadi Pengikut Kanjeng Dimas, Marwah Daud dan Jokowi Pantas Diperiksa

Indonesian Free Press -- Indonesia kembali digemparkan oleh urusan-urusan sepele sebagai manifestasi kepemimpinan negara yang dipegang oleh orang-orang yang tidak kompeten. Setelah pengakuan Freddy Budiman dan kasus AA Gatot, kini publik digemparkan oleh kasus Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Namun, berbeda dengan kedua kasus sebelumnya, kasus yang terakhir memiliki dimensi yang lebih luas, karena juga melibatkan Presiden JOkowi. Seperti banyak diberitakan di dunia maya, Dimas Kanjeng pernah dua kali bertemu dengan Presiden Jokowi di istana negara. Tidak jelas apa isi pertemuan tersebut, namun patut diduga ini berkaitan dengan masalah keuangan yang melanda pemerintahan Jokowi sehingga membuatnya kalap dan mengundang Kanjeng Dimas untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Seperti diketahui, Kanjeng Dimas dipercaya oleh orang-orang bodoh yang menjadi pengikutnya mampu menggandakan udang hingga triliunan rupiah. Mereka percaya begitu saja setelah melihat Kanjeng Dimas menggandakan uang dari balik bajunya serta melihat tumpukan uang dan batangan emas di rumahnya yang diklaim Kanjeng Dimas sebagai hasil dari kemampuannya mendatangkan uang dan emas.

Sunday 9 October 2016

MENGAPA SOEHARTO BUKAN TARGET PKI?

Indonesian Free Press -- HANTU PERTANYAAN INI LAH YANG MEMBUAT PARA PEMBENCI SOEHARTO MENGAIS-KAIS POTONGAN INFO APA SAJA, BAIK YANG BENAR MAUPUN YANG SALAH UNTUK MENCURIGAI PAK HARTO SEBAGAI DALANG G 30 S/PKI.

Jawaban paling bagus adalah memang target PKI bukan Soeharto. Target PKI adalah Yani-Nasution.

Jenderal-jenderal yang lain itu cuma dijadikan pelabi alias cover agar gerakan nampak sepenuhnya sebagai gerakan internal ANGKATAN DARAT.

Bisa dipastikan, Aidit sendiri tidak percaya ada-nya Dewan Jenderal yang bakal melakukan Kup terhadap Bung Karno. Aidit selalu sadar akan PROVOKASI ANGKATAN DARAT dan tidak mau gegabah untuk percaya akan adanya Dewan Jenderal itu.

Friday 7 October 2016

Rusia Kirim 3 Kapal Perang ke Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia mengirimkan tiga kapal perangnya ke lepas pantai Suriah di tengah-tengah ancaman serangan Amerika ke Suriah menyusul kegagalan gencatan senjata di wilayah konflik ini.

Seperti laporan Russia Today, kemarin (6 Oktober), korvet peluru kendali 'Mirage' telah meninggalkan pelabuhan Sevastopol untuk bergabung dengan gugus tugas Rusia di Mediterania timur atau di lepas pantai Suriah.

"Kapal perang ketiga Rusia, korvete ‘Mirage’ telah meninggalkan pelabuhan Sevastopol dan berlayar menuju Laut Mediterania untuk mendukung operasi anti teroris Rusia, Armada Laut Hitam Rusia mengkonfirmasi," demikian laporan itu menyebutkan.

‘Mirage’ merupakan bagian dari Armada Laut Hitam Rusia yang berpangkalan di Semenanjung Krimea. Ia adalah kapal ketiga yang dikirim Rusia ke Suriah paska kegagalan gencatan senjata setelah Amerika membom pasukan Suriah. Hanya dua hari sebelumnya Rusia mengumumkan pengiriman kapal perang ‘Serpukhov’ dan ‘Zeleny Dol’.

Thursday 6 October 2016

Amerika Pertimbangkan Serangan ke Suriah, Rusia Mengancam

Indonesian Free Press -- Amerika tengah mempertimbangkan dengan serius untuk menyerang Suriah setelah kegagalan gencatan senjata yang digagas Rusia dan Amerika. Sementara Rusia kembali mengancam akan memberikan reaksi keras atas langkah tersebut.

Seperti dilaporkan sejumlah media internasional Jum'at kemarin (6 Oktober) para pejabat keamanan tertinggi Amerika termasuk Presiden Obama, tengah mendiskusikan dengan serius langkah untuk menyerang Suriah.

“Salah satu usulan untuk mengatasi keberatan Presiden untuk menyerang Suriah tanpa mandat dari PBB adalah melakukan serangan itu secara diam-diam tanpa publikasi,” kata seorang pejabat tinggi Amerika yang tidak disebutkan identitasnya kepada Washington Post.

Menurut laporang tersebut sebuah rapat tingkat tinggi pejabat-pejabat keamanana Amerika telah dilangsungkan hari Rabu lalu dan akan diikuti dengan rapat Dewan Keamanan Nasional yang melibatkan Presiden Obama, pada akhir pekan ini.

Wednesday 5 October 2016

Rusia Pasang Rudal Anti-Ballistik dan Kerahkan Ribuan Personil Militer ke Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia telah memutuskan untuk memasang sistem pertahanan udara baru, Antey-2500, di Suriah dan mengerahkan ribuan personil militer di Suriah. Ini adalah jawaban yang tegas atas 'ancaman' Amerika kepada Rusia paska kegagalan gencatan senjata yang digagas kedua negara. Sejumlah media internasional memberitakan penggelaran sistem pertahanan udara yang merupakan varian dari S-300 itu.

"Kemenhan Rusia mengumumkan pada hari Selasa bahwa Rusia telah mengirimkan sistem rudal S-300 ke pangkalan lautnya di Tartus, sebuah langkah yang diklaimnya untuk meningkatkan keamanan," tulis Associated Press, Rabu kemarin (5 Oktober).

Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kemenhan Rusia melalui jubirnya, Igor Konashenkov.

Monday 3 October 2016

Gawat, Amerika-Rusia Siap Berperang di Suriah

Indonesian Free Press -- Lupakan dulu Jokowi-Ahok, tukang-tukang tipu proksi aseng dan asing. Kemarin Jokowi menginjak simbol negara dan Ahok memutar film porno di hari 'suci' Kesaktian Pancasila dan Tahun Baru Hijriah. Sehari sebelumnya Jokowi ngibul soal 'tax amnesty' yang katanya telah menarik dana segar ribuan triliun rupiah.

Dana segar sebanyak itu tentu tercatat di neraca pembayaran, menurunkan suku bunga, mendorong investasi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Alih-alih, pemerintah justru mengumumkan akan mencari utangan baru. Para pembohong hanya dipuji-puji oleh para idiot. Sebaik apapun orang bodoh, kelasnya hanya sedikit di atas orang gila. Mereka seperti pengikut AA Gatot dan Kanjeng Dimas. Dan begitulah Jokower dan Ahoker.

Lupakan para wayang, karena para dalang kini tengah berhadap-hadapan untuk berperang.

Sunday 2 October 2016

Kudeta Diam-Diam Ancam Perdamaian Suriah

Indonesian Free Press -- Apa yang terjadi di Suriah saat ini menunjukkan adanya 'kudeta senyap' di dalam pemerintahan Amerika yang pada akhirnya mengancam perdamaian Suriah, bahkan dapat memicu konflik yang lebih besar lagi ke negara-negara sekitarnya.

Hanya sehari setelah pengumuman gencatan senjata oleh Menlu Amerika John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov yang disertai dengan kesepakatan untuk menggelar operasi militer bersama kedua negara superpower untuk menumpas para terroris di Suriah, angkatan udara Amerika dan koalisi yang dipimpinnya membom pasukan Suriah di Deir Azzor, disusul dengan serangan terhadap konvoi kemanusiaan di Aleppo.

Kedua peristiwa itu terjadi setelah sejumlah pejabat Departemen Pertahanan Amerika mengungkapkan penolakannya terhadap perjanjian gencatan tersebut, terutama berkaitan dengan kerjasama militer dengan Rusia di Suriah. Menhan Ashton Carter bahkan mengatakan bahwa pihaknya 'akan mengikuti atau juga tidak mengikuti' gencatan senjata tersebut.

Negara-Negara Arab Masih Bermimpi Bisa Usir Rusia dari Suriah

Indonesian Free Press -- Negara-negara Arab pendukung pemberontakan Suriah masih bermimpin untuk bisa mengusir Rusia dari negara itu. Sementara Amerika lebih realistis bahwa impian itu sulit terjadi.

Editor Ian Greenhalgh dalam laporannya di Veterans Today, 27  September, menyebutkan bahwa para pejabat keamanan Amerika mengakui bahwa sejumlah negara Arab seperti Saudi, Qatar, dan Kuwait masih bermimpi untuk bisa mengusir Rusia dari Suriah. Untuk itu mereka siap menggelontorkan senjata-senjata modern kepada para pemberontak.

Seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika telah menyimpan sejumlah besar senjata rudal jinjing (MANPAD) bagi para pemberontak Suriah untuk menghadapi pesawat-pesawat tempur Suriah dan Rusia. Rudal-rudal tersebut telah dipesan oleh negara-negara Arab pendukung pemberontakan, yang sudah bosan dengan perkembangan konflik yang tidak menguntungkan mereka setelah terlibatnya Rusia dalam konflik.