Wednesday 21 December 2016

Mafia Yahudi Rusia, dari Gulag Sampai Dominasi Dunia (2)

Indonesian Free Press -- Donald Trump adalah produk sejati mafia yahudi Rusia (Kosher Nostra), meski IFP lebih menyukainya dibandingkan Hillary Clinton dengan gengnya yang terlibat skandal Pizzagate.

Tentu saja Sapi Marif cs. tidak akan faham skandal ini. Itu adalah skandal dimana diketahui Hillary dan kawan-kawannya, termasuk George Soros dan Barack Obama sering mengunjungi kafe pizza 'Pingpong' di dekat Gedung Putih, Washington DC. Di lantai bawah kafe ini tersedia berbagai 'layanan' khusus bagi para penyembah setan, seperti kegiatan-kegiatan seks menyimpang dan aksi-aksi sadistis dengan korbannya kebanyakan adalah anak-anak kecil.

"Ada beberapa ruangan dengan lemari pendingin misterius. Apa yang ada di dalamnya? Saya tidak ingin berspekulasi. Ini mungkin saja negeri 'Pembantaian di Texas dengan gergaji mesin'. Kita mendengar tentang 'ruang-ruang pembantaian', dan “peti mati-peti mati untuk anak-anak'. Pertanyaan: Dimanakah anak-anak yang menjadi korban skandal para penyembah setan ini? Mengapa tidak satupun dari mereka yang muncul untuk bersaksi tentang penyiksaan yang berkaitan dengan pizza? Atau, dimanakah mayat-mayat mereka? Jawaban: Tidak adanya mayat anak-anak adalah karena alasan sederhana, mereka telah dimakan!"

Demikian tulis DR. Lasha Darkmoon 'Pizzagate: Satanic Sex and Pedophilia in High Places' di blognya yang terkenal pada 10 Desember lalu. Semua itu tercantum dalam berkas penyelidikan FBI terhadap Hillary Clinton sebelum pilpres November lalu yang 'bocor' ke publik. Namun, karena pengaruh kuat kekuasaan, penyelidikan itu dihentikan begitu saja.

Kembali ke soal Kosher Nostra. Salah satu tokoh pengganti Meyer Lansky meski belum se-'besar' Lansky legasinya, adalah Marat Balagula. Awalnya setelah bermigrasi dari Rusia dengan dibantu orang-orang yahudi New York, ia membeli sebuah restoran di Brighton Beach, yang kemudian diberinya nama 'Odessa'. Tidak lama, restoran itu menjadi pusat perekrutan mafia-mafia yahudi Rusia. Mirip dengan kafe 'Pingpong' yang menjadi aktifitas para yahudi penyembah setan di Washington DC.

Balagula berhubungan erat dengan lembaga-lembaga zionis di wilayah itu seperti kelompok akfitis perempuan 'Hadassah', yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan amal dan penggalangan dana bagi orang-orang yahudi. Restoran ini kemudian juga menjadi tempat berkumpul para penguasa Brooklyn. Di sini, Balagula dan para mafia yahudi lainnya biasa menggelar "pengadilan rakyat', yang keputusan-keputusannya menjadi 'hukum'.

Dilindungi oleh 'kekuatan yahudi' dan pemerintah lokal, pengadilan ini bahkan menjadi lembaga yang lebih kuat dibandingkan pengadilan-pengadilan resmi di negara bagian New York.

Pada satu kesempatan di awal 'karier'-nya, Belagula dan seorang mitranya tertangkap di Bandara Chicago bersama uang khas di tangan mereka sebesar $175.000. Setelah diselidiki, uang tersebut diketahui sebagai bagian dari aksi pencucian uang kejahatan pemalsuan perhiasan. Di bawah hukum Amerika, keduanya terancam hukuman hingga 20 tahun. Namun, sebagaimana Ahok yang dilindungi kekuatan mafia Cina Indonesia, Belagula melenggang bebas dari jeratan hukum.

Seorang 'penghubung' antara mafia yahudi-Rusia dengan kekuasaan adalah Rabbi Ronald Greenwald. Ia adalah figur di balik kesuksesan Richard Nixon hingga terpilih menjadi Pesiden Amerika tahun 1972. Setelah keberhasilan itu, Nixon, presiden dari Partai Republik sebagaimana Donald Trump, menghadiahi Greenwald jabatan sebagai Penasihat Kepresidenan. Greenwald-lah yang menjadi pelindung Marc Rich, yahudi yang terkenal dengan kasus pencucian uang dan penggelapan pajak dan dikenal dekat dengan Presiden Bill Clinton. Hanya sehari sebelum meninggalkan Gedung Putih, kebijakan terakhir yang dilakukan Clinton adalah memberikan amnesti bagi Rich.

Namun kekuatan terbesar Belagula adalah kerajaan bisnis distribunyi minyaknya, yang mencakup transportasi minyak dan pompa-pompa bensin di wilayah Amerika Utara, Arab Saudi hingga Venezuela. Bila yahudi-yahudi penguasa produksi minyak dunia berada di belakang Hillary Clinton, Belagula dan penguasa jaringan distribusinya berada di belakang Trump.

Mafia Yahudi membangun infrastruktur perdagangan minyak yang membuat mereka tidak terkalahkan dan tidak tersentuh hukum. Mereka mempengaruhi media massa, membangun jaringan komunikasi global, mempekerjakan puluhan doktor ilmu keuangan, hukum hingga sains komputer dan matematika untuk menjalankan bisnis mereka dengan kekuasaan menjangkau seluruh pasar keuangan internasional.

Kemudian, nama kedua dari tokoh mafia yahudi Rusia adalah Semion Mogilevich yang lahir tahun 1946. Ialah yang menguasai jaringan prostitusi di Israel, dan karenanya juga jaringan prostitusi global. Di Israel, prostitusi adalah halal, kecuali jika para WTS-nya adalah orang-orang non-Yahudi. Maka, ribuan wanita Kristen kulit putih Eropa Timur yang negaranya dilanda ketidakstabilan, berbondong-bondong ke Israel untuk menjadi WTC. Sebagian dari mereka melakukannya dengan sukarela, namun sebagian besar lainnya adalah korban penculikan dan human traffiking. Mereka disukai orang-orang yahudi karena kecantikan mereka yang terkenal. Namun alasan lainnya adalah karena mereka adalah orang-orang Kristen.

Persetan dengan film 'Taken', yang menutup-nutupi kejahatan orang-orang yahudi sebagai dalang bisnis prostitusi dan human trafficking internasional dan menyalahkannya pada orang-orang Arab dan Islam.(ca)


(Bersambung)

Postingan berikut ttg Pizzagate dan pengakuan Rudy Guiliani. 
 

1 comment:

kasamago said...

Kekuatan besar yg tlh mengakar kuat, Hnya kekuatan Islam yg snggup melawannya