Indonesian Free Press -- Rakyat Amerika akhirnya menyadari bahwa ketegangan di Semenanjung Korea adalah kebodohan yang diberikan kepada mereka oleh para pemimpin jahat, bekerjasama dengan Amerika.
Sebagaimana dikabarkan, Amerika hendak memasang sistem pertahanan rudal THAAD di Korea Selatan (Korsel) menyusul ketegangan yang diciptakannya dengan Korea Utara. Namun, untuk itu semua rakyat Korea Selatan hasur membayar $1 miliar atau lebih dari Rp13 triliun. Dan karena itulah maka rakyat Korsel menolak.
Seperti dilaporkan Jonas E. Alexis di Veterans Today, 29 April, ratusan warga Korsel menolak rencana pemasangan THAAD dengan menggelar aksi demonstrasi di ibukota dan kota Seongju. Di antara mereka membawa spanduk bertuliskan kecaman atas rencana tersebut: “No THAAD, No War” dan “Hey, Amerika, apakah kamu teman atau penjajah?”
Para demonstran pun bentrok dengan polisi dan tentara ketika mereka melempari kendaraan angkut militer.
Sebelumnya, Presiden Amerika Donald Trump mempertanyakan mengapa Amerika harus membiayai pemasangan THAAD senilai $1 miliar. Sedangkan Kim Ki-jung, penasihat luar negeri untuk kandidat Predsiden Moon Jae-in Moon sekaligus profesor di Yonsei University, menyebut pembelian THAAD adalah kebodohan.
“Bahkan jika kita harus membeli THAAD, pengoperasiannya masih harus ditangani oleh Amerika. Jadi, membeli (THAAD) adalah pilihan yang tidak mungkin," kata Kim.
Bahkan Cina pun mengkritik pemasangan THAAD, menyebutnya sebagai hal yang 'membahayakan keamanan nasional Korea' sendiri.
Publik Korea Selatan menyadari bahwa yang diuntungkan oleh pemasangan rudal THAAD adalah kontraktor-kontraktor militer Amerika dan para pejabat Amerika, bukan warga Korsel sendiri.
"Dengan kata lain, perang yang berkelanjutan, kebencian yang berkelanjutan dan kematian-kematian yang berkelanjutan menguntungkan sekelompok orang. Seperti ISIS, adalah baik bagi para kontraktor yang mendapatkan keuntungan darinya. Dilaporkan bahwa Amerika menjual senjata senilai $300 juta kepada orang-orang Kurdi (untuk melawan ISIS),” tulis Alexis.
Di sisi lain, Alexis menyebut Trump dan para pejabatnya sebagai orang-orang bodoh yang tidak mau belajar dari bencana yang dialami dalam Perang Iraq, Afghanistan, dan Libya.
"Seperti kata teman saya Mark Dankof kepada Press TV baru-baru ini, Trump adalah 'orang yang berbahaya.... dan saya melihat bencana global yang bakal dibawanya,” tambah Alexis.
Menurut Alexis, Amerika dikendalikan oleh para zionis yang menolak segala bentuk manifestasi kebenaran dan kebaikan yang bersumber dari Tuhan. Itulah sebabnya Amerika selalu menolak keinginan Rusia untuk berunding dan bekerjasama bagi kedamaian dunia.
"Moral dan perdamaian politik bertentangan dengan idiologi Neoconservatif, dan itulah sebabnya tidak ada manusia yang memahami mengapa Washington menolak melakukan dialog yang rasional dan praktis dengan negara lain yang tidak disukainya. Washington menginginkan perang dan pertumpahan darah karena regim Israel mendiktekan apa yang mereka maukan. Trump membiarkan hal itu terjadi, dan ini adalah sesuatu yang berbahaya."(ca)
1 comment:
Konyol.. yg minta pasang siapa yg disuruh bayar siapa.
Wajar bila publik Korsel.. org ga waras jg paham yg konyol siapa
Kali ini, Korut yg benar
Post a Comment