Cina dikabarkan berhasil melakukan ujicoba rudal balistik anti-kapal yang disebut-sebut sebagai "penghancur kapal induk" DF-21D. Keberhasilan tersebut menjadi kabar menakutkan bagi Amerika yang mengandalkan kekuatan militer-nya pada armada kapal induk.
Kabar tersebut dirilis oleh koran Thaiwan Wan China Times yang memiliki reputasi tinggi baru-baru ini. Pemerintah Cina sendiri belum memberikan pernyataan apapun atas kabar ini.
Laporan tersebut berawal dari temuan pada gambar satelit Google Earth yang dipublikasikan oleh forum diskusi online Argentina SAORBOATS. Gambar tersebut menunjukkan 2 lubang besar pada satu plaftorm sepanjang sekitar 200 meter yang terletak di tengah Gurun Gobi yang disebut-sebut sebagai bukti ujicoba rudal DF-21D.
Selama ini para pengamat militer dibuat penasaran oleh keberadaan rudal ini. Disebut-sebut bahwa rudal ini memiliki daya jangkau lebih dari 1.500 km sehingga membuat kapal-kapal induk Amerika tidak bisa mendekati daratan Cina untuk mengirimkan pesawat-pesawat pembomnya, otomatis membuat kapal-kapal induk Amerika kehilangan kekuatannya. Selain itu sebagai rudal balistik yang meluncur dari atmosfir dengan kecepatan ribuan kilometer per-jam hampir tegak lurus membuat rudal ini sulit untuk ditangkis sistem pertahanan apapun.
Satu kapal induk berharga lebih dari Rp 100 triliun dengan jumlah awak lebih dari 5.000 orang. Kehilangan satu kapal induk akan menjadi pukulan telak bagi Amerika dan mungkin akan mengubah 180 derajat cara pandang dan strategi militer Amerika sebagaimana Inggris setelah kehilangan 2 kapal tempurnya di Laut Cina Selatan setelah ditenggelamkan pesawat-pesawat pembom Jepang yang diluncurkan dari kapal induk dalam Perang Pasifik.
Yang menjadi persoalan adalah apakah Cina telah memiliki sistem pemandu yang akurat untuk menuntun rudal ke titik sasaran yang bagaikan satu titik kecil di tengah samudra? Dan selain akurat, sistem pemandu itu juga harus tahan terhadap serangan elektronik musuh.
Namun pesimisme tersebut telah dijawab oleh Iran, sekutu Cina yang telah mendapatkan banyak bantuan persenjataan Cina. Beberapa waktu lalu Iran berhasil melakukan ujicoba rudal balistik anti-kapal "Khalij Fars" yang berukuran lebih kecil dari DF-21D. Rudal ini diduga kuat memiliki sistem pemandu yang dipasok oleh Cina. Dengan kata lain ancaman yang diberikan rudal DF-21D terhadap militer Amerika bukan gertak sambal semata. Selain Cina dan Iran, sampai saat ini belum diketahui negara manapun yang telah memiliki rudal balistik anti-kapal, termasuk Amerika dan Rusia.
Tidak hanya harus kehilangan status sebagai negara terbesar secara ekonomi, tampaknya Amerika juga bakal kehilangan status sebagai negara terkuat secara militer. Dan kedua-duanya direbut oleh Cina.
REF:
"China Successfully Tests ‘Carrier Killer’ Missile In The Gobi Desert"; Robert Johnson; Business Insider; 25 Januari 2013
3 comments:
bg,
saya ingin tau bagaimana perkembangan di mali.?
trims.
Insya Allah nanti. Ditunggu ya.
ya..
pasti saya tunggu..!!
karena dari pandangan beberpa media lain kurang jelas pembahasannya.
Post a Comment