Thursday 29 March 2018

*Cebong Biru Main Kayu*

Sampai hari ini (Kamis Pon, 29-03-2018) PDIP belum (tidak) memberikan dukungan tertulis atas Pencalonan Jokowi sebagai Capres 2019, meski secara lisan sudah. Orang sekitar Jokowi pun gerah. Anehnya, Cikeas juga ikutan gerah. Koq bisa ?
Mereka pantas gerah. Karena pernyataan "hitam di atas putih" adalah bukti kepastian sikap politik. Cikeas membutuhkan itu dari PDIP, agar jalan menuju Pasangan Jokowi-AHY makin mulus. Cikeas lebih berkepentingan atas "pernyataan tertulis PDIP" ketimbang PDIP itu sendiri.

Meski pendaftaran Paslon Capres-Cawapres masih empat bulan lagi (4-10 Agustus 2018), namun kepastian adalah kunci. Sebab dengan "kunci" itu, semuanya bisa dibuka. Tapi karena belum dapat "kunci", maka panik. Dan karena panik, Cikeas melakukan banyak manuver untuk mendapatkan kunci itu, kepastian itu.
Untuk memperolehnya, ternyata ada salah satu manuver Cikeas yang sejalan dengan orang-orang dekat Jokowi. "Titik Temu" itu ada di "Ancaman Kriminalisasi Para Pimpinan Partai Lewat KPK". Ya, mereka menjadikan KPK sebagai alat untuk mengancam, menekan bahkan memukul para Pimpinan Partai, agar mereka segera memastikan dukungan TERTULIS kepada Jokowi sebagai Capres 2019. KPK dijadikan "kayu" untuk memukul para Pimpinan Partai. Itulah yang Saya sebut "main kayu".
Tak heran jika beberapa hari terakhir ini nama-nama elite partai menghiasi pemberitaan korupsi. Ada nama Puan MaharaniPramono AnungZulkifli Hasan, bahkan Ibu Megawati Soekarnoputri juga sempat disinggung-singgung. Ini pertunjukan yang menarik. Moga-moga penonton terhibur menyaksikannya..
Bagaimana langkah-langkah "main kayu" itu ? Akun Twitter GuruSocrates@Guruscrates memaparkannya di bawah ini.
(Abdul Kholik)
👇👇
*"Terungkap @SBYudhoyono dan Jenderal Merah Otak Upaya Kriminalisasi Para Ketum Partai Melalui @KPK_RI Untuk Menekan Partai2 Agar Segera Capreskan Jokowi"*
By : GuruSocrates @guruscrates
28/03/2018 Jam 08:51 wib
(1). Manuver @KPK_RI menekan Partai Politik dengan menebarkan ancaman kriminalisasi terhadap elit politik, yang tujuannya agar partai2 mengusung Jokowi sebagai Capres. KPK telah menyalahgunakan wewenang dan melanggar UU. KPK jadi alat mafia politik.
(2). KPK sekarang dikendalikan oleh : SBY melalui anteknya Agus Rahardjo, LBP melalui Basaria dan Saut, CSIS melalui Alex Mawarta, JK melalui Laode M Syarif, Johan budi melalui Basaria/Saut dan Satgas2 KPK. KPK menebar ancaman ke partai2 agar Jokowi segera dicapreskan.
(3). KPK terbukti mengancam Zul Hasan, Muhaimin, Megawati, dll melalui berbagai kasus, baik yang nyata atau rekayasa. Jika penyalahgunaan wewenang @KPK_RI terus terjadi, semua partai terpaksa mengusung Jokowi. Manuver KPK ini sudah brutal dan keji. Menyabot demokrasi Indonesia.
(4). KPK terbukti menebarkan ancaman via Setnov agar menyebut Puan. KPK terbukti mulai ancam Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar. KPK terbukti melindungi SBY, Sudi dan Diah Anggraini selaku otak korupsi EKTP. Penyalahgunaan kewenangan @KPK_RI harus dihentikan.
(5). Kemarin penyalahgunaan wewenang @KPK_RI makin menjadi2 dengan minta diberi tugas untuk ikut menyeleksi Cawapres Jokowi. KPK benar2 telah jadi antek mafia politik. Rakyat harus menghentikan abuse of power oleh KPK ini. KPK makin rusak.
(6). KPK terbukti sampai hari ini tidak menahan Diah Anggraini, tidak memeriksa SBY dan Sudi terkait korupsi EKTP. KPK terbukti sampai hari ini tidak menetapkan Ahoksbg tersangka korupsi Sumber Waras. KPK terbukti sampai hari ini tidak menahan Emirsyah Satar, Budi Tjahjono, RJ Lino dll.
(7). Emirsyah Satar Dirut Garuda Indonesia sudah jadi tersangka sejak Januari 2017. Pengembangan korupsi dan pencucian uang. Emirsyah Satar dapat merembet ke Cikeas. KPK tidak menahan Emir diduga untuk melindungi keterlibatan Cikeas dalam korupsi Garuda. Agus Rahardjo antek SBY harus dipecat.
(8). Keterlibatan Agus Rahardjo berkolusi dengan SBY saat menjabat Kepala LKPP yang dengan sengaja mengabaikan pelanggaran dan KKN pada lelang proyek EKTP atas perintah SBY dapat jadi dasar pemecatannya dari Ketua KPK. Pertemuan ilegal SBY -Agus Rahardjo di Cikeas juga dasar pemecatan Agus.
(9). Agus Rahardjo telah terbukti conflict of interest pada kasus korupsi EKTP. Agus Rahardjo terbukti melanggar kode etik pimpinan KPK karena pertemuan ilegalnya dgn SBY di Cikeas. Agus Rahardjo melindungi keterlibatan SBY - Diah - Sudi dlm korupsi EKTP. Agus Rahardjo harus dipecat.
(10). KPK telah terbukti menjadi alat menyandera partai politik agar mendukung Jokowi sebagai Capres 2019. Jika KPK dibiarkan ditunggangi mafia politik, semua partai kecuali Gerindra, akan dukung Jokowi karena elit Partai dan Ketum Partai diancam jadi tersangka oleh KPK.
(11). Tanpa intervensi @KPK_RI mengancam ketum partai politik, dapat dipastikan hanya Nasdem dan @PDemokrat yg tetap mengusung Jokowi sebagai Capres 2019. Intervensi KPK harus dihentikan. Melanggar konstitusi dan UU. KPK jadi tunggangan mafia politik.
(12). Jika rakyat tidak bertindak tegas kpd KPK, maka pemberantasan korupsi hanya sia2.
Terbongkar , Rencana Kotor @KPK_RI Melindungi Diah Anggraini, Sudi Silalahi, SBY dan 13 Politisi Partai Demokrat. Terduga Korupsi EKTP" by @IreneViena - chirpstory.com/li/386835 via @chirpstory
(13). Pasti ! "Apakah Saat Itu Presiden SBY Tahu Menahu Soal Proyek E-KTP?" by @Proksi2000 - Chirpstory chirpstory.com/li/381479 lewat @chirpstory
(14). Sdh bau busuk ! "Awalnya Disangkal Mati2an, Akhirnya SBY melalui AHY Mengaku Bahwa Jokowi Bisa Jadi Presiden Karena SBY. Pengakuan Pengkhianatan @SBYudhoyono Kepada Rakyat Indonesia" by @IreneViena - Chirpstory chirpstory.com/li/386840 lewat @chirpstory.
Guru Socrares @guruscrates
26/03/2018 Jam 11:19 wib.
Dishare oleh Abdul Kholik
Kamis Pon, 29 Marer 2018 Jam 09.11
Baca Postingan Terkait ; *Membongkar Kesengajaan KPK 'Melindungi' Pelaku Utama Korupsi E-KTP* ;
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=352818391887601&id=312662402569867

1 comment:

Kasamago said...

Rakyat makin cerdas.. hanya Cebong yg tetap dalam kegelapannya