Saturday, 30 October 2010
Sang Terpilih (8)
Keterangan gambar: Pertemuan SBY dan George Soros di atas checkered floor, simbol freemasonry global.
Dari "organisasi" Subagyo banyak belajar "seni" berkuasa dengan tipu daya. Misalnya saja tentang subsidi BBM yang sebenarnya hanya ilusi belaka sebagaimana juga halnya dengan subsidi listrik. Selain pemerintah juga harus terus-menerus menekankan pentingnya investasi dan hutang luar negeri sedemikian rupa sehingga rakyat mengira tanpa itu semua perekonomian negara akan hancur.
Namun tidak ada ilusi yang lebih "canggih" daripada ilusi APBN. Dengan dalih demi memicu pembangunan, APBN harus dibuat sebesar mungkin hingga melebihi pendapatan negara. Untuk menutupi kekurangannya, pemerintah tentu saja berhutang ke lembaga-lembaga keuangan internasional yang notabene adalah sindikat bankir yahudi. Defisit APBN dan hutang luar negeri itu terjadi setiap tahun sedemikian rupa sehingga seolah-olah sebagai sebuah "kebijaksanaan yang arif" yang telah menjadi konvensi. Hanya karena akal sehat paling sederhana sekalipun tidak bisa menerima "hutang" dan filosofi "besar pasak daripada tiang" sebagai sebuah "kearifan", kebiasaan itu tidak ditetapkan sebagai undang-undang.
Sebagai contoh, target penerimaan negara tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 1.104 triliun. Jumlah yang sebenarnya cukup besar untuk mengurusi pemerintahan, membiayai penyelenggaraan birokrasi negara, membayar gaji aparat negara, dan membangun infrastruktur. Namun jumlah itu menjadi tidak berarti karena belanja negara dibuat melambung tinggi hingga APBN harus defisit 1,8% senilai Rp 127 triliun. Anggaran yang begitu tinggi itu sebagian besar darinya digunakan untuk membiayai hal-hal yang tidak penting, seperti proyek-proyek mubazir semacam pembangunan gedung baru DPR yang mencapai Rp 1,7 triliun dan rehab perumahan anggota DPR yang mencapai Rp 1 miliar tiap rumah, plesiran pejabat yang mencapai Rp 20 triliun, belanja baju dinas presiden yang mencapai Rp 70 juta per-bulan dsb. Bahkan dengan pemborosan-pemborosan itu semua, biaya penyelenggaraan negara sesungguhnya tidak mencapai Rp 1.000 triliun. Namun karena APBN telah ditetapkan dengan undang-undang untuk defisit, maka pemerintah tetap harus berhutang.
Dengan modus seperti itu kini hutang pemerintah Indungsia telah mencapai Rp 3 ribu triliun lebih dan bunga yang harus dibayar setiap tahun mencapai Rp 150 triliun. Dijamin hutang itu tidak akan pernah bisa lunas karena tidak akan pernah ada seorang presiden pun bisa melunasi hutang itu semua selama menjabat. Sebaliknya beban yang harus ditanggung rakyat, karena APBN dibiayai dengan pajak yang dibayar rakyat, semakin besar dari tahun ke tahun.
Sebelum APBN ditetapkan, sebelumnya perusahaan listrik negara (Pelina) mengajukan anggaran ke pemerintah dengan permintaan tambahan subsidi sebesar 15% dengan alasan untuk meningkatkan pelayanan. Permintaan itulah yang membuat APBN dinaikkan defisitnya dari 15% menjadi 18%. Namun di sini Pelina melakukan permainannya sendiri. Sebenarnya mereka tidak perlu meminta subsidi pemerintah jika saja mereka melakukan efisiensi. Namun alih-alih melakukan efisiensi, mereka terus menaikkan tarif listrik yang lucunya hampir selalu disetujui pemerintah dan DPR tanpa pernah melakukan audit terhadapnya. Tentu saja karena sebagian besar saham perusahaan listrik negara dikuasai anak-anak perusahaan milik anggota "organisasi", lagipula dengan itu semua permainan pat gulipat APBN berjalan lebih mudah.
Perusahaan minyak dan gas negara (Permigas) akhir-akhir ini melakukan permainan lainnya selain modus "subsidi". Demi memuluskan agenda "organisasi" untuk meningkatkan harga BBM setara harga internasional yang berarti keuntungan para anggota "organisasi" turut meningkat, Permigas melakukan "tekanan" untuk menghilangkan "subsidi" BBM yang selama ini diberikan kepada pengguna premium, BBM kelas paling rendah yang banyak dikonsumsi masyarakat kebanyakan. Namun tekanan itu dilakukan secara tidak fair. Untuk membuat masyarakat meninggalkan premium dan beralih menggunakan BBM yang lebih mahal, diam-diam mereka sengaja menurunkan kualitas premium. Dan meskipun sangat banyak masyarakat yang mengalami kerugian karena mesin kendaraan mereka mengalami kerusakan, pemerintah tidak pernah mengambil tindakan apapun untuk menghentikan aksi Permigas.
Sekedar tambahan, untuk semakin meyakinkan bahwa "organisasi" telah benar-benar menguasai BUMN-BUMN itu, CEO baru kedua BUMN telah menghapuskan segala hal yang terkait dengan nasionalisme Indungsia seperti misalnya kebiasaan mengadakan upacara bendera peringatan kemerdekaan setiap tanggal 17. BUMN telekomunikasi yang telah dimiliki "organisasi" melalui anak perusahaan di Malaysia dan Singapura bahkan telah mengganti logo perusahaan dengan simbol bintang daud yang sedikit disamarkan demi menghindari kecurigaan umat Islam. Simbol serupa juga sudah dipasang di atas gedung departemen keuangan saat Sri Mulyati masih menjadi menteri.
Dahulu para ekonom mengenalkan konsep DSR (Debt Service Ratio) sebagai indikator jumlah hutang luar negeri yang diperkenankan untuk mendukung perekonomian. Indikator ini merupakan rasio antara jumlah cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri yang dibayar dengan nilai ekspor dalam satu tahun. DSR menunjukkan tingkat likuiditas yang dimiliki suatu negara untuk membiayai perdagangan luar negeri. Semakin tinggi DSR semakin tidak likuid perekonomian negeri tersebut sehingga hutang luar negeri harus diturunkan.
Namun seiring berjalannya waktu, jumlah cicilan pokok dan bunga hutang semakin besar jauh melebihi kenaikan ekspornya, sehingga DSR ikut membengkak. Tentu saja para pengamat ekonomi dan media massa mempersoalkan hal itu. Untuk mengatasi masalah itu, maksudnya agar agenda menjerumuskan negara ke lembah hutang dan membuatnya semakin tergantung pada "organisasi", tidak terganggu oleh gerutuan para ekonom dan media massa, maka pemerintah kemudian mengganti konsep DSR dengan DGR. Dengan konsep ini rasio nilai cicilan pokok dan bunga menjadi kecil karena tidak lagi dibandingkan dengan nilai ekspor, melainkan dengan GNP yang nilainya jauh lebih besar.
"Lihatlah, rasio hutang kita masih kecil, jadi biarlah kita menambah hutang lagi," demikian kira-kira yang dikatakan pemerintah kepada masyarakat yang tidak paham perihal masalah ekonomi. Media massa dan para ekonomi yang "telah terkooptasi", tentu saja diam membisu.
Lagi Tentang Pembunuhan Ritual
Cerita tentang pembunuhan dengan motif ritual mungkin tidak pernah hinggap dalam pikiran kebanyakan orang di jaman modern ini. Cerita itu demikian mencengangkan sehingga orang pasti akan menganggapnya sebagai sebuah cerita fiksi.
Ketika Nabi Ibrahim, bapak bangsa semit, melakukan praktik ritual berdarah dengan menyembelih putranya, sebenarnya ia hanya melakukan kebiasaan orang-orang pada jaman itu. Dan meski kemudian Tuhan melarang Ibrahim melakukana hal seperti itu tidak berarti kebiasaan itu juga ditinggalkan oleh semua orang. Sebagian orang masih melakukannya hingga sekarang. Hanya bedanya kalau kegiatan ini dilakukan secara terbuka, kini dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Namun sebelum Anda menganggap ini sebagai sebuah ilusi, ada baiknya Anda lihat gambar plakat di atas. Plakat yang umum dijumpai di banyak bangunan kuno di Eropa itu menunjukkan sebuah upacara ritual yahudi dimana diperlihatkan beberapa orang rabbi (pemuka agama yahudi) memegani seorang bayi sementara seorang rabbi lainnya menyayat leher bayi tersebut dengan pisau. Dan jika Anda penasaran dengan adanya pembunuhan ritual, silahkan searching Arnold Leese dan bukunya yang terkenal “JEWISH RITUAL MURDER”.
Pada tgl 1 Mei 1989 (hari komunisme dunia yang diperingati sebagai hari buruh internasional) program talk show terkenal, Oprah Winfrey Show diisi dengan acara bincang-bincang dengan tema “Mexican Satanic Cult Murders”. Dalam acara itu dihadirkan bintang tamu rahasia yang disebut sebagai Rachel, seorang wanita yang berasal dari keluarga yahudi Chicago yang sering melakukan upacara ritual berdarah.
Dalam pengantarnya Oprah mengatakan, “Rachel mengatakan telah menyaksikan upacara pengorbanan anak-anak selain juga mengalami sendiri pelecehan seks.” Rachel menimpali, “Saya lahir di tengah keluarga yang mempercayai dan mempraktikkan hal itu.”
Oprah: “Rachel berasal dari sebuah keluarga yang … orang tentunya menyangka sebagai keluarga yahudi yang baik. …. Dan ternyata kalian semua memuja setan di dalam rumah kalian?”
Rachel: “Benar. Ada banyak keluarga yahudi lainnya di seluruh negeri ini yang melakukan hal itu, bukan hanya keluarga saya.”
Acara itu tentu saja membahayakan eksistensi orang-orang yahudi, khususnya di Chicago, yang bersama Jew York merupakan “ibukota kaum yahudi sedunia”. Dan tentu saja Oprah pun harus kehilangan pekerjaannya kalau saja ia tidak segera meminta ma’af kepada kaum yahudi di Chicago dan berjanji akan menjadi mesin propaganda yang tangguh bagi misi kaum yahudi di Amerika seperti kampanye holocoust memorial, gender bending, homoseksual (Oprah sendiri seorang lesbian), dan anti-white movement.
Ketika tokoh yahudi Chicago JudgeMarovitz meninggal tahun 2001, oprah turut hadir dalam pemakamannya. Saat ditanya wartawan mengenai hubungannya dengan Morovitz, Oprah menjawab: “Ia adalah teman sejati yang telah menolong saya saat saya sangat membutuhkannya.” Namun tentu saja Oprah menolak menyebutkan jasa Marovitz yang telah menyelamatkan kariernya.
Pengaruh yahudi yang sedemikian kuat bisa dilihat dari perjalanan karier Presiden Barack Obama. Dari seorang yang bukan siapa-siapa, bahkan jauh dari kriteria seorang pemimpin ideal, Obama muncul sebagai orang paling berpengaruh di dunia “maya” (karena dunia nyata dikuasai oleh orang-orang yahudi). Obama berhutang budi pada mafia politik yahudi di Chicago yang dimotori miliuner Penny Pritzker dan beberapa petualang politik yahudi seperti Rahm Emmanuel (seorang gay mantan penari balet, putra seorang tokoh teroris Israel dan pernah menjadi tentara Israel) dan David Axelrod. Chicago juga menjadi basis utama raja mafia Amerika Meyer Lansky yang pada masanya merupakan boss dari Al Capone (tapi tentu saja media massa dan film-film Hollywood lebih suka menonjolkan peran Capone demi melindungi keberadaan Lansky). Lansky bersama rekan yahudinya, Bugsy Siegel, mendirikan kota hiburan Las Vegas, namun demi menguasai sepenuhnya kota itu Lansky pun membunuh Bugsy. Lansky menghabiskan hari tuanya di Israel hingga meninggal.
Mitra bisnis utama Lansky adalah keluarga Bronfman, raja bisnis minuman keras dari Kanada yang pada masa Capone menyelundupkan berdrum-drum minuman keras ke Amerika setiap harinya dan mengeruk keuntungan berlimpah ruah. Kemudian dari bisnis itulah keluarga Bronfman mengembangkan bisnisnya hingga kini menjadi salah satu raja bisnis di Amerika Utara dengan menguasai beberapa bidang bisnis sekaligus seperti hiburan (memiliki salah satu studio film besar Hollywood), media massa (termasuk Vanity Fair dan New Yorker), penerbitan (Randhom House penerbit novel the Da Vinci Code), kimia dan agribisnis (Dupont) dan sebagainya. Pada tahun 1990-an generasi kedua Bronfman, Edgar Bronfman, memimpin World Jewish Organization dan melakukan kampanye Holocoust Industry yang berhasil memeras industri perbankan Swiss senilai miliaran dolar.
Kini kita kembali ke topik utama.
Antara bulan Oktober 1955 dan Desember of 1956, di Chicago Amerika, sebanyak lima anak menghilang secara misterius dan kemudian mayatnya ditemukan dalam kondisi yang menunjukkan mereka telah menjadi korban pembunuhan ritual yahudi.
Kelima anak-anak itu adalah kakak beradik laki-laki John dan Anton Schuessler, Jr. dan kawan bermain mereka Robert Peterson, serta dua kakak beradik perempuan Barbara dan Patricia Grimes. Kematian mereka sampai sekarang tetap “tidak terpecahkan” oleh penyidik. Saya sengaja memberikan tanda kutip karena kasus ini tergolong mudah dipecahkan berdasarkan bukti-bukti fisik yang ada, namun menjadi sulit karena melibatkan “kekuatan” yang secara politik sangat berpengaruh di Amerika.
Kelima korban ditemukan dalam kondisi telanjang bulat, kehabisan darah, namun tanpa tanda-tanda adanya pemerkosaan. Menurut laporan patologis kelima jenasah masih hidup selama beberapa waktu sejak dilaporkan menghilang meski dengan kondisi cuaca yang sangat dingin saat itu kelimanya diduga meninggal tidak lama setelah dibuang dalam kondisi terluka dan telanjang. Pergelangan tangan dan kaki kelima jenazah menunjukkan tanda mereka diikat kuat sebelum meninggal. Kelima jenazah menunukkan tanda-tanda luka sayatan dan pukulan yang tidak mematikan. Namun karena darah yang mengalir dari luka-luka itu mengakibatkan mereka meninggal karena kehabisan darah. Hanya jenazah Bobby Peterson (14 tahun) yang menunjukkan luka yang lebih parah berupa pukulan benda tumpul di kepala dan cekikan di leher. Mungkin karena ia melakukan perlawanan keras.
Kelima janazah mengalami luka-luka yang sangat khas ditunjukkan oleh korban pembunuhan ritual, seperti luka yang disebut sebagai stigmata, yaitu luka-luka yang dialami oleh Yesus Kristus dalam penyalibannya. Selain itu mulut dan mata kelima korban juga dimutilasi sedemikian rupa sehingga polisi tidak mengijinkan jenazahnya untuk dilihat orang.
Pembunuh yang Kaya
Para ahli forensik menemukan tanda-tanda yang menunjukkan jenazah korban pembunuhan pernah diangkut menggunakan mobil sedan Packard, jenis mobil mewah saat itu yang hanya digunakan oleh orang-orang kaya.
Media Massa yang Bungkam
Chicago Sun Times edisi sore menuliskan laporan mengenai pembunuhan itu sebagai sebuah pembunuhan bermotif ritual sekaligus memunculkan spekulasi keberadaan sebuah sekte agama sebagai pelakunya. Namun hanya beberapa menit setelah koran tersebut beredar di jalanan, beberapa truk dikirimkan Chicago Sun Times untuk menarik kembali koran tersebut dari peredaran untuk selanjutnya dibakar di tempat sebelumnya koran-koran itu dicetak.
Namun delapan kopi koran edisi khusus itu berhasil didapatkan oleh Lyle Clark Van Hyning, aktifis wanita yang menerbitkan jurnal Women's Voice. Saat ia menelepon Chicago Sun Times untuk menanyakan alasan penarikan koran edisi khusu tersebut, ia mendapat jawaban penarikan tersebut disebabkan karena adanya keberatan dari banyak orang serta kekhawatiran terjadinya kerusuhan rasial.
Didasarkan oleh kecurigaannya, Van Hyning kemudian mengirimkan satu kopian buku Arnold Leese “JEWISH RITUAL MURDER” kepada Anton Schuessler Sr, ayah dari dua orang korban pembunuhan, John dan Anton Schuessler Jr. Terkejut dengan isi buku Leese, Anton langsung pergi ke kantor polisi setempat untuk melaporkan kemungkinan motif pembunuhan ritual dalam kasus kematian anaknya.
Sang Ayah yang Malang
Apa yang dilakukan Anton Schuessler mungkin menjadi sesuatu yang paling disesalinya kemudian. Alih-alih menindaklanjuti laporan Anton, kapolsek Cook County, Joseph Lohman yang juga seorang yahudi, justru memerintahkan penangkapan terhadap Anton dengan tuduhan pembunuhan terhadap anaknya sendiri. Selanjutnya Lohman memerintahkan detektif setempat, Harry Gloss, juga seorang yahudi, untuk melakukan penyidikan atas kasus tersebut.
Saya sudah mengatakan kasus ini demikian mengerikannya sehingga lebih mirip seperti cerita fiktif. Baiklah saya lanjutkan.
Setelah menahan Anton Schuessler di ruang tahanan dan memerintahkan seorang detektif yahudi untuk melakukan penyidikan, sheriff Joseph Lohman, yang juga seorang yahudi, memerintahkan deputy sheriff bernama Horowitz, juga seorang yahudi, untuk menggeledah rumah keluarga Schuessler. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan intimidasi terhadap keluarga Schuessler yang tersisa, mengancam mereka untuk tidak berbicara kepada orang lain, dan melakukan penahanan rumah.
Dua orang detektif Chicago yang dikirim untuk membantu kasus itu kemudian, James Lynch dan James McMahon, hanya bisa menemukan barang-barang bukti yang rusak atau hilang.
Sementara itu setelah gagal mendapatkan bukti yang bisa mengarahkan Anton sebagai terdakwa pembunuhan putra-putranya sendiri, meski telah dilakukan interogasi secara massif termasuk dengan alat pendeteksi kebohongan, Sheriff Lohman malah mengirimkan Anton ke klinik penderita penyakit mental yang dikelola oleh Dr. Leon Steinfeld (lagi-lagi seorang yahudi) di Des Plaines, Illinois. Begitu sampai di klinik, Anton langsung menjalani shock therapy dengan menggunakan alat terapi kejut, sedemikian rupa sehingga Anton meninggal para hari itu juga.
Kematian-kematian misterius tersebut tentu saja membuat warga Chicago marah sehingga memaksa otoritas hukum Chicago menyeret Dr. Leon ke pengadilan. Di depan hakim Dr. Leon bersikukuh bahwa Anton Schuessler mengalami halusinasi dan "paranoid delusions". Ia juga bersikukuh Anton meninggal karena komplikasi jantung. Tuduhan itu tentu mengada-ngaada karena Anton adalah pria yang sehat yang tidak pernah mengalami masalah dengan jantungnya.
Akhirnya Dr. Leon divonis bebas, namun demi menghindari kerusuhan rasial dilarikan ke Swiss dan tidak lama kemudian ditemukan tewas di kamar hotelnya di pelarian. Polisi Swiss menyatakan kematian Dr. Leon karena "bunuh diri".
Sementara itu kembali di Chicago, koroner setempat, Dr. menemukan bukti-bukti yang menunjukkan kematian Anton Schuessler karena pembunuhan oleh Dr. Leon. Ia pun menyerahkan bukti-bukti yang diperolehnya ke jaksa wilayah. Namun alih-alih ditindaklanjuti, Thomas McCarron justru mengalami berbagai intimidasi untuk tidak memperpanjang masalah itu, di antaranya pemboman di halaman rumahnya.
Dalam setiap cerita tentang yahudi, hampir selalu disertai dengan kejahatan bermotif ekonomi. Demikian pula halnya dengan Dr. Leon. Beberapa bukti yang ditemukan kemudian menunjukkan bahwa selama masa Perangn Dunia II Dr. Leon terlibat dalam jaringan bisnis ilegal pembuatan surat keterangan dokter palsu untuk menghindar dari kewajiban mengikuti wajib militer. Untuk setiap surat keterangan yang diberikan, Dr. Leon memungut biaya $2.000. Sebagian besar komsumennya adalah orang-orang yahudi.
Sepeninggal Dr. Leon, kecurigaan dan kemarahan massa terhadap komunitas yahudi Chicago tidak juga berakhir. Maka Irv Kupcinet, seorang kolumnis surat kabar yahudi, mengadakan acara penggalangan dana untuk janda Anton Schuessler yang malang. Kupcinet berhasil mengumpulkan sumbangan senilai $100.000 (setara $2 juta sekarang) dari kalangan masyarakat yahudi untuk "uang tutup mulut".
Kini kenangan pahit pembunuhan ritual yang terjadi tahun 1955 itu masih terus dirasakan rakyat Amerika. Tempat ditemukannya jenasah-jenasah pembunuhan itu kini menjadi salah satu tempat paling "berhantu" di Amerika dan menjadi salah satu tujuan wisata mistik. Sebuah prasasti batu berdiri di tempat itu. Orang-orang yahudi tanpa mengenal lelah terus berusaha memindahkan monumen itu.
Wednesday, 27 October 2010
Sang Terpilih (7)
Keterangan gambar: George Soros dan Wapres Boediono
Subagyo tidak habis pikir bagaimana Sri Mulyati masih mendapatkan banyak pendukung di masyarakat, terutama setelah belangnya terbongkar dalam kasus Bank Centurion. Yang lebih mengherankan Subagyo lagi adalah, sebagian besar pendukung Sri Mulyati justru berasal dari kalangan kelas menengah yang berpendidikan tinggi. "Memang bodoh, orang-orang negeri ini," kata Subagyo dalam hati.
Beberapa tahun lalu sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika memenangkan gugatan atas pemerintah Indungsia di arbritrase internasional. Gugatan itu dilakukan karena pemerintah Indungsia menghentikan ijin operasional perusahaan itu karena melanggar undang-undang telekomunikasi Indungsia. Memang wajar jika perusahaan itu mengajukan tuntutan karena mengalami kerugian akibat peraturan pemerintah Indungsia yang tidak konsisten. Namun yang tidak wajar adalah mereka mengajukan tuntutan ganti rugi yang kelewat besar, termasuk menghitung peluang keuntungan yang hilang selama beberapa tahun. Artinya mereka menuntut hal yang masih di awang-awang, tanpa melakukan kerja apapun. Dan lebih tragisnya, Sri Mulyati, yang saat itu adalah menteri keuangan, dengan gagah berani mengumumkan kepada media massa: "Kita akan bayar semua."
Seorang pejabat negara yang masih memiliki sedikit nasionalisme setidaknya akan berusaha mengulur-ulur waktu, kalaupun tidak mengajukan perlawanan hukum lainnya. Namun Sri Mulyati justru ngotot untuk membayar tuntutan perusahaan Amerika itu.
Saat kasus Bank Centurion lagi hangat-hangatnya, ia menuduh lawan-lawan-nya yang menyeretnya ke sidang Pansus Parlemen telah melakukan politisasi atas kasus itu. Namun tanpa malu ia memerintahkan jajarannya di kementrian keuangan untuk mengadakan perlawanan politik mendukung Sri Mulyati dalam kasus itu, dengan melakukan aksi-aksi demo dan mengenakan pita bertuliskan "M". Oleh lawan-lawannya simbol "M" itu diplesetkan sebagai "maling". Subagyo setuju dengan itu, terutama terkait dengan puluhan miliar yang didapatkan Sri Mulyati dari "perampokan" Bank Centurion.
Jurus politisasi berikutnya yang dilakukan Sri Mulyati adalah dengan memerintahkan pengusutan pajak atas perusahaan-perusahaan milik para anggota Pansus Parlemen yang mengadilinya. Sepintas perintah ini terlihat positif. Tetapi belakangan berkembang kecurigaan bahwa perintah ini tidak didorong oleh keinginan untuk benar-benar membereskan carut marut dunia perpajakan Indungsia. Kecurigaan ini berdasar pada beberapa kasus perpajakan yang diduga melibatkan Sri Mulyati. Pertama adalah kasus yang melibatkan pengusaha Siti Murbawa yang kebetulan juga adalah penyandang dana kampanye Subagyo, dan kedua adalah kasus penggelapann pajak oleh PT Asean Agro.
Dalam kasus pertama, kontainer berisi puluhan ribu sepatu milik Murbawa yang keluar tanpa izin ditangkap petugas Bea Cukai. Murbawa menemui Dirjen Bea Cukai meminta kontainer itu dilepaskan, namun ditolak. Maka Murbawa membawa kasus itu kepada Mulyati yang merupakan atasan Dirjen Bea Cukai. Maka lepaslah sepatu-sepatu itu dari karantina bea cukai.
Adapun kasus Asean Agro adalah penggelapan pajak yang nilainya mencapai Rp 1,4 triliun. Sampai sekarang, kasus ini pun tidak jelas kabar berita dan nasibnya. Inilah antara lain hal-hal yang membuat kecurigaan begitu kuat, bahwa Sri Mulyati tidak pernah bersungguh-sungguh membenahi perpajakan Indungsia yang korup. Meski demikian tetap saja ia disanjung-sanjung sebagai seorang yang "berintegritas tinggi". Para pendukung kuat Sri Mulyati di antaranya adalah direktur perusahaan listrik negara, seorang wartawan senior, seorang mantan menteri yang menjadi host acara televisi terkenal, seorang ekonom liberal yang menyamar sebagai sosialis, seorang mantan menteri yang menjadi aktifis lingkungan hidup dll. Mereka semuanya binaan "organisasi" melalui George Soros.
Subagyo mencatat setidaknya ada dua hal yang dilakukan Sri Mulyati yang telah menyinggung pribadinya. Pertama saat ia meminta Sri Mulyati menghentikan perdagangan bursa saham yang telah membuat group perusahaan salah satu pendukung utama Subagyo bangkrut. Dengan angkuh Sri Mulyati menolaknya. Bahkan setelah didesak terus oleh Subagyo, Sri Mulati "ngambek" dan mengancam mengundurkan diri dari jabatannya. Mengingat Sri Mulyati adalah "titipan" organisasi yang tidak boleh "disentuh", Subagyo akhirnya mengalah.
Kasus kedua adalah dalam kasus Bank Centurion itu. Sri Mulyati dengan "kurang ajar" berusaha melibatkan diri Subagyo dengan menyeret-nyeret nama asisten pribadi Subagyo dalam kasus itu. Jelas sekali kalau Sri Mulyati hendak menerapkan strategi "tijitibeh", mati siji mati kabeh, alias mati satu matilah semuanya. Maka ketika kondisi semakin di luar kontrol dan "organisasi" meminta Subagyo mengamankan Sri Mulyati ke markas besar "organisasi" di Washington, Subagyo menyambut dengan gembira. Setidaknya ia tidak lagi harus mengelus dada setiap kali melihat Sri Mulyati menunjuk-nunjuk orang dengan tangan kirinya dalam sidang-sidang kabinet, merasa dirinya sebagai "orang paling kuat" di Indungsia melebihi seorang presiden
Bersambung ......
Adik Ipar Tony Blair Masuk Islam
Adik ipar mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, dikabarkan telah pindah agama dan kini memeluk Islam. Lauren Booth (43 th), seorang jurnalis yang bekerja untuk stasiun televisi Iran, Press TV, sekitar tujuh minggu yang lalu mengalami suatu "pengalaman suci" di Iran yang menyebabkannya memutuskan pindah agama segera setelah kembali ke Inggris.
Lauren Booth yang merupakan adik kandung istri Tony Blair, Cherie Blair, mengatakan kepada koran Daily Mail, dirinya kini telah mengenakan jilbab setiap kali meninggalkan rumahnya, selain juga menjalankan shalat lima waktu. "Saya juga tidak lagi menyentuh minuman beralkohol dan daging babi. Setiap hari saya membaca Qur'an, kini telah sampai di halaman 60," tambahnya.
Pengalaman suci yang dialami Lauren Booth terjadi di makam Fatima al-Masumeh di kota Qom, Iran. "It was a Tuesday evening and I sat down and felt this shot of spiritual morphine, just absolute bliss and joy," katanya kepada koran Dily Mail, Minggu (24/10).
Saat ditanya kemungkinan dirinya mengenakan burka (pakaian muslimah yang lebih tertutup dibanding jilbab), Lauren tidak menampiknya. "Siapa tahu, sampai sejauh mana nantinya pengalaman spiritual membawa saya," katanya.
Bahkan saat masih memeluk agama Kristen, Lauren telah menunjukkan simpatinya pada Islam dan perjuangan rakyat Palestina. "Saya selalu terkesan dengan kekuatan dan keindahan yang diberikan agama ini (Islam)," katanya.
Berseberangan dengan abang iparnya yang merupakan aktor utama Perang Irak, Lauren adalah penentang kuat perang tersebut. Saat Tony Blair merayakan peluncuran buku biografinya bulan lalu, Lauren mengirimkan surat terbuka mengecam Blair sebagai "menangguk keuntungan dari penderitaan rakyat Irak." Pada bulan Agustus 2008 Lauren ikut serta dalam misi penerobosan blokade Israel atas Gaza dengan kapal yang berlayar dari Siprus. Bersama 46 aktifis kemanusiaan lainnya, ia ditolak masuk ke Gaza oleh Israel dan Mesir.
Pada tahun 2006 ia menjadi peserta acara reality show populer di Inggris, "I’m A Celebrity . . . Get Me Out Of Here!" dan menyerahkan seluruh hadiah yang diterimanya untuk membantu rakyat Palestina.
Akhirnya, kepada Daily Mail, Lauren mengungkapkan harapannya agar kepindahannya ke Islam bisa mengubah persepsi negatif Tony Blair terhadap Islam.
Monday, 25 October 2010
Sang Terpilih (6)
Keterangan gambar: Simbol-simbol penyembahan berhala di mata uang dollar
Oh ya, mengenai undang-undang informasi publik sebagaima telah disebutkan sebelum ini, orang mungkin tidak percaya kalau undang-undang itu adalah produk kepentingan "organisasi" mengingat kementrian yang mengurusi undang-undang itu dipimpin seorang tokoh organisasi dakwah. Masyarakat lupa bahwa organisasi ini pernah dipimpin oleh seorang idiolog wahabi salafi bentukan zionis. Dan sebenarnya belang mereka telah terbuka sejak mereka suka melakukan kegiatan-kegiatan di Hotel JW Marriot, salah satu ikon kebanggaan "organisasi".
Maka terjadilah apa yang direncanakan. Subagyo terpilih menjadi presiden Indungsia dalam pemilihan yang hanya berlansung satu putaran. Terima kasih pada alat penghitung suara buatan Israel, tim sukses Jackal Enterprise yang dipimpin mantan pejabat Mossad, serta lembaga-lembaga pooling yang merupakan satu paket dengan Jackal Enterprise.
Subagyo tahu, bahwa syarat mutlak agar Indungsia bisa maju adalah membangun infrastuktur besar-besaran terutama di pulau-pulau kaya sumber daya alam seperti Kalimantan dan Irian Jaya. Namun sejak awal ia sudah diwanti-wanti "organisasi" untuk tidak melakukan hal itu. Karena jika dilakukan, batubara di Kalimantan bisa dieksploitasi secara massif dan mengancam bisnis minyak milik "organisasi" yang masih bisa memberikan keuntungan besar selama puluhan tahun mendatang. Memang, "organisasi" telah mengkapling sumber energi batu bara di Kalimantang dan Borneo Jaya melalui kaki tangan "organisasi" yang merupakan seorang pengusaha pribumi. Tapi membiarkan minyak mubazir bukanlah keputusan bisnis yang tepat. Barubara baru akan dieksplorasi besar-besaran setelah cadangan minyak di Indungsia menipis.
Lagipula dengan membangun infrastuktur di Kalimantan dan Irian Jaya, maka sumber daya alam lainnya yang melimpah akan bisa diekploitasi sehingga bisa memberikan kemakmuran yang sangat besar bagi rakyat Indungsia. Tapi "organisasi" tidak ingin Indungsia terlalu maju. Terutama dengan mayoritas umat Islamnya yang masih belum bisa dijinakkan sebagaimana orang-orang kristen kulit putih di Eropa dan Amerika.
Untuk memberikan citra bahwa pemerintahannya peduli pada pembangunan infrastuktur, atas saran Jackal Enterprise tentunya, Subagyo menggelar event akbar "Infrastruktur Summit". Dalam event itu Subagyo mengumbar banyak wacana pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan Jembatan Selat Janda hingga jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Indungsia dengan Malesia. Namun tentu saja, semua itu hanya wacana yang bisa menaikkan citra Subagyo. Dalam praktiknya Subagyo hanya merencanakan membangun jalan tol di Pulau Jaya, itupun hanya sepanjang 50 km selama kepemimpinannya, atau hanya 10 km per-tahun. Untuk pembangunan jalan tol itu sendiri diserahkan kepada beberapa pengusaha yang menjadi kaki tangan "organisasi".
Tentu saja pembangunan infrastuktur seperti itu tidak banyak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dibandingkan misalnya dengan Malesia yang telah membangun jalan tol hingga 5.000 km, apalagi dibandingkan dengan Cina yang telah membangun jalan kereta api hingga puncak Himalaya.
Harus diakui, dalam hal tipu menipu dan pengalihan perhatian masyarakat, orang-orang yahudi itu sangat jago. Mereka telah belajar dari sejarah mereka yang hampir berumur 3.000 tahun yang telah banyak mengajarkan mereka bagaimana cara merebut kekuasaan dan mempertahankannya. Namun satu hal yang sangat membuat Subagyo kagum bercampur heran, dalam kasus Indungsia tentunya, adalah keberhasilan mereka menempatkan agennya menjadi tokoh ulama berkharisme yang setiap saat memelintir tasbih dan mulut komat-kamit berdzikir. Keberhasilan ini tidak kalah sukses dibandingkan saat mereka menempatkan Snouck Horgronje di tengah-tengah komunitas elit Islam di Indungsia hingga berhasil memikat beberapa ulama untuk mengawinkan putrinya dengan Snouck yang merupakan kakek biologis Subagyo. Ulama yang dimaksud Subagyo saat ini tengah menantikan perkawinan putra tunggalnya dengan seorang artis sinetron. Artis tersebut terhitung masih cucu dari mantan perdana menteri Israel, Ariel Sharon.
Namun tidak semuanya sesuai dengan apa yang diperkirakan Subagyo. Meski berhasil menang secara gemilang dalam pemilihan presiden, ia harus menghadapi berbagai permasalahan yang tidak kunjung berhenti. Dan ia tahu, "organisasi" turut berperan merekayasa permasalahan-permasalahan itu. Demo-demo para aktifis LSM misalnya. Ia tahu persis, dari laporan kepala inteligennya bahwa LSM-LSM itu adalah binaan George Soros. Namun yang sangat menyakitkannya adalah diungkit-ungkitnya kasus Bank Centurion oleh media massa dan para politisi dari partai-partai koalisi.
Memang akhirnya ia berhasil meredam kasus Bank Centurion dengan memerintahkan aparat penyidik untuk mem-pending perkara itu dan "mengamankan" Sri Mulyati, menteri keuangan yang turut bermain dalam skenario "perampokan" Bank Centurion, ke kantor pusat IMF yang merupakan lembaga bentukan "organisasi". Sebagaimana skenarionya, satu-satunya orang yang dihukum dalam kasus ini adalah direktur utama Bank Centurion sekaligus pemilik saham minoritas. Namun kasus ini tetap menjadi bara dalam sekam yang suatu saat bisa kembali meledak dan mengancam kedudukannya sebagai presiden. Ia bagai disandera oleh kasus ini.
Dan dalam keadaan tersandera itu ia terus mendapat tekanan dari "organisasi" untuk menjalankan misi mereka. Salah satunya menangkap tokoh Islam kharismatik, Abdullah Bawasyier dengan tuduhan terorisme. Misi lainnya adalah privatisasi bandara terbesar di Indungsia yang terletak di ibukota. Awalnya ia meminta privatisasi ini ditunda dulu demi mengamankan citra-nya yang tengah carut-marut karena kasus Bank Centurion. Menjual pengelolaan bandara yang sangat strategis nilainya semakin menyudutkan citranya sebagai antek kepentingan asing. Namun baru sehari ia menyampaikan keberatannya, esoknya bandara mengalami mati listrik selama beberapa jam. Ia telah memerintahkan menteri BUMN untuk menegur direktur-direktur BUMN yang bertanggungjawab atas hal itu. Tapi bukannya dituruti, tidak lama kemudian bandara kembali mati listrik. Maka ia sadar bahwa tuntutan "organisasi" harus segera dilaksanakan.
Subagyo tahu jelas bagaimana jika bandara itu jatuh ke tangan "organisasi": Bandara akan dipimpin oleh agen-agen inteligen Israel, Mossad. Semua peralatan keamanan juga akan diganti dengan peralatan buatan Israel. Maka Israel akan semakin mengukuhkan cengkeramannya di negara Islam terbesar di dunia ini. Meski sadar bahwa selama ini dirinya telah "mengabdi" kepada orang-orang yahudi, selain leluhurnya sendiri yang juga berdarah yahudi, Subagyo tidak pernah benar-benar menyukai orang-orang yahudi.
Subagyo juga kesal dengan tingkah laku sang wakil presiden Budiloyo. Sebagai "begawan ekonomi" setidaknya Subagyo ingin mendengar saran-saran yang jitu untuk memajukan perekonomian. Alih-alih Budiloyo justru semakin pelit ngomong soal pembangunan dan sebagainya. Kesibukannya kini hanya menjadi "Ketua Dharma Wanita", kesana kemari menggunting pita acara-acara seremonial.
Namun tidak ada yang lebih menjengkelkannya daripada ulah Sri Mulyati yang sudah membuat gerakan untuk mencalonkan diri menjadi presiden Indungsia tahun 2014 nanti. Itu berarti menentang rencananya yang akan mengajukan salah seorang putranya menjadi penggantinya. Subagyo tahu, Sri Mulyati adalah kandidat yang sangat kuat karena ia adalah kader "organisasi". Ia juga memenuhi salah satu program "kesetaraan gender" yang dijalankan "organisasi".
Bersambung ..........
Pengeran Saudi Terbukti Gay Pembunuh
Ini cerita tentang keluarga kerajaan yang dikenal sebagai pelindung dan donatur utama gerakan Wahabi-Salafiah di seluruh dunia, pengkhianat perjuangan rakyat Palestina, sekutu utama Israel-Amerika, dan segerombolan pembenci keluarga nabi (ahlul bait) yang tidak jelas asal-usulnya yang atas dukungan zionis Inggris memberontak kepada khilafah dan menjadi penguasa tanah suci.
Pada tgl 19 Oktober lalu seorang pangeran keluarga kerajaan Saudi Arabia yang juga cucu dari raja Abdullah, dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun oleh pengadilan Old Bailey, London, Inggris, setelah terbukti membunuh pembantu laki-lakinya. Tidak hanya itu, pengadilan juga membuktikan bahwa pangeran tersebut, Saud Bin Abdulaziz Bin Nasir al Saud (34 tahun) adalah seorang gay, membuat sang pangeran menghadapi ancaman hukuman yang lebih berat di negerinya sekembalinya menjalani hukuman penjara. Karena berdasaran hukum syariah yang berlaku, seorang homoseks dijatuhi hukuman mati.
"Adalah sangat tidak biasa seorang pangeran dijatuhi hukuman karena pembunuhan. Namun tidak ada orang yang kebal hukum di negeri ini," kata hakim David Bean yang menjatuhkan hukuman atas Saud Bin Abdulaziz Bin Nasir al Saud. "Adalah kesalahan bagi saya jika menghukum lebih berat atau lebih ringan dari hukuman yang saja jatuhkan ini, karena kedudukan Anda sebagai pangeran kerajaan Saudi," tambah hakim David Bean.
Pengadilan membuktikan bahwa pada tgl 15 Februari sang pangeran telah menyiksa dengan sadis pembantu laki-lakinya Bandar Abdullah Abdulaziz yang mengakibatkan kematian akibat akumulasi luka-luka yang diterima selama menjadi pembantu sang pangeran. Sang korban, juga warga negara Saudi yang merupakan seorang yatim piatu yang diangkat menjadi pembantu keluarga kerajaan, ditemukan tergeletak dengan bekas-bekas penganiayaan seksual, termasuk gigitan di dua pundaknya.
Jaksa penuntut dalam sidang menyebutkan, penganiayaan terus-menerus dilakukan terhadap Bandar Abdullah, termasuk dua penganiayaan yang terekam kamera CCTV di dalam lift hotel. Sang pembantu tampak begitu lemah di hadapan sang pangeran hingga sama sekali tidak melakukan perlawanan. Seorang saksi yang juga pernah menyaksikan penganiayaan mengatakan sang pangeran memperlakukan pembantunya layaknya budak.
Kerajaan Saudi telah mencoba melindungi sang pangeran setelah ditangkap usai ditemukannya jenasah korban di kamar Hotel Landmark, sebuah hotel mewah di London. Mereka tinggal satu kamar karena sang pangeran ternyata juga seorang gay. Namun setelah kementrian luar negeri Inggris mengkonfirmasi sang pangeran bukan diplomat yang memiliki hak kekebalan diplomatik, upaya hukum tidak bisa lagi diintervensi kerajaan Saudi.
Pengacara sang pangeran meminta hakim untuk mempertimbangkan keringanan hukuman mengingat ancaman hukuman mati yang dihadapi sang pangeran sekembalinya ke Arab Saudi.
Frankfurt School dan Penghancuran Tatanan Sosial
Keterangan gambar: Masyarakat liberal idaman Frankfurt Schoool
Courtesy of Incogman.net
Pada masa-masa awal Revolusi Bolshevik yang berhasil mengantarkan kaum komunis yahudi menguasai Rusia sekaligus menghancurkan kerajaan Kristen-kulit putih yang tersisa di Eropa, para idiolog komunis percaya, revolusi serupa bakal merembet ke seluruh Eropa bahkan dunia. Namun yang terjadi ternyata tidak demikian halnya. Orang-orang kristen Eropa masih bertahan. Di Jerman, Italia, dan negara-negara Eropa Timur bahkan sentimen anti yahudi dan kesadaran bahwa komunisme adalah konspirasi yahudi menguasai dunia, semakin tinggi. Bahkan di Rusia sendiri orang-orang kristen kulit putih melakukan konsolidasi dan melakukan gerakan kontra revolusi yang berujung pada perang sipil yang menelan nyawa jutaan rakyat Rusia. Tanpa dukungan kaum yahudi internasional, termasuk orang-orang kulit putih "useful idiot" yang terhalusinasi dengan faham komunisme, gerakan kontra revolusi tersebut hampir dipastikan mengalahkan kaum komunis dan mengembalikan tsar ke kursi kekuasaan.
Oleh karena itu maka para idiolog komunis yahudi berfikir untuk membahas masalah tersebut. Pada akhir tahun 1922 Lenin dan Trotsky, dua orang gembong komunisme Rusia, mengundang anggota-anggota Communist International (Comintern) untuk mengatasi masalah tersebut dalam pertemuan yang diadakan di Marx-Engels Institute di Moscow. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk menciptakan sebuah konsep baru idiologi komunisme yang mampu memberikan hasil nyata bagi terlaksananya revolusi kultural komunisme. Di antara peserta yang hadir adalah Georg Lukacs (seorang bangsawan Hungarian, putra seorang bankir yahudi) yang mengusulkan ide "Revolution and Eros" atau penggunaan insting seksual manusia untuk menghancurkan tatanan sosial. Peserta lainnya di antaranya adalah Willi Munzenberg yang mengusulkan penggunaan kaum intelektual untuk menghancurkan budaya barat.
Pada akhir pertemuan semua peserta sepakat bahwa tanpa kehancuran nilai-nilai sosial dan moral masyarakat, komunisme tidak mungkin bisa menang. Untuk itu sebuah program penghancuran nilai-nilai sosial dan moral harus dibuat. Namun sayang Lenin, sang pemimpin tertinggi komunisme internasional keburu meninggal tahun 1924. Pengganti Lenin, Stalin, adalah orang yang berseberangan pandangan politiknya dengan regim Lenin dan menumpas para pendukung Lenin.
Pada bulan Juni 1940, Munzenberg yang melarikan di Perancis dibunuh oleh inteligen Stalin dan mayatnya digantung di atas pohon, menyusul Leon Trotsky yang lebih dahulu mati dibunuh agen Stalin di Mexico. Namun Lukacs berhasil menyelamatkan diri di Jerman untuk kemudian membangun lembaga pendidikan yang bisa mewujudkan rencana yang telah dibuat bersama Lenin tahun 1922. Lembaga pendidikan penghancur nilai-nilai sosial dan moral itu kemudian dikenal sebagai Frankfurt School.
Sekolah ini awalnya menginduk pada Fakultas Sosial University of Frankfurt yang didirikan oleh Felix Weil (1898-1975) pada tahun 1923. Weil, yahudi kelahiran Argentina adalah seorang idiologis komunis yang ahli di bidang ilmu sosial. Saat Hitler berkuasa, para idiolog komunis itu melarikan diri ke Amerika dan bergabung dengan beberapa universitas elit Amerika seperti Princeton, Brandeis, California at Berkeley dan Columbia. Meski Frankfurt School, sebagai lembaga think-thank komunis telah "tutup", namun semangatnya masih hidup dan menginspirasi idiolog dan pengikut komunis di Amerika.
Pada tahun 1960-an, salah seorang tokohnya, Herbert Marcuse dikenal sebagai pendiri aliran komunisme baru (New Left) yang dikecam oleh gereja Vatican karena mengkampanyekan seks bebas dan homoseksualisme. Tokoh-tokoh lainnya termasuk Max Horkheimer, Theodor Adorno, Erich Fromm, Leo Lowenthal, dan Jurgen Habermas.
Pada dasarnya para idiolog Frankfurt School percaya bahwa selama orang-orang masih memiliki harapan terhadap "takdir Ilahi" yang bisa memecahkan masalah sosial yang dihadapi, maka masyarakat tidak akan bisa menjadi masyarakat komunis. Yang harus dilakukan agar revolusi komunisme bisa berjalan adalah menghancurkan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai sosial sedemikian rupa sehingga masyarakat menjadi putus asa. Dalam kondisi yang tepat, keputus-asaan masyarakat akan menyebar luas dan memberi tempat bagi komunisme untuk berkembang.
Untuk itu para idiolog merekomendasikan hal-hal sbb:
1. Menciptakan ketegangan antar ras.
2. Menciptakan kebingungan sosial melalui perubahan nilai-nilai dan isu-isu sosial yang tanpa henti.
3. Mengajarkan seks dan homoseksualitas kepada anak-anak.
4. Menghancurkan otoritas guru dan sekolah.
5. Mendorong imigran massal untuk menghilangkan identitas bangsa.
6. Mendorong penyebarluasakan minuman keras.
7. Membuat sepi gereja-gereja dari jamaahnya.
8. Menciptakan sistem hukum yang tidak membela korban kejahatan.
9. Menciptakan rasa ketergantungan yang tinggi terhadap negara.
10. Mengontrol dan membuat media massa sebagai corong pembodohan.
11. Mendorong kehancuran ikatan kekeluargaan.
Dari rekomendasi-rekomendasi itu salah satunya adalah lahirnya teori psikoanalisis-nya Sigmund Freud yang menjustifikasi seks sebagai motif dasar pembentuk kepribadian manusia sehingga mendorong berkembangnya seks bebas dan hedonisme di kalangan masyarakat terutama kalangan muda. Dari rekomendasi itu pula lahir gerakan-gerakan sosial yang mempertentangkan hubungan radisional laki-laki dan wanita (bias gender), orang tua-anak, suami-istri, dan guru-murid. Kini kita tahu mengapa dahulu kita sering melihat film-film layar lebar dan televisi didominasi oleh masalah keluarga antara anak dan orang tua dan orang tua selalu menjadi pihak yang disalahkan.
Para idiolog komunis dalam Frankfurt School percaya adanya dua revolusi: politik dan kultural. Revolusi kultural melakukan penghancuran dari dalam. Bentuk-bentuk pembangkangan ditandai oleh kelemah-lembutan. Dan mereka melihat peluang masa depan untuk mewujudkan ambisinya dengan memusatkan perhatian pada keluarga, pendidikan, media, seks dan budaya populer.
Kita kini bisa melihat skenario dan konspirasi Frankfurt School itu tengah berlangsung di tengah-tengah kita.
Catatan:
Pembunuh psikopat homoseks Ryan kembali membuat berita dengan kabar rencana pernikahannya dengan seorang anak pengusaha asal Singapura. Perlu dicatat bahwa pemberitaan yang massif tentang Ryan oleh media massa nasional menunjukkan bekerjanya konspirasi Frankfurt School, yaitu mengkampanyekan homoseksual dan seks bebas. Saya mencatat media-media yang paling santer memberitakan kasus Ryan dan mengkampenyekan pornoaksi melalui figur Inul Daratista adalah Group Trans TV, dan TV One. Meski saya sudah mengetahui "sebagian" pemilik saham kedua group media itu dan "sebagian" petinggi redaksinya, salah seorang petinggi redaksi Trans TV bahkan teman saya di asrama mahasiswa dan senior saya se kampus, saya masih belum tahu siapa di belakang media-media massa itu yang menggerakkan kampanye pornoaksi dan homoseksualitas itu.
Catatan lain adalah ada "kepentingan di balik layar" yang menggerakkan Ryan sehingga bisa menjadi perhatian media massa. Bagaimana mungkin Ryan bisa mengadakan pesta ulang tahun di dalam penjara, membuat album lagu dan menulis buku, dan diwawancarai media massa pengusung pornografi dan homoseksualitas dari Amerika. Dan terakhir dan yang paling mengejutkan adalah kabar rencana pernikahan pernikahan Ryan dengan anak pengusaha asal Singapura. Kalau kabar ini benar, dipastikan keluarga pengusaha itu adalah keturunan yahudi. Ingat, Singapura adalah basis yahudi di wilayah Asia Tenggara. Perdana Menteri pertama Singapura bahkan seorang yahudi asal Irak. Selain itu bagi keluarga yahudi, menjadikan putri-nya pelacur demi kepentingan yahudi, bukan hal aneh. Ingat Monica Lewinsky? Wanita yahudi penjerat Presiden Bill Clinton itu bahkan diperintahkan ibunya, seorang penulis, untuk menjerat seorang penyanyi tenor terkenal hanya agar sang ibu bisa mendapatkan bahan untuk menulis sebuah artikel tentang sang penyanyi tenor tersebut.
Thursday, 21 October 2010
Flotilla Baru untuk Gaza
Meski menghadapi ancaman serius dari pemerintah Israel, termasuk serangan militer sebagaimana dialami para aktifis dalam insiden kapal Mavi Marmara bulan Mei lalu, aktifis kemanusiaan dari berbagai belahan dunia terus berupaya melakukan aksi penerobosan blokade Israel demi membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza. Sebuah flotilla (armada kecil) kapal-kapal bantuan kemanusiaan kini tengah bersiap-siap menuju Jalur Gaza.
Menurut juru bicara para aktifis, Manuel Tapial, dalam jumpa pers yang diadakan hari Selasa (19/10), jumlah kapal yang bakal berpartisipasi dalam aksi nekad tersebut antara 12-20 kapal, dengan jumlah bantuan mencapai 2x lipat yang dibawa flotilla pertama yang bernasib naas. Flotilla pertama berjumlah enam kapal.
Tapial adalah salah seorang aktifis yang turut berpartisipasi dalam misi flotilla pertama yang diserbu pasukan Israel dan menewaskan sembilan aktifis termasuk seorang warga negara Amerika keturunan Turki, pada tgl 31 Mei 2010 lalu. Selain melakukan aksi kemanusiaan, flotilla kedua dimaksudkan untuk memberikan tekanan politik kepada Israel untuk membuka blokade illegal yang dikenakan terhadap panduduk Palestina di Gaza.
Flotilla yang akan berangkat ke Gaza ini terdiri dari 16 kelompok dan organisasi kemanusiaan dari 16 negara, termasuk Indonesia. Negara-negara tersebut adalah Australia, Belgia, Kanada, Perancis, Yunani, Indonesia, Irlandia, Italia, Malaysia, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki dan Amerika Serikat. Flotilla ini akan diberangkatkan secara serempak dari beberapa pelabuhan di Eropa antara bulan Maret dan Mei 2011.
"Tujuan kami adalah kemanusiaan sekaligus politik," kata perwakilan aktifis dari Spanyol, Dimitris Plionis dalam konperensi pers tersebut. Ia menunjukkan, dengan adanya aksi flotilla tekanan terhadap Israel untuk membuka blokade semakin kuat. Apalagi setelah laporan penyidikan insiden Mavi Marmara yang dilakukan PBB menunjukkan adanya pelanggaran HAM dan hukum internasional yang dilakukan Israel dalam aksi militernya tgl 31 Mei lalu.
"Laporan PBB itu memberikan landasan hukum bagi kami untuk melakukan aksi ini," tambah Plionis.
Erdogan Kembali Kecam Nethanyahu
Setelah serangkaian kecaman dan aksi politik dilakukan oleh Perdana Menteri Turki Recep Erdogan menyusul aksi barbar Israel atas kapal Mavi Marmara yang menewaskan 9 warga Turki, Erdogan kembali melakukan kecaman keras kepada perdana menteri Israel, Nethanyahu. Kecaman ini dikeluarkan Erdogan hari Senin (18/10) dalam wawancara dengan televisi Yunani, Skai TV, terkait kemungkinan kehadiran Nethanyahu dalam konperensi internasional perubahan iklim di Yunani Jum'at (22/10).
Menurut Erdogan dirinya akan memboikot even tersebut jika Nethanyahu hadir dalam acara tersebut. Israel sendiri belum termasuk negara yang diklarifikasi turut berpartisipasi dalam acara ini.
Menurut Erdogan, dirinya "jengkel" kepada Nethanyahu karena Nethanyahu justru merasa bangga dengan aksi biadab negaranya terhadap para aktifis kemanusiaan.
"Dalam masalah ini, saya rasa Israel tengah berada pada titik untuk kehilangan satu sekutu paling pentingnya di Timur Tengah, yaitu Turki. "Saya rasa mereka harus membayar atas kebrutalan yang merupakan kharakter kebijakan politik pemerintahan Israel," tambah Erdogan.
Tuesday, 19 October 2010
Sang Terpilih (5)
Materi lain yang dibahas dalam "fit and propher test" yang diikuti Subagyo dan anggota komisi tertinggi "organisasi" adalah mengenai metode dan tata cara kampanye pemilihan presiden. Untuk masalah ini disepakati menggunakan jasa konsultan politik "Jackal Enterprise" dari Amerika yang sukses mengantarkan Obonga menjadi Presiden Amerika. Perusahaan ini dikelola oleh David Rubin, mantan pejabat dinas inteligen Israel yang bermigrasi ke Amerika. Lebih tepatnya Rubin memiliki dua kewarganegaraan, Amerika dan Israel sekaligus.
Orang yang tidak memahami realitas politik Amerika, bahkan termasuk kebanyakan warga Amerika sendiri, tentu tidak percaya bahwa ada warga negara Amerika yang memiliki kewarganegaraan ganda. Namun begitulah realitasnya. Untuk orang-orang yahudi dari negara lain, pemerintah Amerika selalu memberi keistimewaan dengan memberi kewarganegaraan, meski kewarganegaraan sebelumnya tidak pernah dicabut. Misalnya saja Presiden Clinton pernah memberikan kewarganegaraan kepada Martin Indyk, seorang yahudi asal Inggris di hari pertama menjabat sebagai presiden. Orang tersebut langsung diberi jabatan di departemen pertahanan, bahkan kemudian diangkat menjadi duta besar.
Adapun untuk pembiayaan kampanye, "organisasi" bersedia memberikan dana talangan yang harus segera dikembalikan. Karena jumlahnya mencapai triliunan rupiah, maka diperlukan sebuah sebuah "kebijakan pemerintah". Skenarionya adalah membangkrutkan sebuah bank dengan mengalirkan dana likuiditasnya ke berbagai investasi fiktif yang bermuara ke rekening "organisasi". Kemudian pemerintah mengeluarkan talangan untuk menyelamatkan bank tersebut sekaligus memutihkan kejahatan perbankan yang dilakukan owner dan manajemen bank tersebut. Untuk menghindari kemarahan masyarakat, beberapa manajer bank bakal ditangkap, namun para owner yang tidak lain adalah para operator George Soros, dibiarkan melarikan diri ke luar negeri.
Modus seperti ini sebenarnya sebuah standar kejahatan perbankan internasional: merampok dana masyarakat dan negara yang harus menanggungnya. Ironisnya lagi, seringkali dana talangan yang dikeluarkan pemerintah merupakan pinjaman bank yang pemiliknya sama dengan bank yang melakukan kejahatan. Ironis bukan? Seseorang merampok rumah kita, kemudian datang memberikan pinjaman dari hasil rampokan tersebut.
Cara seperti ini telah dilakukan berulangkali. Termasuk dalam kasus krisis kredit perumahan Amerika yang berujung pada krisis keuangan global tahun 2008. Hal ini karena begitu besarnya dana masyarakat yang dirampok sehingga menggoncangkan perekonomian Amerika dan berimbas pada perekonomian dunia. Salah satu pelaku kejahatan ini, Bernard Madoff, lagi-lagi yahudi, bahkan diketahui "berhasil" mengeruk dana masyarakat hingga $60 miliar dolar. Ada banyak Madoff sebenarnya, dan mereka semua adalah para operator George Soros dan "organisasi". Dan Madoff hanya sial, karena dilaporkan sendiri oleh anaknya sendiri ke polisi. Untuk menalangi bank-bank yang bangkrut karena dirampok sendiri oleh owner dan manajernya, pemerintah Amerika harus menalanginya hingga lebih dari $1 triliun, atau senilai sekitar 10 kali lipat APBN Indungsia. Dana talangan itu diperoleh pemerintah Amerika dari pinjaman bank-bank milik "organisasi".
Oh ya, bank yang diskenariokan bakal bertindak sebagai "perampok" nasabah masyarakat untuk membiayai kampanye Subagyo adalah Bank Centurion. Nilai yang dirampok dan sekaligus yang harus ditalangi pemerintah adalah sekitar Rp 6,7 triliun. Hanya sekuku hitam dari yang diperoleh "organisasi" dari krisis keuangan Amerika. Tapi bagi rakyat Indungsia yang sebagian besarnya masih hidup terbelakang, nilai itu sangatlah besar.
Dari 6,7 triliun itu sebanyak 2 triliun untuk mengembalikan dana talangan milik "organisasi", 3 triliun fee mereka karena tidak ada makan malam gratis, 1 triliun lagi untuk fee owner dan manajemen Bank Centurion serta para pejabat keuangan yang terlibat dalam skenario, dan 600 miliar sisanya untuk dana taktis partai pengusung serta pribadi Subagyo.
Monday, 18 October 2010
Sang Terpilih (4)
Keterangan gambar: Poster film Hollywood tentang organisasi rahasia "Skull and Bones"
Cara yang diusulkan Subagyo adalah berpidato dalam bahasa Inggris sebagai bentuk loyalitas kepada "organisasi". Yah, dengan cara itu tentu tidak akan dicurigai banyak orang. Kecuali, mungkin hanya disindir di media-media massa sebagai "kurang nasionalis".
Bagi yang memahami bagaimana beratnya perjuangan para pendiri bangsa mempersatukan seluruh bangsa Indungsia dengan bahasa Indungsia sebagai bahasa pemersatu, berpidato menyambut kemenangan pemilihan presiden dalam bahasa Inggris adalah terasa bagaikan menyemprotkan dahak di muka. Lagipula darimana logikanya, mengucapkan terima kasih pada rakyat Indungsia yang telah memilih menjadi presiden, tapi menggunakan bahasa Inggris.
Untuk meredam kecaman, Subagyo, meminta "organisasi" untuk "mengamankan" para wartawan senior agar tidak menyinggung-nyinggung soal nasionalisme berkaitan dengan pidatonya itu. Dan ternyata usul itu disetujui.
Beberapa permintaan "organisasi" lainnya di antaranya perubahan undang-undang penanaman modal, undang-undang migas, undang-undang perpajakan, serta pembuatan undang-undang informasi publik. Semua undang-undang itu harus dibuat seliberal mungkin, disesuaikan dengan kepentingan "organisasi" yang menginginkan sumber-sumber alam dan pasar ekonomi dalam negeri semakin dikuasai para bankir kapitalis asing. Adapun undang-undang informasi publik dibuat agar para agen-agen kepentingan asing tidak mendapatkan hambatan untuk memperoleh informasi-informasi inteligen demi kepentingan mereka.
Satu hal lagi yang menjadi catatan Subagyo adalah misi organisasi untuk "memerangi terorisme" di Indonesia. Untuk itu organisasi meminta dibuat undang-undang anti-terorisme yang memberi kekuasaan kepada negara untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrim terhadap orang-orang yang dituduh sebagai teroris. Untuk itu organisasi meminta dibentuk sebuah satuan khusus anti-teror yang operasionalnya, termasuk sebagian dananya, dibawah komando Australia, negara boneka "organisasi" yang dipimpin seorang wanita lesbian "penyembah berhala" sesama anggota organisasi sebagaimana Subagyo. Sebagai komandan satuan anti-teror itu organisasi telah menetapkan seorang "kristen fanatik" agar tidak segan melakukan tindakan keras terhadap orang-orang Islam yang bakal dibidik sebagai tersangka teroris.
Yah, pada dasarnya kampanye anti-teroris itu memang ditujukan untuk menghancurkan Islam sebagai kekuatan tersisa yang masih menjadi batu sandungan dominasi "organisasi" di dunia. Selain dendam pada orang-orang Islam yang telah membantai kader-kader komunis binaannya pada tahun 1960-an, "organisasi" juga jengkel pada orang-orang Islam yang terus menghambat program-program liberalisasi yang dikampanyekan "organisasi" melalui agen-agennya, seperti isu kesetaraan gender, Islam Liberal, demokrasi, pornografi dan pornoaksi dan sebagainya. Hanya dalam masyarakat liberal, maksudnya bebas dari nilai-nilai moral, etika dan agama lah "organisasi" bisa berkuasa tanpa terganggu.
Selain itu, "organisasi" juga menghendaki dua BUMN strategis dipimpin oleh agen-agen mereka yang terpercaya, yaitu perusahaan listrik negara dan perusahaan minyak negara. Ini penting demi menjalankan misi "organisasi" yang tertunda beberapa tahun untuk menguasai saham perusahaan-perusahaan tersebut melalui privatisasi karena adanya perlawanan serikat pekerja. Dengan jatuhnya dua BUMN strategis itu maka Indungsia benar-benar dikuasai "organisasi" karena BUMN telekomunikasi telah jatuh ke tangan "organisasi" tiga tahun sebelumnya.
Semua itu disetujui Subagyo tanpa banyak keberatan. Namun yang masih menjadi "ganjalan" Subagyo adalah permintaan "organisasi" agar ia berpasangan dengan Budiloyo, seorang "idiot" yang oleh media-media massa justru disanjung-sanjung sebagai "begawan ekonomi" dan "Ayatollah ekonomi Indonesia". Kurang ajar memang media-media massa itu. Masa seorang penyembah berhala dan "penganut kebathinan yang taat" disamakan dengan ulama besar kaum Shiah.
Awalnya Subagyo agak heran saat beberapa ekonom "oposan", ekonom yang tidak kebagian jabatan di pemerintahan, menjuluki sang "begawan ekonomi" sebagai "teh botol" alias teknokrat bodoh tolol. Itu saat Subagyo menjadi seorang menteri dan Budiloyo menjadi menko perekonomian. Iseng-iseng Subagyo mengetes wawasan ekonomi sang begawan dengan bertanya kepadanya. "Pak, Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam dan manusia, mengapa kita tidak pernah bisa maju sebagaimana negara-negara lainnya, dan bagaimana agar kita bisa maju?"
"Anu, eh, begini ...." Lalu Budiloyo nerocos sebagaimana seorang dosen di hadapan mahasiswa fakultas-fakultas ekonomi di Indungsia. Bahwa majunya sebuah negara tergantung pada investasi asing, menjaga suasana kondusif, ........kemiskinan struktural, "rational expectation", ekonometri dan statistik ...... bla bla bla. Tanpa sedikit pun menyentuh kondisi riel.
Meski bukan ahli ekonomi, Subagyo tahu apa yang dikatakan Budilono itu omong kosong semua. Dan itulah yang membuat ia kurang suka padanya. Ia lebih suka orang bodoh tapi menyadari kebodohannya daripada orang bodoh tapi merasa pinter sebagaimana Budiloyo, meskipun di dalam "organisasi" Budiloyo terhitung masih lebih senior dibandingkan dirinya. Ia direkrut setahun sebelum Subagyo. Dengar-dengar dengan umpan seorang tkw bertubuh kurus yang sengaja didatangkan dari Hongkong.
Bersambung ........
Ahmadinejad: Vini Vidi Vici
Dari: Franklin Lamb – Rebel News October 16, 2010
Ketika melihat Presiden Iran Makmoud Admadinejad melambaikan tangannya ke arah para pekerja kebersihan bandara Beirut sebelum menaiki pesawat untuk kembali ke negerinya, seorang sejarahwan Kristen Lebanon menggumam: "Apa yang dilakukan presiden Iran itu tidak bisa dibantah lebih agung daripada apa yang dilakukan Julius Caesar setelah penaklukan kedua Inggris."
Dan Presiden Ahmadinejad telah melemparkan banyak batu, tidak hanya satu, kepada proyek Amerika-Israel di Lebanon, terlihat dari besarnya sambutan rakyat Lebanon terhadapnya. Menurut seorang bishop, sambutan yang diterima Ahmadinejad bahkan lebih besar dari kunjungan Paus Paulus II tahun 1997.
Penyebab paling penting dari hal itu semua adalah bantuan tanpa henti selama 25 tahun lebih Iran terhadap Lebanon yang menderita karena agresi Israel tahun 1993, 1996 hingga 2006. Todal bantuan Iran tersebut mencapai $1 miliar.
Presiden Ahmadinejad, jauh dari sangkaan negatif yang ditulis media-media massa barat dan Israel, dipercaya oleh kalangan diplomatik di Lebanon telah mendorong persatuan negeri yang terpecah belah oleh persaingan antar kelompok etnis dan politik. Selain itu Ahmadinejad dengan tulus telah menawarkan berbagai bentuk bantuan yang tertuang dalam 17 butir kesepakatan antar dua negara. Satu butir kesepakatan yang sangat berarti bagi rakyat Lebanon adalah kesiapan Iran membantu pembangunan pusat pembangkit listrik baru yang mampu menyediakan 7x lipat tenaga listrik yang ada di Lebanon saat ini. Hal ini akan menyelesaikan masalah kekurangan listrik yang selama ini terjadi di Lebanon yang mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik bergilir secara rutin di berbagai wilayah hingga 12 jam sehari.
Demikian bernilai apa yang telah diberikan Iran terhadap rakyat Lebanon hingga bahkan para pemimpin politik sekutu Amerika yang berseberangan dengan Ahmadinejad pun tidak ingin ditinggalkan rakyat dengan mengabaikan kunjungan Ahmadinejad yang datang ke Lebanon mengikuti undangan Presiden Suleiman. Mereka adalah Perdana Menteri Saad Hariri, pemimpin partai Kristen Phalangis Amin Gemayel, dan pemimpin Lebanon Force Samir Geagea.
Rakyat kebanyakan tentu lebih jujur menhormati Ahmadinejad sebagaimana sejarahwan dan pendeta kristen di awal tulisan ini. Media-media massa lokal menggambarkan sosok Ahmadinejad sebagai "bintang populer", "rock star", "rapturous", "massive affection" dan lain sebagainya.
Para pengungsi Palestina, orang-orang yang paling menderita dalam konflik Timur Tengah, terlihat di antara orang-orang yang mengelu-elukan Ahmadinejad sepanjang jalan. Sebagian dengan air mata haru mengingat kenangan pahit pengusiran mereka, kakek dan orang tua mereka oleh tentara Israel dari tanah air mereka sendiri, serta harapan yang mereka sematkan kepada satu-satunya pemimpin dunia yang "berani" melawan Israel dan Amerika.
Pengungsi dari negara-negara lain seperti Irak, Afghanistan, Kurdi, tidak kalah meriah menyambut kedatangan Ahmadinejad sebagaimana juga para pekerja asing dari Sri Lanka, Ethiopia, Sudan, Philippina, Bangladesh, Syria dan lain-lain.
Diperkirakan sekitar 750.000 orang (seperempat penduduk Lebanon) turut menyambut kedatangan Ahmadinejad sejak kedatangan pertama (13/10) hingga meninggalkan Lebanon (15/10). Warna merah, hijau dan kuning, warna-warna bendera Iran, mendominasi jalanan di kota-kota yang dilalui Ahmadinejad. Beberapa acara penyambutan pun digelar. Namun karena keterbatasan waktu, sebagian di antaranya dibatalkan. Termasuk "American Town Hall Meeting with President Ahmadinejad", sebuah diskusi interaktif antara warga Amerika yang berada di Lebanon (diplomat, pebisnis, mahasiswa, wartawan, pekerja sosial, dosen dll) dengan Ahmadinejad.
Di lapangan Al Raya Athletic di kawasan Beirut selatan yang sering digunakan oleh Hizbollah dalam kegiatan-kegiatan massal, sebanyak 150, 000 orang berdesak-desakan menyambut pidato Ahmadinejad. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi meski setiap acara Hizbollah di tempat itu selalu dipenuhi oleh pengunjung. Belum lagi ribuan sisanya yang membanjiri tempat-tempat lapang di sekitar lapangan yang oleh panitia disediakan layar televisi raksasa untuk bisa menyaksikan pidato Ahmadinejad. TV-TV raksasa juga disediakan di tempat-tempat berkumpul seperti kawasan kafe di distrik Dahiyeh dimana keluarga dan anak-anak bisa menyaksikan pidato Ahmadinejad sembari bersenang-senang. Pemerintah Lebanon memang menetapkan kunjungan Ahmadinejad sebagai hari libur.
Dan sudah barang tentu para pedagang makanan dan minuman yang menangguk dari keramaian, turut memberkati kedatangan Ahmadinejad.
Meski Hizbollah adalah sekutu utama Iran di Lebanon, hari itu bendera-bendera dan baliho Hizbollah disingkirkan dari jalan-jalan dan diganti dengan bendera Lebanon dan Iran untuk lebih meyakinkan bahwa kunjungan Ahmadinejad adalah kunjungan kenegaraan atas undangan Presiden Lebanon. Milisi Hizbollah juga menyingkir dari jalan-jalan yang dijaga polisi dan pasukan pengawal kepresidenan. Mereka hanya sesekali muncul untuk melerai perselisihan-perselisihan yang muncul dalam keramaian. Namun bukan berarti menyerahkan keamanan sepenuhnya pada aparat keamanan, milisi Hizbollah terus memantau keadaan dari kejauhan. Para penembak jitu mereka tampak di atap-atap bangunan dan jendela-jendela.
Ketika sekelompok warga Amerika datang ke kerumunan tempat Ahmadinejad berpidato di sebuah lapangan dekat perbatasan Lebanon-Israel, seorang wanita Shiah menyambut mereka dengan canda: "Selamat datang di wilayah perbatasan baru Iran dengan Palestina." Orang-orang tertawa mendengar lelucon itu sementara orang-orang Amerika itu tersenyum kecut.
Kedutaan Amerika memang telah memperingatkan warganya untuk menghindari "provokasi" Ahmadinejad dengan kunjungannya ke Lebanon karena "pemerintah Lebanon tidak bisa menjaga keamanan warga Amerika." Asisten Menlu Amerika untuk kawasan Timur Tengah, Jeffrey Feltman, bahkan menyatakan kecamannya terhadap kunjungan Ahmadinejad. "Mengapa Presiden Iran mengorganisir kegiatan yang bisa meningkatkan ketegangan? Kita tengah berusaha menurunkan ketegangan sementara Ahmadinejad melakukan sebaliknya," kata Feltmen kepada media Al-Hayat, pada hari pertama kunjungan Ahmadinejad.
Namun dalam acara kunjungan di Qana, tempat terjadinya Tragedi Qana tahun 1996 dimana ratusan warga sipil Lebanon yang tengah bersembunyi di kamp pengungsian milik PBB dibom Israel (tempat ini juga disebut dalam Injil, tempat dimana Yesus mengadakan acara pernikahan suci), Ahmadinejad terkejut gembira saat disambut beberapa warga Amerika yang telah lama menjalin hubungan dekat dengan para anggota parlemen dari Hizbollah.
Beberapa saat sebelum rombongan Ahmadinejad dan pejabat Lebanon tiba di Qana, sebuah pesawat mata-mata tak berawak Israel tampak berputar-putar di udara. Ribuan warga Lebanon langsung mendongakkan kepalanya sembari mengingat kembali Tragedi Qana yang telah merenggut nyawa saudara dan kerabat mereka. Beberapa orang bahkan terteriak, "Israel!". Namun tidak lama kemudian pesawat itu kembali ke selatan, setelah Israel menyadari sebuah radar sistem pertahanan anti pesawat Hizbollah telah menguncinya.
Provokasi pesawat tak berawak tersebut merupakan satu rangkaian kampanye menentang kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon yang disuarakan para pejabat Israel dan Amerika dan disuarakan media massa Amerika. Kampanye tersebut mencakup juga ancaman melalui SMS terhadap warga Lebanon untuk tidak turut menyambut Ahmadinejad.
Tidak lama setelah Ahmadinejad meninggalkan Lebanon, pesawat-pesawat udara Israel kembali melakukan aksi-aksi provokasi di atas wilayah udara Lebanon. Mengingatkan kepada rakyat Lebanon bahwa Israel masih tetap "bisa menyentuh Lebanon". Kantor berita Lebanon, National News Agency melaporkan bahwa pada hari Jum'at (15/10) pesawat-pesawat Israel terbang rendah di beberapa kota Lebanon seperti Nabatiyeh, Iqlim al-Tuffah, Marjayoun, Khiam dan Arqoub.
Upaya lain Israel untuk memprovokasi kunjungan Ahmadinejad adalah dengan melepaskan ribuan balon berbendera Israel di atas kota perbatasan Bint Jbeil saat Ahmadinejad berada di kota itu. Sebagian balon itu bertuliskan kata-kata ejekan yang ditulis oleh anak-anak Israel dengan tinta khusus. Para tentara Israel juga suka melakukan tindakan provokatif di tempat-tempat dimana mereka menyerbu Lebanon atau Palestina, berupa lukisan "poop art" di dinding-dinding dan lantai rumah dan masjid. Lukisan itu terbuat dari kotoran manusia.
Para analis politik akan terus membicarakan dampak kunjungan bersejarah Ahmadinejad ini dalam beberapa bulan ke depan. Mengenai dampaknya terhadap isu Palestina, persekutuan strategis di wilayah Timur Tengah, serta konsekuensinya terhadap Cina, Rusia, dan masyarakat internasional keseluruhan. Sebagian bahkan memperkirakan munculnya aliansi baru yang dipimpin Turki dan Iran untuk menghadapi dominasi Amerika dan Israel, dengan anggota mencakup Irak, Afghanistan, Syria, Lebanon dan Pakistan.
Namun yang hampir pasti adalah, proyek Amerika-Israel dan Saudi Wahabiah di Lebanon telah gagal. Bertahun-tahun upaya dibangun mereka untuk menjadikan Lebanon sebagai negara boneka mereka gagal sia-sia dan justru jatuh ke dalam pelukan musuh bebuyutan mereka, Iran.
Sunday, 17 October 2010
Yang Masih Terpendam di Chili
Chili adalah salah satu negeri yang paling ingin saya kunjungi jika ada kesempatan. Memang alasannya agak terkesan sentimentil: saya menyukai dua lagunya Sting yang berkaitan dengan negeri ini, yaitu "They Dance Alone" dan "Valparaiso". Alasan sentimentil lainnya adalah karena saya terkesan dengan integritas mantan presiden Salvador Allende dengan pengorbanannya menentang pengaruh dominasi Amerika di negerinya hingga nyawanya direnggut oleh kaki tangan Amerika melalui kudeta militer pada tahun 1973. Masih ada hal lain yang membuat saya menyukai Chile: alam negerinya yang indah yang diapit oleh Pegunungan Andes di sebelah timur dan Samudra Pasifik di sebelah barat, iklim sub artiknya, serta penduduknya yang ramah dan cantik-tampan.
Saya sering membayangkan betapa indahnya berkendaraan dari Tanjung Horn di ujung selatan benua Amerika yang merupakan wilayah Chile, hingga ibukota Santiago di sebelah utara. Sepanjang jalan sejauh lebih dari 1.000 km ini didominasi oleh pemandangan Pegunungan Andes dan Samudra Pasifik. Dan Valparaiso, tempat indah di tepi Samudra Pasifik kota kelahiran sang pemimpin idola, Salvador Allende, tempat di mana Sting terinspirasi menulis salah satu lagunya yang enak didengar: ".... run the Cape Horn to Valparaiso".
Dan rasa sentimentil saya terhadap Chili kembali membuncah setelah akhir-akhir ini media massa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, gencar memberitakan drama penyelamatan 33 penambang Chili yang terjebak di bawah tanah sedalam 700 meter selama 69 hari. Apalagi setelah media massa juga memberi apresiasi tinggi terhadap presiden Sebastian Pinera hingga sosok yang sebelumnya tidak terlalu dikenal di dunia ini menjelma sebagai salah seorang pemimpin dunia "terbesar". Pada tgl 18 Oktober ini misalnya, ia diundang untuk berpidato mengenai berbagai isu dunia di London School of Economics yang termasyur.
Namun sejak memahami bahwa media massa dunia dikuasi oleh "sekelompok kepentingan jahat" yang mengendalikan dunia, saya adalah orang yang sangat kritis terhadap berbagai berita maupun isu yang diusung oleh media massa. Dan berita tentang penambang Chili itu adalah salah satunya. Apalagi saya merasa heran dengan keadaan orang-orang yang terjebak di dalam tanah selama 69 hari yang masih bisa keluar dalam keadaan sehat wal'afit seakan tidak pernah terjadi apapun. Saya langsung mencari informasi tentang berita itu di situs-situs internet independen yang terbebas dari "kepentingan jahat". Dari satu situs internet saya mendapatkan beberapa fakta terkait dengan "teori konspirasi", di antaranya makna angka 33, makna hari penyelamatan para penambang yang jatuh pada tgl 13 Oktober 2010 yang sama dengan 33 (13+10+10), makna 69 serta nama kapsul penyelamat (Fenix) yang maknanya sama dengan burung Phoenix dalam mitologi kuno.
Para ahli okultisme (hal-hal tentang mistisme dan kepercayaan-kepercayaan kuno) percaya bahwa beberapa sekte kuno penyembah berhala dan setan masih hidup sampai sekarang. Para ahli teori konspirasi percaya dunia dikendalikan para penyembah setan yang bekerja di "belakang layar". Mahathir Mohammad percaya orang-orang yahudi yang berjumlah sedikit telah menguasai dunia dengan menggunakan proxy (kaki tangan)-nya. Namun saya tidak ingin membahas masalah ini.
Jauh dari kesan media massa yang menggambarkannya sebagai seorang santo, Presiden Pinera adalah seorang opportunis sejati yang tidak begitu peduli dengan kemanusiaan. Setidaknya, saat terjadinya drama terjebaknya para penambang, sebanyak 38 penduduk asli Indian Mapuche melakukan mogok makan selama 90 hari non-stop menuntut Pinera menghentikan aksi-aksi kontra-teorisme aparat pemerintah yang banyak mengorbankan penduduk Indian Mapuche sekaligus lebih memperhatikan nasib mereka yang tertinggal dari warga negara lainnya. Namun sampai 33 penambang berhasil diselamatkan, tak satupun tuntutan 38 penduduk asli tersebut dipenuhi Pinera.
Keluarga Pinera adalah orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari kedekatannya dengan Agusto Pinochet, diktator militer kejam yang telah membunuh Salvador Allende tahun 1973. Saudara kandung Pinera, Jose Pinera, adalah menteri perburuhan regim Pinochet yang mengobral aset-aset pertambangan nasional dan dana pensiun buruh ke investor asing ditambah membubarkan organisasi-organisasi buruh. Kebijakan model neo-liberal yang dirancang Mafia Chicago (para birokrat korup alumnus Universitas Chicago, padanan Mafia Barkeley di Indonesia) ini dipuji-puji setengah mati oleh Amerika dan lembaga-lembaga keuangan internasional sebagai "keajaiban ekonomi". Maksudnya adalah model ekonomi yang memberikan menjamin dominasi asing terhadap kekayaan alam Chicago.
Adapun Sebastian PiƱera adalah jutawan yang menguasai berbagai hak konsesi penambangan yang didapatkan berkat bantuan saudaranya. Dari sanalah kemudian ia membangun jaringan bisnis lainnya seperti bisnis minyak, retail dan komunikasi. Setelah Pinochet lengser, anak didik, Jaime Guzmannya mendirikan partai Koalisi Perubahan yang kemudian mengantarkan Pinera ke kursi kekuasaan.
Naiknya Pinera ke kursi kekuasaan seakan mengembalikan Chili ke masa kediktatoran Pinochet. Selain kesenjangan ekonomi yang tinggi, terutama antara penduduk kulit putih dan indo campuran (mestizo) dengan penduduk asli Indian, pemerintah menggunakan tangan besi dalam menangani kaum oposan (penduduk asli). Tidak hanya diusir dari tanah dan ladangnya, kini, seiring dengan demam "terorisme" yang dipopulerkan oleh Amerika, penduduk indian Mapuche dikejar-kejar sebagai teroris sebagaimana Densus 88 mengejar orang-orang Islam "radikal".
Dan kalau saja Pinera benar-benar tulus mencintai para pekerja tambang yang merupakan profesi sebagian besar rakyat Chili, ia tentu telah melakukan banyak perbaikan di sektor pertambangan yang bisa mencegah terjadinya peristiwa kecelakaan yang menimpa 33 pekerja tersebut di atas. Kecelakaan di pertambangan adalah hal biasa di Chili, rata-rata 39 kecelakaan setiap tahun. Di pertambangan San Jose, tempat kecelakaan 33 penambang tersebut terjadi, misalnya, pada tahun 2007 ditutup karena dianggap terlalu berbahaya. Namun karena "tekanan" pengusaha, tambang tersebut dibuka kembali meski tidak ada perbaikan sistem keamanan. Pada bulan Juli, sebulan sebelum kecelakaan, laporan departemen pertambangan memperingatkan bahaya yang mengancam karena "sistem keamanan yang kurang baik". Namun pemerintah tidak melakukan apapun hingga terjadilah bencana.
Saturday, 16 October 2010
Sang Terpilih (3)
Indonesian Free Press -- Kesombongan dan keangkuhan memang watak dasar orang yahudi. Bahkan para pemandu wisata di pegunungan Himalaya maupun di taman margasatwa Serenggeti Tanzania, tahu hal itu. Mereka mengenal orang-orang yahudi dari keangkuhan mereka sebagaimana jorok serta pelitnya mereka memberikan tips.
Jangankan kepada goyim, alias binatang ternak, julukan orang yahudi untuk orang-orang bukan yahudi. Kepada sesama yahudi saja mereka saling berlagak. Orang yahudi sephardin mengejek yahudi ashkenazi dengan julukan "kike" dan orang yahudi ashkenazi mengejek yahudi falasha sebagai budak. Persaingan antara orang-orang yahudi sephardin dengan ashkenazi bahkan berujung pada Perang Krim dan Perang Dunia I karena niat orang-orang yahudi ashkenasi Jerman membangun jalur kereta api Berlin-Baghdad mengancam dominasi laut orang-orang yahudi sephardin Inggris. Baru setelah Napoleon dan Hitler mengancam kepentingan bisnis mereka, orang-orang yahudi itu bersatu.
Sebenarnya orang-orang yahudi itu bukan orang yahudi yang sebenarnya sebagai keturunan Ibrahim, Musa dan Daud. Orang-orang yahudi sephardin dan ashkenazi adalah keturunan orang-orang Khazar yang berasal dari sekitar Laut Kaspia. Sedangkan orang-orang yahudi falasha adalah orang-orang kulit hitam keturunan Ratu Sheba dari Ethiopia. Orang-orang yahudi keturunan Ibrahim yang sebenarnya justru orang-orang Palestina.
Oh ya, Subagyo memang banyak membaca sejarah orang-orang yahudi karena suatu peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya. Tidak lama setelah peristiwa pesta di rumah senator yang berakhir di ranjang sebuah hotel dengan seorang pelacur, Subagyo mendapat undangan untuk mengikuti sebuah "acara yang sangat eksklusif", demikian teman Subagyo yang anak senator terkenal itu menyebutnya. "Hanya orang-orang penting dan pilihan saja yang bisa mengikuti acara ini," kata teman Subagyo.
Ternyata Subagyo "dipaksa" menjalani inisiasi (perploncoan) sebagai anggota sebuah organisasi freemason. Awalnya ia menolak saat diharuskan berpakaian wanita dan bertingkah laku seperti monyet. Namun setelah diperlihatkan video rekaman perselingkuhannya dengan pelacur di hotel tempo hari, ia tidak punya pilihan lain. Apalagi setelah sang senator kemudian menjanjikan untuk menjadikan Subagyo sebagai orang nomor satu di Indungsia.
Saat ditanya mengapa dirinya yang dipilih, sang senator menjawab bahwa Subagyo memiliki darah suci yahudi yang diturunkan dari Snouck Horgronje.
Orang Indungsia tentu tidak banyak yang tahu bahwa setelah kolonialis Belanda berhasil menundukkan orang-orang Islam yang militan di sebuah propinsi yang menolak dijajah, Snouck Horgronje kembali ke negeri asalnya dengan meninggalkan beberapa istri dan anak-anak. Setibanya di Belanda ia kembali memeluk agama Katholik. Jasadnya pun kini berbaring di pemakaman Katholik. Namun sebenarnya ia tidak pernah betul-betul memeluk Katholik, karena diam-diam ia tetap melakukan ritual-ritual penyembahan berhala sebagaimana dilakukan leluhurnya.
Apa yang membuat Jendral Subagyo termenung setelah menjalani "fit & propher test" adalah karena ia diharuskan melakukan selebrasi "el diablo sign" saat berpidato menyambut kemenangan pemilihan presiden. "Organisasi" memang menjamin ia akan memenangkan pemilihan presiden dalam satu putaran. Tentu saja karena peralatan komputer yang digunakan komisi pemilihan umum dibuat di Israel, sebagaimana juga alat-alat penghitungan suara yang digunakan di Amerika dan negara-negara barat lainnya.
Menurut perhitungan Subagyo, terlalu beresiko melakukan tanda "el diablo". Karena internet, kini sudah terlalu banyak orang awam yang tahu kalau tanda itu hanya dilakukan oleh para penyembah berhala. Dan resiko itu, di Indungsia khususnya, sangat besar mengingat fanatisme agama rakyat yang masih sangat tinggi. Subagyo ingat bagaimana orang-orang komunis, yang tidak lain adalah binaan "organisasi", dibantai rakyat tahun 1960-an setelah terbongkar kedoknya.
Maka ia mengusulkan cara lain untuk menunjukkan kesetiaannya pada "organisasi".
Bersambung ........
Keterangan gambar: El Diablo Sign oleh pasangan George W Bush, Jr.
Ahmadinejad Jadikan Momen Kemenangan untuk Lebanon
Tidak ada peristiwa kenegaraan di Lebanon yang disambut rakyatnya se-meriah kedatangan Presiden Iran Ahmadinejad, yang berada di Lebanon selama dua hari, Rabu (13/10) hingga Jum'at (15/10). Ribuan warga Lebanon dari semua golongan, Shiah, Sunni, Kristen dan Druze, mengelu-elukan kedatangan Ahmadinejad sebagaimana menyambut kedatangan seorang pahlawan perang.
"Ini adalah hari perayaan. Tanpa bantuan Iran, pasukan penjajah Israel masih bercokol di sini. Kini menjadi kewajiban kami sebagai rakyat Lebanon untuk menyatakan terima kasih kepadanya (Ahmadinejad) secara terbuka dan bahagia," kata seorang warga Kristen Lebanon saat menyambut kedatangan Ahmadinejad di bandara Beirut, Rabu (13/10).
Berbagai kegiatan kehormatan selanjutnya menanti Ahmadinejad setelah kedatangannya di Lebanon. Di antaranya pemberian gelar kehormatan Doctor Honoris Causa oleh Universitas Lebanon, Kamis (14/10) yang diikuti dengan pemberian kuliah umum oleh Ahmadinejad di universitas kebanggaan rakyat Lebanon tersebut. Pada hari yang sama, selanjutnya Ahmadinejad memenuhi undangan makan malam yang diadakan Perdana Menteri Saad Hariri di istana negara Grand Serail.
Dalam acara makan malam itulah, secara simbolis tampak betapa rakyat Lebanon menghormati Ahmadinejad. Selain tuan rumah Saad Hariri, Presiden Michel Suleiman, dan Ketua Parlemen Nabih Berri, acara tersebut juga diikuti oleh para pemimpin Kristen dari kubu pemerintah "musuh" Iran, yaitu pemimpin partai Phalange Amin Gemayel. Sudah tentu para pemimpin dari Hizbollah, Amal, partai Kristen Free Patriotic Movement serta para pemimpin kubu oposisi juga hadir dalam acara tersebut. Setelah makan malam, Ahmadinejad mengadakan pembicaraan empat pasang mata dengan Perdana Menteri Saad Hariri, Presiden Suleiman, dan Ketua Parlemen Nabih Berri perihal beberapa isu politik dan keamanan di Lebanon dan Timur Tengah.
Esok harinya Ahmadinejad mengunjungi wilayah Lebanon Selatan, basis kelompok Hizbollah dan Amal yang selama ini menjadi ajang pertempuran dan persaingan politik antara Israel dan "kelompok anti-Israel" yang ditulangpunggungi Hizbollah.
Tidak bisa dibantah, kunjungan Ahmadinejad merupakan tonggak kemenangan Iran atas lawan-lawan politiknya di Timur Tengah: Amerika-Israel dan negara-negara Arab komprador seperti Saudi Wahabia, Mesir dan Jordania. Setelah bertahun-tahun dan dengan berbagai upaya termasuk aksi militer, Amerika dan Israel gagal "menundukkan" Lebanon agar menjadi negara "boneka" mereka sebagaimana negara-negara Arab komprador. Justru sebaliknya, Lebanon kini semakin condong mendekati Iran yang ditunjukkan dengan sambutan mereka terhadap Ahmadinejad. Dan meski Israel dan Amerika berupaya keras mencegah kedatangan Ahmadinejad melalui kaki tangannya di kalangan diplomatik internasional sebagaimana juga para kompradornya di Lebanon, pamor Ahmadinejad terlalu kuat untuk ditundukkan.
Saya ingin mengingatkan kembali berbagai konflik antara Israel dengan Lebanon di mana Iran melalui sekutunya, Hizbollah berhasil mengalahkan Israel:
1. Pada bulan Juni 1982 Israhell menyerbu Lebanon, dalam seminggu menguasai separoh lebih wilayah Lebanon dan mengepung ibukota Beirut. Mereka berhasil mencapai targetnya mengusir kekuatan bersenjata Palestina dari Lebanon dengan mengorbankan 20.000 nyawa rakyat Lebanon dan Palestina termasuk pembantaian Sabra-Shatila. Akibat penyerbuan tersebut sentimen anti Israel semakin menguat di kalangan rakyat Lebanon dan kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel bermunculan, apalagi karena Israel menduduki 1/3 wilayah Lebanon. Di antara kelompok-kelompok tersebut adalah Hizbollah.
2. Sampai tahun 1985, Israhell menduduki 1/3 wilayah Lebanon, termasuk di dalamnya 801 kota dan desa. Hezbollah, dengan dukungan Iran dan rakyat Lebanon terutama dari etnis Shiah, terus melakukan perlawanan untuk mengusir tentara Israel. Perlawanan-perlawanan yang gigih tersebut berhasil menggagalkan perjanjian 17 Mei 1983 Israel-Lebanon yang ditandatangani Presiden Lebanon dari kelompok Kristen Phalange, Bashir Gemayel. Perjanjian tersebut dianggap rakyat merugikan Lebanon, di antaranya secara resmi menyerahkan sebagian wilayah Lebanon kepada Israhell. Bashir Gemayel dibunuh oleh rakyat Lebanon sendiri yang kecewa, sementara pasukan Amerika dan Perancis yang ditempatkan di Lebanon untuk mengamankan perjanjian tersebut dibom hingga harus meninggalkan Lebanon dengan muka tercoreng. Selama periode tersebut hingga tahun 1985, Hizbollah dan sekutu-sekutunya berhasil memukul mundur Israhell dari 168 desa dan membebaskan 11% wilayah Lebanon yang diduduki Israel, termasuk kota-kota yang diduduki, Sidon, Tyre, Nabatieh dan sebagian Lembah Bekaa.
3. Pada bulan Juli 1993 Israel melakukan agresi militer ke Lebanon dengan sandi “Operation Accountability”. Sebelumnya menhan Israel Ehud Barak mengancam pemerintah Lebanese: “Lucuti Hizbollah atau kalau tidak lihatlah bagaimana Israel melakukannya sendiri.” Dengan 1.224 serangan bom sebagaimana dicatat UNIFIL, serta 30.000 serangan artileri dan roket, Hizbollah menjawab dengan menghujani Israel dengan ribun roket yang menurut laporan AFP pada tgl 25 Juli 1993: “berlangsung selama 10 jam tanpa jeda”. Selama seminggu Hizbollah dan kelompok perlawanan melakukan tidak kurang dari 30 operasi militer sepanjang "garis pemisah" dengan sasaran pasukan Israel dan kelompok-kelompok komprador. Israel dan Amerika yang menyangka Hizbollah hanya memiliki 500 roket dan kehabisan amunisi dalam tiga hari, akhirnya menawarkan gencatan senjata. Tentara Israel pun kembali ke negerinya dengan muka tertunduk. Pada tgl 19 Agustus 1993, Perdana Menteri Yitzak Rabin berkata dalam sidang kebinet: “Saya malu untuk mengatakannya, Hizbollah telah mengalahkan kita.”
4. Pada tgl 11 April 1996 kembali Israel melakukan agresi ke Lebanon dengan sandi operasi “Grapes of Wrath”. Dimulai dengan pengeboman atas Baalbeck dan basis militer Lebanon di selatan Tyre, serta Dahiyeh di selatan Beirut. Israel mengebom wilayah Lebanon lebih luas dari aksi militer tahun 1993, selama 16 hari tanpa henti. Rakyat Lebanon mengenal aksi militer ini sebagai "Empat Pembantaian" Israel atas rakyat Lebanon, masing-masing pemboman Suhmor, pemboman ambulan Al-Mansouri, pembomam Nabatieh serta pembantaian Qana dimana 118 rakyat Lebanon yang mengungsi di tempat pengungsian milik PBB tewas dibom Israel. Secara keseluruhan 250 rakyat Lebanon tewas dan 7.000 rumah hancur atau rusak yang mengakibatkan puluhan rakyat sipil kehilangan tempat tinggalnya. Kecapaian dan kehilangan muka karena gagal mencapai target militernya sementara Hizbullah dan kekuatan perlawanan lainnya terus menghujani Israel dengan bom dan roket, Israhell pun kembali menawarkan gencatan senjata. Perdana Menteri Simon Peres yang bermaksud menjadikan aksi militer tersebut sebagai penarik dukungan rakyat Israel, tahun itu juga kalah telak dalam pemilu.
5. Pada tgl 24 Mei 2000, kelelahan dan putus asa menghadapi serangan tanpa henti Hizbollah dan sekutu-sekutunya yang menimbulkan kerugian yang sangat besar, Israel mengundurkan diri dari wilayah pendudukan di Lebanon Selatan. Sedemikian putus asanya Israel sehingga mereka tidak sempat memberitahukan rencana pengunduran tersebut kepada komprador-kompradornya, Tentara Lahdist yang mayoritas beretnis Kristen Maronit. Sejak saat itu hampir seluruh wilayah pendudukan Israel di Lebanon berhasil dibebaskan, kecuali beberapa desa di perbatasan seperti Shebaa, Kfar Kouba dan Ghajar yang kini menjadi sasaran selanjutnya Hizbollah untuk dibebaskan.
6. Pada bulan Juli 2006, setahun setelah pasukan Syria meninggalkan Lebanon menyusul kampanye anti-Syria yang disulut oleh pembunuhan mantan perdana menteri Rafiq Hariri, Israel kembali menyerbu Lebanon, memulai apa yang oleh media massa barat dikamuflasekan sebagai "Perang Lebanon II", padahal Israel telah enam kali menyerang Lebanon. Inilah kekalahan terbesar Israel. Meski telah mengerahkan 40.000 pasukan terbaiknya yang dilengkapi persenjataan paling modern, Israel dipukul mundur dengan korban jauh lebih besar daripada aksi-aksi militer sebelumnya.
Peristiwa paling dramatis mungkin adalah pidato Ahmadinejad di dekat perbatasan Lebanon-Israel menyerukan perlawanan terhadap agresi Israel serta persatuan Lebanon-Iran, namun pidato paling mengesankan adalah saat Ahmadinejad memberikan kuliah umum di Universitas Lebanon di Beirut. "Kami percaya bahwa ilmu pengetahuan yang sebenarnya akan meningkatkan kesejahteraan, perdamaian, kasih sayang dan persaudaraan," kata Ahmadinejad.
Mengenai isu nuklir yang kini melanda Iran, Ahmadinejad memberikan alasan yang sangat rasional: "Energi nuklir bisa memberikan keuntungan besar bagi umat manusia, dan kami percaya energi ini bisa digunakan dalam 16 bentuk (cara). Dan kini, Amerika menggunakan teknologi ini untuk membuat bom. Adapun negara-negara Uni Eropa, mereka mengatakan dalam 10 tahun mendatang mereka mungkin akan setuju Iran memiliki teknologi ini. Sementara saat ini mereka ingin teknologi ini hanya untuk mereka."
Menurut Ahmadinejad, jika Iran, Lebanon, atau negara berkembang lain bisa menguasai teknologi ini, biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan energi bisa dihemat hingga 85%. "Namun saat ini jika rakyat Lebanon ingin menguasai teknologi ini (sehingga bisa melakukan penghematan), harus meminta ijin terlebih dahulu kepada Amerika dan Uni Eropa. Barat ingin memonopoli teknologi ini," kata Ahmadinejad.
Tentang pendudukan Amerika dan sekutunya di Afghanistan dan Irak, Ahmadinejad berkomentar, "Mereka menduduki Afghanistan dalam waktu beberapa hari saja, dan kini lihatlah apa yang telah mereka lakukan terhadap rakyat Afghanistan selama sembilan tahun. Tentara Amerikalah yang telah membom 100 warga sipil dalam satu pesta pernikahan. Saat ditanya mengapa, mereka menjawab: karena ada teroris di dalam pesta itu. Mereka membom seluruh desa. Saat ditanya mereka menjawab: ada teroris di sana."
Ahmadinejad menyerukan para pemimpin politik dan agama untuk bekerjasama memecahkan persoalan umat manusia. "Scholars of divine religions can put major challenges facing human societies on the agenda to find solutions to them,” kata Ahmadinejad.