Meski tidak mengakuinya secara terang-terangan, apa yang dikatakan menlu Amerika John Kerry dalam konperensi "Friends of Syria" di Amman, Rabu (22/5) merupakan pengakuan bahwa Amerika telah kalah dalam petualangannya di Syria.
Dalam pertemuan tersebut Kerry meminta Presiden Bashar al Assad untuk "membuat komitmen untuk meraih kedamaian di Syria". Padahal selama ini para pejabat Amerika hanya menyuarakan satu suara: "Bashar al Assad harus hengkang dari kekuasaan".
Selain itu Kerry juga mengakui keberhasilan militer Syria di medan perang al Qusayr namun mengingatkan bahwa pertempuran belum berakhir. Dalam kesempatan tersebut Kerry juga mengancam Assad untuk tidak menyia-nyiakan itikad baik Amerika bagi tercapainya penyelesaian politik di Syria.
Berbicara dalam konperensi pers bersama menlu Jordania Nasser, Kerry menyinggung rencana konperensi internasional untuk Syria di Genewa bulan Juni mendatang yang menurut Kerry dilaksanakan untuk "menghentikan pertumpahan darah yang telah menelan nyawa puluhan ribu orang."
"Kami telah berkomitmen untuk mencoba bekerja malam ini untuk mencapai satu kesepakatan dalam pendekatan-pendekatan yang spesifik, untuk meraih kesatuan demi mengimplementasikan kesepakatan pertemuan Genewa pertama... yang akan memungkinkan rakyat Syria untuk memilih masa depan Syria," kata Kerry.
Pertemuan Genewa pertama digelar Juni tahun lalu dimana semua peserta sepakat demi terbentuknya pemerintahan sementara di Syria sebagai tahap awal penyelesaian krisis, namun tidak ada kesepakatan apakah Bashar al Assad boleh terlibat dalam pemerintahan sementara itu.
Pertemuan "Friends of Syria" di Amman, Jordania, dihadiri oleh para menlu negara-negara pendukung pemberontak, di antaranya Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Mesir, Yordania, Turki, Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab dan Amerika. Pertemuan tersebut diadakan untuk menyatukan visi para pendukung pemberontak dalam pertemuan Genewa kedua Juni mendatang yang digagas oleh Amerika dan Rusia.
PERANG AL QUSAYR DAN KETERLIBATAN HIZBOLLAH
Sementara itu militer Syria yang dibantu oleh milisi Hizbollah Lebanon pada hari Rabu (22/5) memulai operasi militer tahap kedua setelah sebelumnya berhasil merebut sebagian besar wilayah al Qusayr melalui operasi militer besar-besaran yang dimulai hari Minggu (19/5). Al Qusayr adalah wilayah strategis di utara Syria dekat perbatasan dengan Lebanon yang menghubungkan beberapa kota besar Syria seperti Homs, Tartus dan Damaskus. Sejak Februari tahun lalu kota ini diduduki pemberontak dan menjadi basis penumpukan kekuatan pemberontak yang menyusup dari Lebanon.
"Unit-unit militer berhasil menjaga keamanan dan stabilitas di daerah Akkari dan Tal Sarr dan terus memburu para pemberontak di Hamidiya," demikian laporan kantor berita Syria SANA.
SANA juga melaporkan bahwa tentara Syria berhasil menemukan beberapa terowongan yang selama ini digunakan sebagai jalur pengiriman logistik para pemberontak, serta meledakkan bom-bom yang dipasang pemberontak di pinggir-pinggir jalan dan di rumah-rumah penduduk sebagai jebakan. Beberapa hari lalu militer Syria juga menemukan kendaraan militer Israel beserta perlengkapan elektronik dan seragam selama pertempuran di al Qusayr.
Media Lebanon Al-Manar TV melaporkan bahwa pertempuran hebat terjadi di desa Basateen. Sedangkan desa Qazmaniya di timur Ghotta berhasil direbut militer.
"Tahap kedua akan menjadi kemajuan besar bagi penyelesaian perang ini," kata seorang pejabat militer Syria tentang perkembangan di Qusayr.
Menurut pejabat bersangkutan tujuan utama offensif kedua tersebut adalah memotong jalur evakuasi pemberontak yang digunakan untuk melarikan diri saat terdesak, memotong jalur logistik dan membersihkan bom-bom dan ranjau jebakan yang dipasang pemberontak.
Sebuah akun Facebook milik pemberontak bernama "Qusayr Coordinator" mengakui tewasnya komandan pemberontak bernama Bakr a-Mostafa alias "Qasyoun".
Militer Syria mengklaim berhasil menggagalkan beberapa upaya penyusupan pemberontak dari wilayah Lebanon untuk membantu pemberontak yang terdesak di al Qusayr.
Militer Syria mengklaim berhasil membunuh 500 pemberontak dan menawan ratusan lainnya selama operasi militer di al Qusayr.
Perang al Qusayr merupakan perang yang secara nyata melibatkan kekuatan Hizbollah. Meski tidak mengakui secara terang-terangan, Hizbollah tidak membantah keterlibatan personil-personil militernya di medan perang al Qusayr. Diperkirakan Hizbollah mengirimkan ratusan milisinya untuk membantu militer Syria.
REF:
"Kerry Admits Syria Gains in Qusayr, Urges Assad to Commit to Peace"; almanar.com.lb; 22 Mei 2013
"Battle for Qusayr: First Stage Ended Successfully, Second Stage Launched"; almanar.com.lb; 22 Mei 2013
"Battle for Qusayr: Terrorists’ Supply Routes Totally Cut"; almanar.com.lb; 23 Mei 2013
3 comments:
JANGAN SAMAKAN ANTARA SURIAH DAN LIBYA .....
Sgt membesar2 kan N Lebay
Alhamdulillah Alqusair telah direbut oleh Pasukan Pemerintah Suriah dan Hizbullah dari tangan pemberontak suriah yang pro zionis dan Amerika
Post a Comment