Tuesday, 9 March 2010

Bernanke: Jew Criminal of the Year


Meski agak terlambat, saya ingin menulis sedikit mengenai Ben "Shalom" Bernanke, orang yang dipuja-puji oleh para "useful idiots" hingga mendapatkan gelar Man of The Year tahun 2009 oleh majalah Time.

Bernanke, gubernur bank sentral Amerika ini diberi julukan “Helicopter Ben” karena tindakannya "menebarkan uang dari helikopter" kepada teman-teman yahudinya yang telah merampok uang rakyat Amerika hingga mengakibatkan terjadinya krisis finansial global. Sindiran itu diberikan kepadanya atas kebijaksanaan bailout yang dilakukannya menyusul krisis finansial global beberapa waktu lalu. Triliunan dolar dana bailout, jumlah yang di luar jangkauan pikiran manusia, untuk "memutihkan" tindakan kriminal para pencuri dari Wall street. Dan atas tindakannya melegalkan praktik mega kriminal itu, Bernanke diberi hadian penghargaan Man of The Year 2009 oleh majalah TIME, majalah yang dimiliki yahudi dan menjadi bacaan favorit para "useful idiots" (Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Stalin bagi orang-orang kulit putih liberal yang bersimpati pada komunisme yahudi. Sekarang istilah ini juga mencakup orang-orang non kulit putih yang terbuai oleh propaganda yahudi).

Skandal pemilihan Bernanke sebagai "pahlawan" adalah sama dengan pemilihan Barack Obama sebagai pemenang hadiah nobel perdamaian. Hanya menebar wacana perdamaian dengan realisasi yang bertolak belakang, Obama dihadiahi nobel perdamaian. Ia berbohong soal penarikan pasukan dari Irak. Ia berbohong soal penutupan penjara Guantanamo. Ia juga berbohong soal perdamaian dengan dunia Islam dengan mengobarkan perang di Afghanistan dan Pakistan. Dan nanti kita sangat mungkin akan menyaksikan Obama mengorbankan perang dunia III dengan menyerang Iran. Untuk mendukung pencalonan Obama sebagai "pahlawan perdamaian" TIME menjuluki Obama sebagai "Rossevelt baru". Rossevelt adalah salah seorang presiden terkenal Amerika.

Namun urusan "penghargaan tidak pada tempatnya" itu juga dilakukan oleh Associated Press, juga corongnya kaum yahudi, dengan memberi penghargaan “greatest athlete of the decade” kepada Tiger Wood, seorang maniak seks yang rumah tangganya berantakan. Apa yang akan dijual oleh kaum yahudi berikutnya dan kita semuanya membelinya dengan penuh kekaguman?

Bernanke diberi penghargaan karena media massa yahudi mengatakannya sebagai "penyelamat krisis keuangan terbesar setelah Great Depression.” Dan inilah yang dimaksudkan "penyelamat" tersebut. Setelah memberi peluang penjarahan dana masyarakat besar-besaran yang mengakibatkan krisis keuangan Amerika, Bernanke dan koleganya menteri keuangan Tim Geitner,"memutihkan" aksi-aksi kriminalitas tersebut dengan memberikan triliunan dolar dana talangan kepada sektor keuangan Amerika hanya untuk dibagi-bagi di antara para eksekutif dan pemilik bank-bank swasta yahudi Amerika. Pada saat pesta uang tersebut terjadi, sebanyak 7 juta warga negara Amerika kehilangan rumahnya karena disita bank akibat tidak bisa membayar cicilan hutang yang membengkak. Jutaan orang lainnya kehilangan pekerjaan hingga tingkat penangguran meroket ke angka 17,5%. Kini ratusan ribu warga negara Amerika yang dahulu menyandang status kelas menengah, dalam sekejap berubah status menjadi gelandangan dan harus tinggal di tenda-tenda di luar kota akibat krisis keuangan. Itu belum semuanya. Pemerintah Amerika yang secara teknis sudah bangkrut sejak bertahun-tahun lalu karena hutang yang menumpuk, harus menambah hutang triliunan dolar untuk membiayai dana talangan tersebut. Semuanya itu ditanggung seluruh rakyat Amerika berupa pajak.

Salah satu perampok dana masyarakat yang mengakibatkan krisis finansial adalah Bernie Madoff yang seorang diri menggelapkan $60 miliar (setara Rp 600 triliun atau separo APBN Indonesia) dana masyarakat Amerika. Dari jumlah tersebut hanya 1% yang berhasil dilacak oleh otoritas keuangan Amerika. Sisanya mengalir ke Israel, yayasan-yayasan dan perusahaan milik yahudi. Madoff sendiri, sebagaimana Bernanke dan Geitner, adalah seorang yahudi.

Bernanke telah merancang terjadinya krisis keuangan ini sejak bekerja di bawah pimpinan Alan Greenspan sebagai Gubernur Bank Sentral. (Greenspan juga seorang yahudi karena konvensi Amerika mewajibkan Gubernur Bank Sentral dijabat oleh yahudi). Mereka merancang mekanisme Credit Default Swaps dan program-program kredit lunak namun membahayaan seperti mortgage. Kredit ini awalnya menjanjikan cicilan ringan dengan bunga rendah. Namun suatu saat cicilan dan bunganya dapat melonjak tajam. Dalam kondisi debitur tidak sanggup mencicil, maka harta benda yang dibeli secara kredit diambil paksa oleh bank. Itulah sebabnya jutaan rakyat Amerika kehilangan rumahnya karena tidak sanggup membayar cicilan dan bunganya pada waktu terjadi krisis finansial. Kisah ini seperti seorang perampok bank yang diangkat menjadi direktur bank. Namun karena kekuatan media massa hal "gila" seperti ini terjadilah.

Beberapa waktu lalu dalam acara dengar pendapat soal penanganan krisis finansial di Congress Amerika, ia menolak untuk menyebutkan kemana saja dana bailout senilai triliunan dolar itu mengalir. “We are an agency of the government, but we’re – within the government we need to have some independence from Congress and the administration, and the most important area is monetary policy,” katanya.

Bohong besar. Bank Sentral Amerika sama sekali bukan lembaga pemerintah. Ia adalah sebuah konsorsium bank swasta milik yahudi internasional. Setelah diberi kuasa mencetak uang (seperti raja Midas dalam mitologi Yunani yang oleh dewa diberi kekuasaan mengubah benda yang disentuh menjadi emas), ia masih meminta kembalian ditambah bunga kepada pemerintah atas setiap uang yang dipakai pemerintah. Kini pemerintah Amerika terjerat dalam kubangan puluhan triliun dolar hutang tanpa memiliki harapan untuk bisa melunasinya meski, setiap tahun harus membayar bunga hingga ratusan miliar dolar. Kenyataan ini terlalu pahit sehingga banyak orang Amerika yang memilih menjadi "useful idiots" daripada mengakuinya dan berusaha mengubahnya.

Dalam salah satu aksi bailoutnya itu Bernanke secara diam-diam mengeluarkan dana federal sebesar $500 miliar untuk diberikan kepada ---ironisnya--- lembaga-lembaga keuangan di luar negeri. Namun setelah informasi itu bocor, ia menolak memberitahukan ke publik, kemana saja dana sebesar 5x APBN Indonesia itu mengalir.

Berikut adalah transkrip tanya jawab Bernanke dengan anggota Congress Alan Grayson dalam sebuah acara tanya jawab di Congress tahun lalu.

Bernanke: “Itu adalah transaksi swaps yang dilakukan dengan beberapa bank sentral asing..."
Grayson: “Jadi siapa yang mendapatkan uang itu?”
Bernanke: “Beberapa lembaga keuangan di Eropa dan negara-negara lainnya…”
Grayson: “Negara-negara yang mana?”
Bernanke: “Saya tidak tahu.”
Grayson: “Setengah miliar dolar dan Anda bilang tidak tahu kemana uang itu pergi?
Bernanke: “Ehem, um, uang itu mengalir ke bank-bank sentral asing dan bank-bank sentral itu mengalirkannya ke lembaga keuangan masing-masing..."

Tentu saja Bernanke tidak mau mengakui bahwa uang itu mengalir ke Israel atau ke tempat-tempat lain yang tidak berhak.

Kini Anda tahu bagaimana skandal bank Century itu terjadi. Atau Anda lebih buka menjadi "useful idiots"?

No comments:

Post a Comment