Friday, 17 April 2009
Perang Melawan Teror atau Komedi Teror?
Serangkaian aksi anti-teror kepolisian Inggris yang dipublikasikan, terjadi di utara Inggris minggu lalu dengan "hasil" 12 orang tersangka ditangkap. Aksi-aksi ini menyusul kedatangan Asisten Komisionaris Kepolisian Metropolitan Bob Quick ke kantor Perdana Menteri yang tertangkap kamera wartawan membawa catatan hasil rapat berjudul "Rahasia", dimana di dalamnya berisi rencana rahasia operasi anti terorisme yang ditujukan kepada jaringan Al Qaeda di Inggris.
12 "tersangka" ditangkap di kota-kota Manchester, Liverpool Clitheroe, dan Lancashire. Usia mereka antara remaja belasan hingga 41 tahun. Seorang lahir dan besar di Inggris, sisanya warga negara Pakistani pemegang visa pelajar.
Namun aksi serius ini berubah menjadi sesuatu yang "menggelikan". Contohnya aksi teroris yang konon tengah direncanakan para tersangka tersebut dituduhkan dirancang oleh Rashid Rauf. Padahal pasukan pendudukan Amerika di Pakistan pada bulan November tahun lalu telah membuat pernyataan resmi bahwa Rauf telah meninggal akibat serangan Amerika di wilayah Waziristan, daerah perbatasan dengan Afghanistan yang menjadi ajang perang paling keras antara pejuang mujahidin dengan pasukan Amerika, Afghanistan dan Pakistan.
Untuk menutupi kekonyolannya, para pejabat Inggris membuat pernyataan bahwa Rauf "mungkin" masih hidup karena pihak Pakistan belum membuat konformasi atas kematiannya. Dengan kata lain penangkapan dan penahanan 12 tersangka adalah berdasarkan "kemungkinan", bukan fakta-fakta.
Amerika dan Inggris seringkali saling bertikai soal kebijakan keamanan di Afghanistan dan Pakistan. Dalam hal ini, Amerika bersikukuh bahwa Rauf telah meninggal karena aksi mereka, tanpa peduli dengan "aib" yang harus ditanggung para pejabat Inggris karena aksi mereka di Inggris utara.
"Meski tidak bisa dijamin 100%, ada alasan yang kuat bahwa Rashid telah tewas," kata seorang pejabat Amerika kepada majalan Newsweek minggu lalu.
Rauf, seorang mantan warga negara Inggris, dinyatakan sebagai tokoh sentral dalam rencana peledakan 12 pesawat sejumlah penumpang trans-athlantik bulan Agustus 2006 lalu. Jika saja khayalan ini terealisasi, ini akan menjadi aksi terorisme yang lebih besar dari peledakan WTC th 2001.
Dan setelah tidak ditemukan bukti rencana aksi teror, ke 12 tersangka akhirnya dibebaskan. Namun alih-alih direhabilitasi nama baiknya, sebagian besar dari mereka akan dideportasi keluar Inggris.
Di sisi lain, dalam rentang waktu yang tidak lama dengan aksi pengangkapan di Inggris, otoritas keamanan Pakistan telah menahan warga Inggris bernama James McLintock (44 th) di Peshawar, tempat dimana sebagian besar tersangka (yang tak terbukti) kasus teror di Inggris berasal yang diduag menjadi penghubung militan Islam Inggris dengan militan Pakistan. Namun ternyata Lintock adalah agen rahasia M16 Inggris.
Dalam dunia inteligen, segala hal adalah mungkin terjadi.
No comments:
Post a Comment