Tuesday, 2 September 2008
PERSELINGKUHAN POLITIK GAYA AMERIKA
Dalam tulisan ini saya ingin menggambarkan betapa perselingkuhan antara kapitalis, politisi dan kriminalis begitu menguasai sendi-sendi kehidupan Amerika, negara yang begitu banyak dipuja-puji orang, termasuk di Indonesia hingga Presiden SBY pun mengatakan Amerika adalah negara keduanya. Bahan-bahan utama tulisan ini diambil dari buku karya Michael Collins Piper, The New Jerussalem.
Keluarga Bronfman, sebagaimana sebagian besar Yahudi Amerika lainnya, bermigrasi dari Eropa di bawah perlindungan keluarga bankir internasional asal Jerman, Rothschild pada akhir abad 20. Di bawah pimpinan Sam Bronfman, keluarga ini memulai bisnisnya dengan membuat dan memperdagangkan minuman keras, termasuk pada masa dimana minuman keras masih dilarang di Amerika pada tahun 1920-an dan 1930-an. Dengan kata lain, keluarga ini menjalin hubungan dekat dengan kelompok mafia Amerika pengedar minuman keras yang saat itu dipimpin oleh Yahudi kelahiran Rusia, Meyer Lanski dan mitra Yahudinya Benjamin “the Bugsy” Siegel serta dua mitra Italia-nya, Charles Luciano dan Frank Costello. (Kiprah gang mafia ini bisa dilihat dalam film The Mobster dan film Bugsy yang cukup populer pada tahun 1990-an karena dibintangi oleh bintang-bintang top Hollywood).
Koneksi Bronfman-Lansky begitu kuatnya sehingga tidak ada seorangpun bisa sukses bisnisnya di sebagian besar kota metropolitan di Amerika, tanpa bantuan mereka. Bahkan bandit legendaris Al Capone pun, dalam jaringan bisnis Bronfman-Lansky, tidak lebih dari seorang Kapten yang menguasai sebagian wilayah kota Chicago.
Dalam biografi Lansky, Meyer Lansky: Mogul of the Mob, penulis Dennis Eisenberg menyebutkan bahwa Benjamin Siegel menyelamatkan Capone saat menjadi buron kasus pembunuhan di New York. Selanjutnya Lansky dan Siegel mengirim Capone ke Chicago untuk bergabung dengan kaki tangan Lansky di sana, Johny Torrio. Pimpinan gangster di Chicago, “Big Jim” Colosimo, adalah mitra sekaligus saingan Lansky. Suatu saat Collosimo, yang tidak menyukai orang Yahudi dan sering menyatakannya secara terbuka, memutuskan pisah dengan gang Bronfman-Lansky dan mendirikan bisnisnya sendiri dengan berkonsentrasi pada perdagangan obat bius dan prostisusi serta meninggalkan bisnis minuman ilegal. Keputusan itu memukul bisnis minuman Bronsfman-Lansky sehingga mereka mengirimkan Capone untuk menghabisinya. Sejak saat itulah Al Capone muncul sebagai pimpinan mafia Chicago dan menjadi sosok yang terkenal.
Pimpinan keluarga Bronfman saat ini adalah Edgar Bronfman yang lama menjadi ketua World Jewish Congress. Saat ini ia terlibat dalam upaya pencairan dana miliaran dolar di beberapa bank di Swiss yang diklaimnya sebagai harta orang-orang Yahudi yang dirampas oleh regim Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Meski media massa tidak pernah menyinggung bagaimana uang itu menumpuk, keterlibatan Bronfman memberikan indikasi lain. Umum mengetahui bahwa sebagian besar kekayaan Bronfman berasal dari bisnis ilegal sebelum dan selama Perang Dunia II. Banyak orang di Amerika juga mengetahui, sindikat mafia menggunakan perbankan Swiss untuk menyembunyikan kekayaannya. Singkat kata, harta yang diklaim Bronfman tidak lain adalah “uang haram” hasil bisnis ilegal.
Putra Sam Bronsfman, Edgar Bronfman, tidak kalah berkuasa dibandingkan ayahnya. Ia menguasai Universal Studios, salah satu raksasa dalam industri film dan musik, beserta anak-anak perusahaannya.
Kekayaan lain keluarga Bronfman selain perusahaan minuman Seagram adalah Du Pont, salah satu perusahaan raksasa di Amerika. Selain itu adalah: Campbell Soup, Schlitz Brewing, Colgate-Palmolive, Kellog, Nabisco, Norton Simon, Quaker Oats, Paramount Pictures dan Warrington Products. Keluarga Bronfman juga bergerak di bidang ritel dan developer yang berserak di seluruh Amerika dan Kanada.
Di bidang politik keluarga ini berada di belakang kesuksesan karier “senator yang jujur dan reformis” terkenal asal Arizona yang kini menjadi kandidat presiden, John McCain.
McCain memulai karier politiknya setelah menjadi menantu Jim Hensley, seorang tokoh kontroversial yang bekerja untuk keluarga Bronfman dengan menjadi pimpinan perusahaan distributor minuman bir di kota Phoenix, Anheuser-Busch. Hansley memulai kariernya di kerajaan Bronfman dengan menjadi pegawainya Kemper Marley yang sampai meninggal tahun 1990 dalam usia 84 tahun merupakan figur penting penentu kebijakan politik di Arizona. Namun sebenarnya Marley tidak lain salah satu tangan kanan bos mafia Meyer Lansky di Arizona, bersama-sama dengan Gus Greenbaum. Pada tahun 1941 Greenbaum mendirikan Transamerica Publishing and News Service, yaitu perusahaan jaringan penerbit dan suratkabar yang melayani seluruh negara. Pada tahun 1946 Greenbaum menyerahkan urusan operasionalnya kepada Marley dan mulai fokus pada pengembangan bisnis kasino di Las Vegas setelah Lanksy mengeksekusi Benjamin “the Bugsy” Siegel karena kecurangannya. Namun nasib Greebaum pun setali tiga uang. Setahun kemudian ia dan istrinya dibunuh dengan cara mafia: digorok lehernya. Sementara itu Marley mengembangkan bisnis minuman kerasnya hingga menjadi usaha monopoli di Arizona. Namun usaha itu sudah pasti tidak akan berhasil tanpa dukungan keluarga Bronfman yang menjadi supplier dan penyandang dananya.
Pada tahun 1948 polisi menangkap 52 anggota Marley, termasuk sang mertua McCain, namun Marley dan Bronfman tidak tersentuh. Penjara bagi Hensley rupanya menjadi “hikmah” baginya. Sekeluarnya dari penjara Marley membalas kesetiaannya dengan mendirikan perusahaan Anheuser-Busch untuk Hensley. Selain bisnis minuman keras, Helsey juga mengembangkan bisnis judi lomba balap anjing dan membangun stadion balap anjing bersama Emprise Corp milik keluarga Jacobs, tangan kanan keluarga Bronfman lainnya yang berbasis di kota Buffalo.
Pada tahun 1976 seorang reporter, Don Bolles, meninggal dalam sebuah ledakan bom mobil setelah mengekspos sepak terjang Jim Hensley.
Jadi meskipun John McCain secara langsung tidak terkait dengan bisnis ilegal mertuanya, tidak bisa tidak ia berhutang jasa kepada mertuanya itu sebagimana juga kepada keluarga Bronfman. Sebagai imbalannya, McCain menjadi seorang politisi yang sangat vokal mendukung Israel dan kaum Yahudi.
Yang mungkin paling mengejutkan adalah bahwa keluarga Bronfman juga terkait dengan pembunuhan presiden John F Kennedy. Kematian Kennedy sendiri sampai sekarang masih menjadi pertanyaan meskipun Komisi Warren yang ditunjukan pemerintah untuk menyidiki telah memutuskan Lee Harvey Oswald sebagai pembunuh tunggal Kennedy. Beberapa penyidikan tidak resmi menemukan fakta-fakta lain yang tidak diungkapkan Komisi Warren dan mengambil kesimpulan yang berbeda dengan komisi resmi itu. Kasus itu sendiri berjalan sangat aneh. Lee Harvey Oswald yang ditangkap seusai penembakan dan tengah dalam perjalanan mengikuti penyidikan ditembak mati di depan petugas keamanan oleh anggota mafia Jack Rubi. Jack Rubi pun langsung meninggal ditembak petugas keamanan setelah melaksanakan “tugasnya”.
Faktanya adalah Clay Shaw, seorang direktur Permindex, perusahaan bentukan Israel di Amerika dan dipimpin tangan kanan keluarga Bronfman, Louis Bloomfield, menjadi salah satu tersangka kasus tersebut. Selain itu Jack Rubi sendiri adalah seorang pegawai keluarga Bronfman. Fakta lainnya adalah pengusaha minyak, Jack Crichton, salah seorang mitra dekat keluarga Bronfman, menjalin hubungan dengan janda mendiang Lee Harvey Oswald. Sementara itu lawyer John McCloy, salah seorang anggota Komisi Warren adalah seorang direktur Empire Trust, salah satu perusahaan milik keluarga Bronfman.
Para penyidik kasus Kennedy sempat mengindikasikan adanya seorang misterius yang disebut “Bos Minyak Texas” sebagai salah satu dalang pembunuhan Kennedy. Kenyataannya adalah Sam Bronfman adalah seorang “Raja Minyak Texas” yang membeli Texas Pacific Oil tahun 1963. Sedangkan salah seorang anggota Komisi Warren lainnya, Allen Dulles, mantan Direktur CIA serta saudara mantan Menlu John Foster Dulles, adalah penasihat hukum perusahaan milik putri Sam Bronfman, Phyllis.
Upaya penggelapan kasus Kennedy, selain di oleh Komisi Warren, juga didukung oleh media-media massa yang notabene milik orang-orang Yahudi, di antaranya surat kabar milik keluarga Newhouse, The New Orleans Times Picayune. Surat kabar ini gencar menyerang jaksa wilayah distrik New Orleans, Jim Garrison, yang dengan berani memeriksa Clay Shaw, eksekutif perusahaan milik orang-orang Yahudi, Permindex berkaitan dengan kasus pembunuhan Kennedy. Selain itu penerbit Random House, juga milik keluarga Newhouse, menerbitkan buku yang mendukung kesimpulan Komisi Warren karangan Gerald Posner, Case Closed.
Kasusnya semakin menarik karena selain dimiliki oleh keluarga Bronfman, Permindex juga dimiliki bersama oleh Banque De Credit Internationale yang dimiliki oleh Tibor Rosenbaum, boss dinas intelegen Israel, Mossad. Bank yang berbasis di Swiss itu juga merupakan “mesin pencuci uang” bagi sindikat mafia pimpinan Meyer Lanski dan keluarga Bronfman. Sedangkan CEO Permindex, Louis Bloomfield adalah salah seorang tangan kanan keluarga Bronfman dan Lanski.
Ahli hukum asal New York, John Klotz, menulis dalam majalah Spy edisi Maret/April 1995 sebuah pertanyaan: Apakah Newhouse memiliki informasi sebenarnya tentang pembunuhan Kennedy? Selama 30 tahun lebih Newhouse dan kerajaan medianya telah memaiankan peran yang unik atas kontroversi kejadian pembunuhan Kennedy. Tulisan itu diakhiri dengan pertanyaan: Apakah yang menyebabkan Newhouse begitu gigih meng-cover kasus Kennedy? Alasan “mencurigai” keterlibatan Newhouse dalam pembentukan dan pembelokan opini tentang kematian Kennedy setidaknya ada satu hal: Random House sering menerbitkan buku-buku CIA terutama yang terkait dengan kasus Kennedy. Adapun motif pembunuhan terhadap Kennedy tidak lain adalah karena menentang usaha Israel untuk membuat bom nuklir. Hal itu tentu saja membuat orang-orang Yahudi sangat marah. Tidak kurang Perdana Menteri Israel Ben Gurion sendiri mengatakan keberadaan Kennedy adalah bahaya bagi Israel.
Film box office berjudul JFK garapan sutradara kenamaan, Oliver Stone, tidak menyebutkan detil dari fakta-fakta tersebut di atas. Hal ini, menurut Michael Collins Piper dalam bukunya Final Judgement, tidak lain karena film tersebut dibiayai oleh Arnon Milchan, keturunan Yahudi yang terlibat dalam penyelundupan material nuklir ke Israel.
Pada tahun 1997, American Library Association menyelenggarakan “Pekan Buku Terlarang” dimana Michael Collins Piper diundang sebagai salah satu pembicara seminar dengan topik pembunuhan Kennedy. Anti-Demafation League (ADL), salah satu organ Yahudi terpenting di Amerika lengsung mengadakan berbagai aksi, termasuk aksi-aksi demo dan teror kepada panitia untuk membatalkan acara tersebut. ADL merasa khawatir para pelajar dan mahasiswa yang mengikuti acara tersebut akan menganggap serius analisa Piper. Namun ironisnya ADL percaya bahwa para pelajar dan mahasiswa Amerika cukup dewasa untuk mati berperang di Afganistan dan Irak membela Israel.
Kembali ke persoalah mafia Yahudi Amerika. Saat rekan-rekan mereka mafia Italia diberangus oleh aparat keamanan Amerika, Meyer “Sang Raja Gangster” Lanski dengan mudahnya memindahkan bisnisnya ke Israel. Adapun keluarga Bronfman, tetap tinggal sebagai keluarga terhormat dan berpengaruh di Amerika, hingga sekarang. Bahkan kekuasaan Bronfman seakan tidak terhingga karena ternyata ia adalah anggota “The Billionaire Gang of Four”, gang empat keluarga Yahudi yang menguasai media massa dunia dengan Rupert Mucdoch sebagai operatornya. Anggota gang itu, selain Murdoch adalah Rothschild, Oppenheimer, dan Bronfman. Gang ini menguasai saham media-media massa besar di dunia, termasuk New York Times, Time, Newsweek, Washington Post, Weekly Standard, US New & World Report. Di Indonesia gang itu telah menguasai salah satu stasion televisi nasional yang didirikan oleh keluarga Bakrie, ANTV.
Dan kini, setelah Tragedi WTC, sepak terjang keluarga Bronfman dalam pemerintahan semakin merajalela. Belum lama ini Stephen Herbits, mantan eksekutif perusahaan milik keluarga Bronfman, Seagram, telah ditunjuk pemerintah Amerika dengan tugas khusus: menyeleksi promosi dan penunjukan pejabat-pejabat pertahanan Amerika dalam rangka mengontrol para jendral Amerika agar tetap loyal kepada kebijakan pro-Israel.
(Keterangan poto: Edgar Bronfman bersalaman dengan Hillary Clinton disaksikan Presiden Bill Clinton)
No comments:
Post a Comment