Friday, 4 June 2010
Israhell Tinggal Menghitung Hari
Percaya atau tidak, bangsa Israhell selalu terpercaya pada "mitos" bahwa mereka selalu dimusuhi oleh bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Mereka juga percaya dengan "mitos" lainnya bahwa suatu saat mereka akan menghadapi kehancuran. Salah satu lagu yang pernah poluler di Israhell adalah satu lagu berjudul "Me Against the World". Dan ketika Iran diketahui tengah melakukan pengembangan nuklir untuk damai, mereka berteriak-teriak bahwa Iran akan menghancurkan mereka dengan senjata nuklir. Bahkan ketika presiden Ahmadinejad mengecam halus sikap konfrontasi Israhell dengan mengatakan, "jika Israhell tidak berubah, maka suatu saat negara Israhell pasti akan terhapus dari muka bumi," mereka berteriak ke seluruh dunia melalui corong media massa afiliasinya bahwa Ahmadinejad akan membom Israhell.
Satu hal lagi yang perlu dicatat bahwa menurut berbagai informasi yang saya terima orang-orang Israhell telah menanam ribuan atau bahkan jutaan pohon gorgot (pohon yang menjadi simbol Israel berbentuk seperti menorah, blogger) karena percaya dengan ramalan nabi Muhammad bahwa di akhir dunia orang-orang Islam akan memburu orang-orang yahudi seperti tikus. Pada saat itu hanya pohon gorgotlah yang bisa menjadi tempat berlindung orang-orang Israel, tidak ada lagi orang Amerika, Inggris, dan PBB yang menjadi pelindung mereka.
Mungkin karena alam bawah sadar kolektif yang begitu kuat itulah yang telah membuat Israhell selalu bertindak kasar, bahkan terhadap bangsa-bangsa yang selama ini telah menjadi sahabatnya seperti Turki dengan menyerang kapal Mavi Marmara yang membawa misi kemanusiaan ke Gaza. Begitu marahnya rakyat Turki atas aksi biadab itu sehingga PM Turki Recep Erdogan langsung meminta diadakan sidang NATO untuk membahas sanksi yang harus dijatuhkan kepada Israel. Memang, berkat intervensi presiden Amerika Barack "mambo dumbo" Obama sidang tersebut dibatalkan. Namun, sebagaimana artikel Craig Murray dalam blognya tgl 2 Juni (Murray adalah seorang mantan diplomat senior Inggris, blogger) saat ini markas besar NATO di Brussels diliputi ketegangan.
Sesuai prinsip kerjasama NATO setiap serangan militer terhadap salah satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO keseluruhan. Seperti diketahui Israhell telah menyerang kapal Mavi Marmara, kapal Turki, di perairan internasional. Secara prinsip Israel dianggap telah menyerang NATO dan seharusnyalah dibalas dengan tindakan militer terhadapnya. Prinsip ini mungkin mungkin tidak terlalu di mata para politisi "jew ass sucker" seperti Obama, Markel, Berlusconi, Nicholas "Sayan" Sarkozy ataupun Cameron (mereka bersama-sama membuat kesepakatan rahasia tidak menghadiri pemakaman presiden Polandia yang kebijakan politiknya anti yahudi dan anti neo-liberalisme), namun bagi para perwira NATO prinsip tersebut terlalu kuat untuk diabaikan bagitu saja. Di bawah tekanan para politisi, mereka hanya bisa menahan marah.
Mereka, para perwira NATO itu tentunya masih ingat betul bagaimana Israhell telah melakukan tindakan yang sama terhadap kapal inteligen Amerika, USS Liberty tahun 1967 lalu. Dengan maksud mencegah agar informasi rencana serangan Israel terhadap Arab tidak bocor, Israhell bermaksud menenggelamkan kapal USS Liberty beserta seluruh awaknya. Berkat kegigihan para awaknya dalam mempertahankan diri serta faktor keajaiban, USS Liberty tidak bisa ditenggelamkan meski diserang oleh beberapa kapal dan pesawat Israhell selama 2 jam. Namun semua itu harus ditebus dengan nyawa 43 pelaut Amerika. (Bulan ini adalah ulang tahun ke 43 peristiwa tragis tersebut dan beberapa mantan awak USS Liberty yang selamat turut menjadi penumpang kapal Mavi Marmara yang diserang Israhell). Meski para perwira itu hanya bisa menahan marah, tapi sebagaimana ungkapan mereka, cukup adalah cukup. Sebagaimana kegusaran PM Recep Erdogan di hadapan sidang parlemen Turki paska serangan Israhell terhadap Mavi Marmara, "Jangan uji kesabaran kami." Kesabaran orang ada batasnya dan sangat mungkin tragedi Mavi Marmara adalah puncaknya.
Kita tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dalam waktu dekat ini. Namun sebagaimana keyakinan beberapa orang bijak yahudi sebagaimana Gilad Alzmon, hari-hari akhir yahudi dan Israhell telah dekat. Kini rakyat di seluruh dunia mulai sadar kembali tentang siapa sebenarnya umat yahudi itu. Umat yang selalu membuat kerusakan dan telah diusir di seluruh negeri dimana meraka tinggal. Yang pasti dengan peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara kini lebih banyak lagi orang yang mengutuki Israel sembari mengibar-ngibarkan bendera musuh-musuhnya di seluruh dunia seperti bendera Palestina dan Hizbollah.
No comments:
Post a Comment