Thursday, 29 January 2009
BOM PANAH, PEMBUNUH KEJI ISRAEL YANG LAIN
Bom fosfor putih, DIME, dan depleted uranium? Itu adalah senjata-senjata pemusnah massal ilegal yang hanya pernah digunakan Israel (dan Amerika) dalam peperangan. Namun daftar senjata pemusnah massal yang digunakan Israel terhadap rakyat sipil tidak berhenti sampai di situ. Kini terbukti Israel juga menggunakan senjata yang tidak kalah keji, bom panah.
Bom ini berupa logam-logam besi sepanjang 4 cm berbentuk anak panah yang dimasukkan ke dalam bom konvensional. Sebanyak 5.000 sampai 8.000 anak panah besi kecil itu biasanya dimasukkan ke dalam peluru tank, mortir atau meriam. Bom akan meledak di udara menyemburkan anak-anak panah berkecepatan tinggi ke area seluas 3 hektar.
Bom ini sebenarnya dirancang untuk peperangan di dalam hutan atau semak-semak dan dilarang keras untuk digunakan dalam perang kota karena membahayakan penduduk sipil. Namun Israel, seperti biasa tidak peduli dengan etika maupun norma-norma perang yang berlaku di dunia. Bom-bom itu digunakan Israel dalam peperangan di Gaza baru-baru ini.
Amnesti Internasional awalnya hanya mendengar desas-desus penggunaan senjata ilegal tersebut. Namun setelah melakukan penyidikan singkat ditemukan banyak bukti nyata yang tidak bisa dibantah Israel.
Sebagai contoh pada tanggal 5 Januari di Izbat Beit Hanoun, sebuah desa di barat daya kota Beit Hanoun, beberapa bom panah ditembakkan Israel di tengah-tenah jalan raya membunuh dua warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Wafa' Nabil Abu Jarad, seorang ibu muda berumur 21 tahun yang tengah hamil, menjadi korban yang tewas dalam serangan itu. Menurut suami Wafa' saat itu keluarganya tengah minum-minum teh di depan rumah ketika bom-bom panah meledak di udara. Wafa dan suaminya serta seluruh keluarga segera berlari masuk rumah begitu terdengar ledakan. Namun Wafa' dan beberapa anggota keluarga lainnya terkena terjangan panah besi. Wafa' langsung tewas dan anggota keluarga lainnya mengalami luka-luka.
Pada hari yang sama seorang remaja berumumr 16 tahun, Islam Jaber Abd-al-Dayem tertembus panah besi di lehernya. Ia segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif namun meninggal tiga hari kemudian. Saudara Islam, Mizar, terkena panah di punggungnya dan kini masih menjalani perawatan intensif dengan panah besi masih manancap di tulang punggungnya.
Sementara itu pada tanggal 7 Januari di desa al-Mughraqa, sebuah bom panah meledak di rumah Atta Hassa Aref Azzam yang tengah duduk-duduk bersama dua anaknya yang masih berumur 13 dan 2,5 tahun. Azzam dan kedua anaknya meninggal seketika. Ketika tim Amnesti Internasional mengunjungi rumah tersebut mereka menemukan dinding rumah penuh dengan darah dan anak panah besi yang menancap kuat.
No comments:
Post a Comment