Wednesday, 29 July 2009
Hantu Ezra Pound
Dikembangkan dari artikel "Ghost of Ezra Pound" karya John Kaminski dalam situs Incogman, 28 Juni 2009.
Indonesian Free Press -- Hantu dari sastrawan Ezra Pound telah mengajak kita untuk memasuki "perpustakaan berkabut" dari pikiran kita, khususnya ke bagian yang telah disembunyikan oleh sekolah-sekolah publik dan media massa, sebagaimana juga oleh kebanyakan "website internet progresif".
Ezra, siapa? Pound adalah "guru besar" yang telah membimbing sastrawan-sastrawan paling cemerlang Amerika di abad 20: Ernest Hemingway, T.S. Eliot dan sebagainya. Ia adalah pendiri aliran sastra yang disebut modernisme . Namun selain sebagai sastrawan, ia juga aktivis politik yang tangguh sekaligus peneliti sejarah kebudayaan-kebudayaan kuno. Selama perang dunia II Pound menyiarkan keborokan-keborokan Amerika dan menyebarkan ajakan menentang sistem perbankan global. Untuk itu ia diadili dengan tuduhan pengkhianatan dan dihukum 13 tahun hidup di klinik perawatan jiwa. Saat ini, pesan-pesannya tampak semakin jelas dari sebelumnya.
Hantu dari Ezra Pound telah menyampaikan pesan tentang sebuah catatan kuno yang terlupakan: “Admonitions of an Egyptian Sage from a Hieratic Papyrus in Leiden,” yang telah diterjemahkan oleh Alan H. Gardiner pada tahun 1909:
“Negeri mesir tengah dalam kesengsaraan, sistem sosial tidak bekerja, kerusuhan terjadi di mana-mana. Orang-orang asing memangsa rakyat yang tidak berdaya, orang-orang kaya dijarah hartanya dan diusir dari rumahnya oleh orang-orang miskin. Ini bukan bencana lokal, melainkan bencana nasional. Anehnya sang raja fir'aun tidak berdaya apapun."
Mengetahui bahwa penasihat yahudi raja fir'aun telah menghentikan mimpi-mimpinya, hantu Ezra Pound menarik sebuah lembaran berdebu, Ipuwer Papyrus yang terkenal yang di dalamnya tertulis:
"Kota-kota telah hancur, tahun-tahun penuh dengan kebisingan. Kebisingan yang tiada henti. Ikan di danau dan sungai-sungai telah mati. Cacing-cacing dan serangga serta reptil berkembang biak tak terkendali."
Hantu Ezra Pound berkomentar, "Peristiwa-peristiwa yang sangat janggal. Tidak ada pertempuran, kerajaan tidak diserang oleh siapapun. Deskripsinya sangat janggal sebagaimana Revolusi Perancis dan Revolusi Komunis Rusia ... orang-orang kaya dijarah harta bendanya dan terusir dari rumahnya. Ada juga hal-hal yang paralel dengan Amerika modern ... ikan-ikan di danau-danau dan sungai-sungai mati .... kebisingan yang tiada akhir."
Ia kemudian membaca bagian dari tulisan sejarahwan Mesir abad V SM, Manetho: "Sekelompok orang miskin berasal dari timur (bangsa yahudi keturunan Nabi Ishak yaitu nabi Yusuf dan saudara-saudaranya), yang telah mendapatkan kesempatan untuk memasuki negeri ini, dan dengan kakuatannya menguasai negeri ini, tanpa kesulitan atau bahkan tanpa pertempuran."
Manetho menambahkan, "selama 511 tahun, bangsa yahudi menjadi bangsawan di Mesir, mengambil semua yang mereka inginkan dari rakyat Mesir yang tertindas, dan memancing permusuhan dengan tingkah mereka yang arogan di hadapan rakyat Mesir yang dikhianati. Dan akhirnya para pemimpin Mesir berhasil melakukan pemberontakan untuk menumbangkan kekuasaan yahudi. Selanjutnya bangsa Mesir memperbudak orang-orang yahudi sebagai bentuk hukuman."
"Selanjutnya datanglah masa Musa, saat orang-orang yahudi mengeluhkan nasib mereka sebagai budak di Mesir. Dan untuk menghentikan masa perbudakan mereka, Musa mengajukan petisi untuk membawa orang-orang yahudi ke Palestina untuk melanjutkan kehidupan nomadennya."
Itu adalah catatan-catatan pertama tentang apa yang telah dilakukan orang-orang yahudi dan akibat yang mereka tanggung. Hal itu terus-menerus terjadi di waktu-waktu dan tempat-tempat yang berbeda. Nebucadnezar II, raja Babilonia terbesar telah lama mendengar praktik-praktik keji yahudi di Palestina. Maka ia mengirimkan pasukan menyerbu Palestina dan membawa 30.000 orang yahudi sebagai budak ke Irak. Dalam waktu tidak lebih dari 50 tahun kemudian, kerajaan Babilonia pun runtuh karena pengkhianatan.
Dalam satu catatan di atas daun papirus yang ditemukan di Oxyhynchus, Mesir, seorang pejabat Romawi, Hermaiscus mencoba mengingatkan Kaisar Trajan tentang bahayanya membiarkan kekuasaan orang-orang yahudi membesar. Kepada kaisar ia berkata, “Ini mengkhawatirkan saya melihat kabinet Anda dipenuhi oleh orang-orang yahudi."
Apa yang dilakukan Hermaiscus sama dengan yang dilakuan Haman, pejabat kerajaan Persia yang mengingatkan Raja Cyrus tentang orang-orang yahudi. Nasib keduanya saja, dihukum mati. Cerita kematian Haman dapat dilihat di kitab perjanjian lama.
Hal yang sama terulang lagi di masa kekuasaan Julius Caesar di Romawi. Setelah gagal mengingatkan Caesar tentang orang-orang yahudi, Brutus dan para pejabat Romawi pun memutuskan membunuh Caesar. Namun itu semua tidak berhasil menghentikan orang-orang yahudi untuk melakukan konspirasinya menghancurkan kekaisaran Romawi. Hal ini dapat dilihat di buku The History Of The Decline And Fall Of The Roman Empire karya sejarahwan terkenal abad 18, Edward Gibbons.
Gibbons menulis penyebab keruntuhan Romawi sbb:
1. Angka perceraian yang tinggi yang menghancurkan organisasi sosial terkecil, yaitu keluarga.
2. Pajak yang meningkat tajam yang menghancurkan kestabilan ekonomi dan vitalitas negara. Pajak yang meningkat ini digunakan untuk membiayai belanja pemerintah yang defisit, membeli makanan dan kampanye pengalihan perhatian masyarakat seperti hiburan gratis. Seiring semakin tingginya masalah yang dihadapi negara, pemerintah semakin sering mengadakan pertunjukan-pertunjukan olahraga dan gladiator untuk mengalihkan perhatian publik.
3. Gaya hidup kalangan atas yang samakin mewah dan tak terkendali seperti pesta seks dan adu manusia.
4. Merosotnya kepercayaan rakyat baik kepada agama maupun kepada negara yang akhirnya mendorong kepada chaos dan disintegrasi.
5. Adanya konspirasi tersembunyi di belakang pemerintah yang secara diam-diam menggerogoti kekuasaan pemerintah. Konspirasi ini bekerja diam-diam dan tak terlihat publik.
Murid Ezra Pound, Eustace Mullins pernah berkata, "Rakyat Amerika harus menanggung beban ratusan miliar dolar hutang karena kita telah membiarkan orang-orang asing mengambil alih sistem moneter kita. LSM-LSM yahudi penyebar kebencian seperti Anti Defamation League menuduh Mullins sebagai anti-semit dan “conspiricy theorist”
Eustace Mullins adalah manifestasi hantu Ezra Pound. Atas dorongan Ezra, Mullins bekerja selama bertahun-tahun melalui studi kepustakaan terutama di Congress Library untuk membongkar konspirasi jahat seputar pembentukan bank sentral Amerika. Hasilnya adalah karya monumental "SECRETS OF THE FEDERAL RESERVE - The London Connection".
Narasi tentang hantu Ezra Pound di atas adalah dikutip dari buku karya Mullins "New History of Jews" yang ditulis tahun 1968. Karya ini memaparkan bangkit dan runtuhnya kerajaan-kerajaan besar di dunia selama berabad-abad dari kerajaan Mesir kuno hingga saat ini. Secara mengejutkan Ezra Pound menemukan pola yang sama dari bangkit dan runtuhnya kerajaan-kerajaan besar dunia itu.
Sebagai contohnya adalah sejarah kerajaan Inggris Raya. "Selama bertahun-tahun raja-raja Inggris menghadapi tuntutan dari rakyatnya untuk mengusir orang-orang yahudi dari Inggris," tulis Mullins.
Maka pada bulan Oktober 1290 sebanyak 16.000 orang yahudi diusir dari Inggris untuk pindah ke Perancis, Jerman, Spanyol dan Skandinavia. Selama 300 tahun orang-orang yahudi dilarang memasuki Inggris dan selama masa itu Inggris tumbuh menjadi negara paling maju di dunia.
Orang-orang yahudi berhasil kembali ke Inggris setelah berhasil membiayai revolusi yang dipimpin oleh Oliver Cromwell. Dengan dana tak terbatas dan tentara bayaran dari luar yang diberikan oleh orang-orang yahudi, Cromwell mengalahkan pasukan kerajaan, menangkap Raja Charles dan kemudian menggantungnya. Sebagai balas budi, Cromwell pun mengijinkan orang-orang yahudi untuk kembali ke Inggris.
Pendukung Cromwell adalah orang-orang yang menyebut dirinya kaum kristen puritan, penjaga nilai-nilai hakiki kekristenan. Sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa mereka hanyalah "antek" upahan orang-orang yahudi. Sangat kejam orang-orang puritan itu menumpas rakyat Inggris yang setia kepada raja dan nilai-nilai tradisi kerajaan yang melekat di hati rakyat Inggris selama ribuan tahun, sehingga rakyat pun memberontak dan menyingkirkan pengganti Cromwell dan mendudukkan Charles II sebagai raja Inggris.
Namun orang-orang yahudi sudah kembali. Sebagian dari mereka menyamar dengan berganti nama atau agama. Seorang di antara mereka bahkan berhasil menjadi Perdana Menteri, Benjamin Disraeli. Orang-orang yahudi selanjutnya melanjutkan makarnya dengan membiayai Williams Orange dari Belanda, dan George dari Jerman untuk memberontak dan menyingkirkan keluarga Stuart sebagai pemegang sah kursi kerajaan Inggris.
Keluarga kerajaan Inggris saat ini adalah keturunan dari Raja George I yang saat dilantik menjadi raja, tidak dapat berbahasa Inggris. Waktu Perang Dunia I berkecamuk dan sentimen anti-Jerman sangat kuat di Inggris, keluarga kerajaan Inggris mengubah nama keluarganya yang berbau Jerman, "Saxe-Coburg-Gotha", dan menggantinya dengan nama "Windsor" yang lebih berbau Inggris.
Mullins menambahkan, orang-orang yahudi yang dikenal sebagai ahli pengobatan, ditakuti masyarakat karena praktik-praktik pembunuhan yang mereka lakukan dengan berkedok pengobatan. Pada tahun 833 orang-orang Islam (kerajaan Bani Umayah, blogger) melarang orang yahudi berpraktik sebagai tenaga medis.
Lebih jauh Mullins menambahkan: di universitas-universitas, semua pelajaran ditujukan kepada tiga tokoh pemikir yahudi, Karl Marx, Sigmund Freud, dan Eistein. Marx mengajarkan kediktatoran yahudi di balik komunisme. Freud menghancurkan nilai-nilai kemanudiaan dengan ajarannya bahwa jati diri manusia sepenuhnya dibentuk oleh instink-instink rendah: sex dan makan. Sedangkan Einstein adalah manusia pertama yang mengenalkan alat pembunuh massal terbesar dalam sejarah, bom nuklir.
Ditambah dengan ajaran Darwin yang mengajarkan manusia sebagai keturunan kera, serta ajaran Nitsze (keduanya juga yahudi) yang mengajarkan atheisme, lengkap sudah predikat yahudi sebagai penghancur nilai-nilai kemanusiaan.
Mengenai yahudi ini Mullins mencatat:
1. Yahudi selalu berada di balik peperangan-peperangan yang dilakukan bangsa-bangsa berbudaya.
2. Orang-orang yahudi adalah agen dari negara Israel.
3. Orang-orang yahudi selalu menyadari siapa dirinya.
4. Apapun ambisi seseorang, ia tidak akan dapat mewujudkannya selama adanya orang-orang yahudi.
No comments:
Post a Comment