Thursday, 11 September 2008
Kebohongan Jurnalisme yang Terbongkar
Dua tahun lalu media massa di seluruh dunia, termasuk media massa Indonesia yang hanya mengcopy-paste media barat, gempar dengan pernyataan Presiden Iran Ahmadinejad yang akan “menghapus Israel dari muka bumi”. Menyusul ramai-ramai tuduhan media massa itu para pemimpin politik negara-negara barat mengecam pedas Ahmadinejad. Tidak hanya kecaman, kebijakan politik baratpun pun semakin keras kepada Iran.
Beberapa pihak yang lebih bijaksana mengkritik berita tersebut sebagai tidak berdasar. Hal ini berdasarkan karena kenyataan bahwa di Iran sendiri pemerintah melindungi hak-hak warga Yahudi yang minoritas. Di Iran terdapat sekitar 25.000 warga keturunan Yahudi yang hidup aman tenteram. Bahkan mereka mendapat hak perwakilan di parlemen Iran.
Banyak saksi mata yang hadir dalam acara konperensi pers Ahmadinejad –waktu membuat pernyataan tentang “penghapusan Israel”-- juga membantah berita-berita media massa tersebut. Menurut mereka Ahmadinejad hanya mengatakan bahwa ia percaya “seiring berjalannya waktu Israel akan berakhir sebagaimana Uni Sovyet”.
Dan kini terbuka sudah kebohongan berita-berita tentang pernyataan Presiden Iran tersebut setelah stasiun televisi C-Span menyiarkan secara utuh copy acara 60 Minutes yang aslinya disiarkan stasiun televisi CBS Amerika dua tahun lalu. Acara paling populer di Amerika itu ternyata melakukan penipuan publik dengan menghapus penjelasan Ahmadinejad tentang kontroversi pernyataannya tersebut. Akibat penghapusan tersebut publik Amerika mendapatkan persepsi bahwa Ahmadinejad benar-benar membuat pernyataan “penghapusan Israel”.
Wawancara itu sendiri sebenarnya sangat menarik karena sangat jelas bahwa Ahmadinejad merasa diintimidasi oleh pembawa acara 60 Minutes, Mike Wallace. “Saya merasa Anda marah kepada saya,” kata Ahmadinejad kepada Wallace dalam wawancara tersebut. Dalam kesempatan lain Ahmadinejad mengatakan, “Anda bebas mengajukan pertanyaan apa saja kepada saya, maka berikanlah saya kebebasan untuk menjelaskan menurut apa yang ada di pikiran saya.”
Potongan translasi wawancara tersebut lengkapnya adalah sbb:
WALLACE: …. Anda masih belum menjawab pertanyaan saya. Israel harus dihapuskan dari muka bumi. Mengapa?
AHMADINEJAD: Jangan terburu-buru. Saya akan sampai pada penjelasan itu.
WALLACE: Saya tidak terburu-buru.
AHMADINEJAD: Menurut saya pemerintah Israel adalah pemerintahan palsu. Mungkin Anda menginginkan saya mengatakan apa yang Anda inginkan saya untuk mengatakan?
WALLACE: Tidak.
AHMADINEJAD: Kalau memang demikian, saya harap Anda bersabar.
WALLACE: Saya katakan, saya akan bersabar.
AHMADINEJAD: Mungkin kata-kata ini tidak mengenakkan Anda tuan Wallace.
WALLACE: Mengapa? Kata-kata apa yang tidak ingin saya dengarkan?
AHMADINEJAD: Karena saya merasa Anda marah kepada saya.
WALLACE: Tidak, saya tidak bisa lebih senang bisa duduk bersama Presiden Iran.
AHMADINEJAD: Menurut saya pemerintah Israel adalah pemerintahan yang palsu …
(selanjutnya perkataan Ahmadinejad dihapuskan dalam siaran. Perkataan itu adalah:)
.… dan saya sudah mengatakan solusinya. Solusinya adalah demokrasi. Kami pernah mengatakan: biarkan rakyat Palestina mengadakan referendum untuk menentukan masa depan mereka. Apa yang kami katakan adalah demi perdamaian yang berkelanjutan. Kami menginginkan perdamaian di dunia. Perdamaian yang berkelanjutan hanya bisa tercapai jika keinginan rakyat terpenuhi. Jadi kami menganggap biarkan rakyat Palestina melakukan referendum untuk menentukan pemerintah yang diinginkan, dan tentu saja, perang juga akan berhenti. Mengapa Israel menolak proses ini berlangsung? Bahkan pemerintahan yang dipilih sendiri oleh rakyat Palestina (secara demokrasi) diserang setiap hari, dan para pejabatnya dibunuh dan ditangkapi. Kemarin ketua parlemen yang dipilih oleh rakyat Palestina ditangkap. Tidakkah Anda keberatan? Sampai kapan hal ini akan berlangsung?
(Pernyataan selanjutnya kembali disiarkan:)
Kami yakin masalah ini harus dipecahkan secara mendasar. Saya percaya pemerintah Amerika secara membabi buta telah mendukung pemerintahan penjajah (Israel). Amerika harus mengakhiri dukungan itu, membiarkan rakyat Palestina menentukan pemerintahnya sendiri. Siapapun yang terpilih, biarkan saja. Maka hasilnya adalah apa yang Anda katakan tadi.
WALLACE: Saya maksud saling menghargai. Mari kita sepakat. Saya akan mendengarkan jawaban Anda secara lengkap jika Anda mau menjawab semua pertanyaan saya. Namun saya khawatir kita akan kehabisan waktu.
AHMADINEJAD: Baik, Anda bebas bebas mengajukan pertanyaan apa saja kepada saya, selama saya diberi kebebasan untuk menjelaskan menurut apa yang ada di pikiran saya.”
Jutaan rakyat Amerika dan dunia yang menyaksikan siaran ini menyangka telah melihat wawancara keseluruhan, namun ternyata tidak. Ahmadinejad, jauh dari sangkaan orang tidak pernah mengancam Israel dengan senjata. Ia justru mengusulkan demokrasi sebagai solusi masalah Palestina-Israel. Perhatikan juga bahwa Wallace berjanji kepada Ahmadinejad untuk menyiarkan seluruh pernyataannya sementara kenyataannya justru menghapus pernyataan Ahmadinejad yang paling penting.
Inilah yang terjadi setiap hari atas rakyat Amerika. Mereka tidak pernah mendapat informasi yang sebenarnya karena seluruh media massa dikendalikan oleh sekelompok orang yang mendapatkan keuntungan dari konflik-konflik yang ada di seluruh dunia. Sekelompok orang itu pulalah yang telah mendorong Amerika melakukan perang ilegal di Afghanistan dan Irak hingga menguras pundi-pundi keuangan pemerintah dan rakyat Amerika dan mengorbankan nyawa ribuan pemuda Amerika. Sementara sekelompok orang itu mendapatkan keuntungan tidak terhingga dengan menjadi penyuplai kebutuhan perang Amerika.
Dunia sebenarnya telah memiliki pengalaman sangat banyak tentang peran media massa sebagai provokator perang. Mereka telah menjadi provokator semua peperangan di dunia seperti Perang Krim, Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Terorisme. Kinipun mereka tengah memprovokasi Amerika dan barat untuk berperang melawan Rusia dan Iran.
No comments:
Post a Comment