Sunday, 15 February 2009

BUKU YANG MENGGUNCANGKAN ISRAEL


Bagaimana jika orang-orang Palestina yang kini dijajah oleh Israel ternyata adalah bangsa yang disebut-sebut dalam kitab Perjanjian Lama sebagai "Anak-anak Israel" alias pewaris asli tanah Palestina, dan orang-orang Israel hanyalah turunan tidak asli karena telah bercampur baur dengan darah bangsa-bangsa lain?

Bagi orang Israel, mengabdikan diri menjadi budak orang-orang Palestina sepanjang sisa hidup belumlah cukup untuk menebus dosa atas penindasan yang telah mereka lakukan terhadap orang-orang Palestina. Dan kenyataan pahit inilah yang tengah dihadapi oleh orang-orang Israel menyusul terbitnya buku "When and How Was the Jewish People Invented?" karangan ilmuwan Israel Shlomo Zand.

Sejak diterbitkan tahun lalu, buku ini menjadi sebuah fenomena dan menjadi buku terlaris di Israel selama 19 minggu berturut-turut. Kini telah diterjemahkan ke dalam belasan bahasa dan akan segera diterbitkan pula di Amerika tahun ini. Buku ini telah mengguncang keyakinan ribuan tahun bangsa Israel bahwa merekalah yang berhak atas "negeri telah yang dijanjikan" Tuhan kepada Ibrahim dengan thesisnya bahwa bangsa Palestina lah yang sebenarnya pewaris Ibrahim dan disebut sebagai "Anak-Anak Israel" dalam Kitab Perjanjian Lama (Kitab suci Yahudi yang juga diimani oleh orang Kristen).

Tidak ada negeri dimana sejarah begitu mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakatnya seperti Palestina dimana kini tinggal bangsa Yahudi dan Palestina. Orang-orang Italia tidak peduli lagi dengan sejarahnya sebagai bangsa Roma yang telah menguasai dunia selama ratusan tahun. Orang Indonesia juga tidak peduli bahwa nenek moyangnya (Majapahit dan Sriwijaya) pernah menjadi salah satu bangsa superpower di masanya, pernah mangalahkan invasi bangsa Mongol yang bahkan tidak dapat dibendung oleh Cina, Arab, Turki, Persia, dan Rusia-Slavia).

Dasar dari faham zionisme yang dianut bangsa Israel, dan pengaruhnya melingkupi seluruh dunia berkat pengaruh politik-ekonomi bangsa Yahudi, adalah kisah tentang pelarian bangsa Yahudi dari Palestina, penindasan berbagai bangsa kepada kaum Yahudi, hingga kembalinya bangsa Yahudi ke Palestina yang disebut sebagai "negeri yang dijanjikan Tuhan".

Dasar pendapat Zand adalah bahwa Romawi tidak mengusir seluruh bangsa Yahudi dari Palestina setelah menumpas pemberontakan Yahudi pada tahun 70 masehi. Menurutnya sebanyak kira-kira 10.000 bangsa Yahudi tewas atau terusir dari Palestina setelah perang melawan Romawi, namun sisanya tetap tinggal di Palestina. Setelah Islam menguasai Palestina (pada pemerintahan Umar bin Khattab, blogger), mereka beramai-ramai pindah agama ke Islam (setelah menyaksikan kebaikan-kebaikan Islam, blogger). Merekalah yang kemudian menurunkan bangsa Palestina saat ini, yang telah berubah identitas menjadi bangsa Arab Islam.

Wartawan Tom Segev dalam reviewnya tentang buku tersebut di harian Israel, Ha'aretz, menulis: Tidak pernah ada namanya rakyat Yahudi, hanya agama Yahudi. Dan "pelarian" bangsa Yahudi juga tidak pernah terjadi, sehingga juga tidak ada istilah "kembali". Zand menolak seluruh cerita yang menjadi dasar identitas negara Israel yang tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama seperti pelarian dari Mesir, termasuk penaklukan yang mengerikan oleh Joshua.

Namun masih ada pertanyaan lain. Jika bangsa Yahudi tidak terusir secara massal, mengapa terdapat banyak orang Yahudi yang tersebar di berbagai negeri? Menurut Zand, yang menulis secara detil sejarah diaspora: sejarah suku-suku bangsa Yahudi yang menyebar di berbagai penjuru dunia. Menurutnya sebagian orang Yahudi memang meninggalkan Palestina setelah perang melawan Romawi, dan sebagian dari mereka berubah pandangan agamanya menjadi Judaism. Judaism, menurut Zand, adalah agama evangelikal yang secara aktif melakukan perubahan keyakinan (termasuk percampuran dengan kayakinan-keyakinan lain) sepanjang sejarah pembentukannya.

Jika Judaism adalah sebuah agama, bukan identitas dari orang-orang dari sebuah bangsa yang terpecah-belah, maka dasar justifikasi negara Israel sebagai sebuah "Negara Yahudi" menjadi pertanyaan.

Zand juga menyatakan bahwa cerita tentang negara Yahudi --transformasi orang-orang Yahudi dari sebuah kelompok yang terdiri dari campuran identitas budaya dan keyakinan menjadi bangsa baru Israel merupakan sebuah rekayasa abad 19 oleh para tokoh zionis dan ditindaklanjuti oleh para tokoh akademis Yahudi modern. Hal ini disebutnya sebagai "semacam konspirasi". Sementara Segev menulis: "Semua fiksi dan mitos itu menjadi dasar dari pembentukan negara Israel."

No comments:

Post a Comment