Sunday 12 July 2015

Kekacauan Dunia dalam Sebulan Terakhir

Indonesian Free Press -- Sudah lama blog ini menginformasikan bahwa saat ini dunia, tepatnya pada penguasa kegelapan di dunia, tengah mencari keseimbangan baru setelah konspirasi kejahatan mereka mulai diketahui publik berkat kemajuan teknologi informasi seperti internet.

Saya ingin memberi gambaran tentang perlunya sebuah keseimbangan baru yang menguntungkan para penguasa kegelapan.

Pada menjelang pergantian abad 19 ke abad 20, sentimen anti-yahudi sangat kuat terjadi di Eropa setelah munculnya kesadaran publik Eropa akan kejahatan ekonomi, sosial dan politik orang-orang yahudi yang secara de facto menjadi penguasa dunia. Sentimen anti-yahudi itu sebenarnya sudah terpupuk lama selama beratus-ratus tahun, namun tidak pernah muncul ke permukaan.

Karya sastra seperti 'Saudagar Venesia' karya Shakespearre merupakan salah satu bentuk sentimen anti-yahudi yang terekspresikan 'keluar'. Namun umumnya publik menyimpan sentimen itu di dalam hati, karena saat itu tidak ada saluran politik yang memungkinkan kecuali sudah dikuasai sepenuhnya oleh yahudi.

Sejak menjelang pergantian abad, sentimen itu sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Ekspresi kebencian kepada yahudi sudah disampaikan secara terbuka tanpa bisa dibendung. Jika tidak dikendalikan, kemarahan publik itu akan menghancurkan tatanan dunia yang sudah dikuasai para kapitalis yahudi, sekaligus menghancurkan eksistensi mereka.

Maka dirancanglah sejumlah peristiwa yang diharapkan bisa mengubur sentimen anti-yahudi itu kembali. Terjadilah sejumlah perang besar seperti Perang Krim, Perang Dunia I dan puncaknya Perang Dunia II. Hasil dari ketiga peristiwa itu adalah 'Holocoust Industry', yaitu suatu fenomena dimana sentimen anti-yahudi berubah menjadi ketakutan kepada yahudi, karena setiap ekspresi anti-yahudi akan dicap sebagai anti-semit dan dipastikan akan membuat seseorang masuk penjara dan kehilangan hidupnya. Di sisi lain, orang-orang yahudi justru mendapatkan previlege luar biasa. Selain berdirinya negara Israel, kekuasaan yahudi juga diformalkan melalui PBB dan organisasi-organisasi internasional seperti IMF, Bank Dunia.

Namun, sebelum ketiga perang besar itu tentu didahului dengan beberapa kekacauan yang sengaja diciptakan untuk mematangkan skenario perang-perang itu, di antaranya Malaishe atau krisis ekonomi dunia tahun 1920-an dan 1930-an yang mengiringi Perang Dunia II.

Begitu juga fenomena yang terjadi saat ini. Dalam sebulan terakhir terjadi sejumlah hal-hal aneh yang bisa disebut sebagai kekacauan, sebuah isyarat sebelum munculnya peristiwa tragedi yang lebih besar. Peristiwa-peristiwa itu adalah:

1. Ditutupnya perdagangan Bursa Saham New York (New York Stock Exchange) dan macetnya operasional peruahaan United Airlines serta Wall Street Journal karena 'kesalahan teknis yang bukan pekerjaan peretas'.

2. Anjloknya bursa saham Cina dengan nilai kerugian yang mencapai 15 kali GDP Yunani.

3. Peretas yang berhasil mengusai kendali rudal pertahanan udara Jerman. Tidak lama lagi peretas yang lain akan meluncurkan rudal nuklir.

4. Barack Obama yang 'keceplosan' mengatakan bahwa Amerika akan meningkatkan bantuannya kepada teroris ISIL.

5. Otoritas pencetak uang Amerika U.S. Mint mengumumkan habisnya koin American Eagle pada hari yang sama dengan anjloknya harga koin tersebut pada titik terendah.

6. Fenomena 'bulan berdarah' muncul di Amerika pada saat Mahkamah Agung mengesahkan perkawinan sejenis di seluruh Amerika.

7. NASA dan National Nuclear Security Administration melakukana kajian bersama tentang penggunaan nuklir untuk mencegah asteroid menabrak bumi.

8. Presiden Barack Obama mengeluarkan perintah rahasia '19 secret directives'. 

9. Paus Franciskus menyerukan dibentuknya 'tatanan dunia baru' yang adil.

10. Kebangkrutan Yunani yang mengancam eksistensi Uni Eropa.

11. Peleburan SCO dan BRICS, 2 kaukasus politik-ekonomi besar yang dimotori oleh Rusia dan Cina yang menjadi saingan kaukasus ekonomi-politik yang dipimpin Amerika.

Semua itu terjadi pada saat dunia menunggu momen-momen penting seperti pemungutan suara DK PBB bagi penentuan negara Palestina dan sangat krusial dalam proses perdamaian Timur Tengah, sementara Israel dan Amerika sudah menetapkan garis merah untuk tidak mengakui Palestina.

Sementara itu 2 konflik tengah berlangsung yang menempatkan kekuatan-kekuatan militer terbesar dunia saling berhadap-hadapan: Konflik Ukraina antara Rusia melawan Amerika dan NATO, serta Konflik Luat Cina Selatan antara Cina dengan Amerika.(ca)


Keterangan: Dirangkum dari berbagai sumber)

3 comments:

Unknown said...

Sengketa Laut Tiongkok Selatan antara Tiongkok Vs Amerika, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapur dan Brunei. Tetapi Singapura dan Brunei lebih banyak bersikap diam, tidak seperti Vietnam dan Filipina juga Malaysia yang berjuang memperkuat pertahanan dan jalur diplomasi.

Sengketa Laut Tiongkok Timur antara Tiongkok Vs Amerika, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.

Tiongkok masih menganggap Taiwan sebagai Provinsinya dan hubungan Tiongkok-Taiwan pasang surut, jika terjadi konflik maka Amerika dan Jepang sebagai sekutu akan membantu Taiwan.

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
gogo said...

Perang melawan Angkaramurka dlm Great Battle Barathayuda tak akan terhindarkan lg dizaman informasi saat ini..