Friday, 8 May 2009

Kisah Revolusi Cedar dan 4 Jendral


Lebanon adalah satu negeri yang sangat menarik. Karena di sinilah ladang "pertempuran" antara Israel-Amerika dan antek-anteknya melawan para patriot Arab muslim dan kristen berlangsung sengit. Intensitas pertempuran tersebut sangat tinggi. Seringkali berupa move-move politik biasa, namun terkadang juga berupa pertikaian fisik dari pembunuhan politik hingga peperangan terbuka. Puncaknya adalah Perang Lebanon II yang berakhir dengan takluknya Israel oleh milisi Hezbollah.

Pada awal tahun 2008 terjadi pertikaian bersenjata antara kelompok patriot dan pengkhianat yang berujung pada aksi pendudukan ibukota Beirut oleh milisi Hezbollah dan sekutunya bulan Mei 2008 yang memaksa pemerintahan pro Israel/Amerika pimpinan PM Fuad Siniora untuk menerima kompromi dengan kelompok patriot berupa penambahan kursi pemerintahan dan hak veto kabinet bagi kelompok patriot.

Namun sebelum itu semua terjadi, Revolusi Cedar adalah sebuah "pertempuran politik" lain yang sangat fenomenal. Revolusi Cedar adalah sebuah proses perubahan politik secara cepat di Lebanon yang dipicu oleh pembunuhan Perdana Menteri Rafik Hariri tgl 14 Februari 2005. Proses ini mengubah peta politik Lebanon dari negara yang dikuasai rejim pro Syria dan anti Israel/Amerika menjadi rejim yang pro Israel/Amerika dan anti Israel.

Kondisi politik Lebanon menjelang Revolusi Cedar terpolarisasi menjadi dua blok: Pro Amerika-Israel-Arab Saudi dan Pro Syria-Iran. Kelompok pertama terutama adalah kelompok Islam Sunni (Future Movement pimpinan pimpinan Saad Hariri, putra Rafik Hariri), kelompok Druze (Progresseive Socialist Party pimpinan Walid Jumlad) dan Kristen (Lebanese Force pimpinan Samir Geagea, Phalangist Party pimpinan mantan presiden Amin Gemayel, dan National Liberal Party pimpinan Dory Chamoun putra mantan presiden Camille Chamoun. Selain itu ada satu kelompok Kristen lain yang cukup besar yaitu Free Patriotic Movement pimpinan mantan PM dan panglima AB Jendral Michael Aoun yang saat itu tengah menjalani pengasingan di Perancis. Blog ini disebut juga dengan Blok 14 Maret (diambil dari demonstradi besar-besaran yang diorganisir kelompok ini pada tgl 14 Maret 2005).

Adapun pro Syria-Iran adalah kelompok Syiah (Hezbollah dan Amal) dan Syiah nasionalis Syrian Social Nationalist Party. Menjelang pemilu yang diadakan tgl 29 Mei 2005, kelompok ini diperkuat dengan bergabungnya kelompok kristen Free Patriotic Movement pimpinan mantan PM dan panglima AB Jendral Michael Aoun yang semula anti Syria. Blok ini disebut juga dengan Blok 8 Maret (diambil dari demonstrasi yang diorganisir kelompok ini pada tgl 8 Maret 2005).

Pemilu yang diadakan tgl 29 Mei 2005 dimenangkan oleh Blok 14 Maret yang kemudian membuat pemerintahan baru anti Syria-Iran dengan kepemimpinan PM Fuad Siniora dari Future Movement.

Dengan kecepatan luar biasa setelah terjadinya pembunuhan PM Lebanon Rafik Hariri 14 Februari 2005, kelompok politik dukungan Amerika-Israel yang kemudian melancarkan aksi-aksi demonstrasi yang kemudian dikenal dengan nama gerakan Revolusi Cedar, nama yang disematkan pertama kali oleh Menlu Amerika Condoleeza "Lezbo" Rice. Dalam aksi-aksi demonstrasi tersebut para demonstran menuduh Syria berada di belakang pembunuhan Hariri seraya menuntut penarikan pasukan Syria dari Lebanon.

Ada tuduhan bahwa pembunuhan Hariri dan Revolusi Cedar merupakan sebuah konspirasi Israel/Amerika/barat untuk menyingkirkan pengaruh Syria dan Iran atas Lebanon dan menggantinya dengan Amerika/Amerika. Kecurigaan itu bukan tanpa dasar. Selain analisis rasional, tuduhan itu juga memiliki dasar yang cukup kuat.

Hanya beberapa jam setelah pembunuhan Hariri tgl 14 Februari, otoritas keamanan Lebanon mengeluarkan perintah penahanan terhadap enam orang warga Australia yang meninggalkan Lebanon tiga jam setelah ledakan bom yang menewaskan Hariri. Polisi Australia atas permintaan polisi Lebanon langsung menahan mereka begitu tiba di bandara Sydney. Namun meski anjing pelacak bandara Sydney mengendus adanya material eksplosif di kursi ke-enam orang tersebut, polisi Australia membebaskan mereka dua hari kemudian.

Hezbollah, satu kekuatan politik dan militer besar di Lebanon yang anti-Israel dan pro Syria-Iran berusaha mengkonter Revolusi Cedar dengan menggelar aksi demonstrasi tandingan besar-besaran tgl 8 Maret 2005. Namun tetap gagal membendung Revolusi Cedar.

Selain tuntutan penarikan pasukan Syria, para demonstran anti Syria juga menuntut penahanan terhadap empat orang jendral yang mereka tuduh bertanggung jawab terhadap kematian Hariri. Mereka adalah Kepala Badan Keamanan Umum Mayor Jendral Jamil Sayyed, komandan pasukan pengawal presiden Mayor Jendral Mustapha Hamdan, Komandan Satuan Keamanan Nasional Mayor Jendral Ali Haj dan Direktur Inteligen Militer Mayor Jendral Raymond Azar.

Keempat jendral tersebut memang dikenal dekat dengan pemerintah Syria yang saat itu menempatkan sekitar 14.000 pasukan keamanan di Lebanon atas mandat Liga Arab ditambah permintaan pemerintah Lebanon sendiri, demi menjaga keamanan Lebanon yang tercabik-cabik perang saudara sejak dekade 1970-an.

Hanya beberapa jam setelah pembunuhan Hariri, foto ke-empat jendral tersebut sudah terpampang di jalan-jalan dibawa oleh para demonstran, disertai kutukan dan tuntutan penangkapan atas diri mereka. Media massa pro-Blok 14 Maret juga secara intensif mengembangkan opini keterlibatan Syria dan keempat jendral tersebut dalam pembunuhan Hariri. Demikian juga halnya media-media massa dan pejabat barat. Lembaga-lembaga internasional seperti PBB yang didominasi oleh negara-negara barat pun setali tiga uang.

Ke-empat jendral yang dituduh berkonspirasi membunuh PM Rafik Hariri juga bernasib tragis. Selain kehilangan jabatan, mereka juga ditahan selama 44 bulan (hampir 4 tahun) tanpa tuduhan resmi apalagi menjalani proses pengadilan.

Dasar penahanan ke-empat jendral tersebut adalah kesaksian Mohamad Zuheir Siddiq di hadapan tim panel penyidik PBB dipimpin oleh Detlev Mehlis. Berdasar kesaksian tersebut --- kemudian terbukti palsu, Muhammad Zuheir sendiri kemudian meninggalkan Lebanon dan tinggal di pengasingan --- penyidik PBB meminta pengadilan Lebanon menahan ke-empat jendral. Namun setelah empat tahun tidak ditemukan bukti apapun, keempatnya akhirnya dibebaskan tgal 29 April lalu.

Penahanan empat jendral tersebut ditambah aksi diam membisunya pemerintahan PM Fuad Siniora terhadap aksi invasi Israel atas Lebanon pada tahun 2006 bagaimanapun telah membuat Revolusi Cedar ternoda. Masyarakat dapat melihat jelas sebuah konspirasi jahat di belakang Revolusi Cedar. Dan itu semua akan berdampak pada pemilu legislatif yang sebentar lagi akan dilaksanakan dimana para analis meyakini akan dimenangkan oleh kelompok patriot.

No comments:

Post a Comment