Saturday, 11 December 2010

Rasulullah SAW pendiri madzhab syi’ah


Keterangan gambar: penghafal qur'an cilik asal Iran.



Saya sudah memposting artikel tentang kebohongan cerita fiksi tentang Abdullah bin Saba, seorang yahudi, sebagai pendiri mazhab Shiah. Lalu siapakah sebenarnya pendiri mahzab itu? Berikut adalah artikel yang saya copas dari situs Jurnal Shiah tgl 31 Juli 2010. Selain itu setelah artikel ini insya Allah saya juga akan memposting artikel tentang para sahabat Rosulullah generasi awal Shiah untuk membantah tudingan na'if bahwa Shiah memusuhi semua sahabat Rosul:


Rasulullah SAW pendiri madzhab syi’ah

Sebagai alat uji terakhir untuk meneliti kebenaran apakah syi’ah adalah produk Abdullah bin Saba’ adalah menggunakan alat uji sebagimana yang diperintahkan oleh Imam Ja’far ash Shadiq, yaitu agar menguji hadis (riwayat) dengan Al Qur’an dan jika hadis (riwayat) tersebut bertentangan dengan Al Qur’an maka buanglah ke tembok (tidak dipakai). Kami akan menyajikan sabda Rasulullah saw, yang mendeklarasikan syi’ah dan siapa syi’ah itu. Rasulullah menafsirkan dari ayat Al Qur’an dan menjelaskan makna ayat tersebut. Dengan demikian hadist yang kami sebutkan di bawah ini langsung bersumber dari Al Qur’an dan sabda Rasulullah saw sendiri, kami tidak akan memberikan analisa apapun, karena Rasulullah adalah yang paling memahami Al Qur’an. Dan kami tidak mengambil sumber dari syi’ah yang sangat banyak itu, kami cukupkan saja mengambil dari sumber ahlu sunnah sendiri.

Syi’ah didirikan oleh Rasulullah SAW sendiri, hal ini bertolak belakang dari pandangan yang menyebutkan syi’ah merupakan paham hasil kreasi dari Abdullah bin Saba’ (Ibnu Saba). Bahkan Rasulullah saw tatkala menafsirkan ayat Al Qur’an beliau menjelaskan makna syi’ah tersebut ditujukan kepada pengikut imam Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Ba’it, hal ini dapat dibaca dalam riwayat ulama ahlu sunnah dibawah ini :

1. Al Hafizh Abu Na’im, [19] meriwayatkan dalam kitabnya HIlayah al Awliya dengan sanad dari Ibnu Abbas, ketika turun ayat yang mulia :” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” (QS.AlBayyinah: 7-8), kemudian Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, “Wahai Ali, itu adalah engkau dan syi’ahmu. Engkau dan syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan di ridho’i” .

2. Mawfiq bin Ahmad al Khawarizmi, meriwayatkan dari Abu Mua’ayyid, dalam kitab al Manaqib hadis ke dua dfalam pasal 17 dalam penjelasan ayat yang turun berkenaan dengan Ali bin Abi Thalib, dengan redaksi tanpa mencantumkan ayatnya, bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, “Wahai Ali, itu adalah engkau dan syi’ahmu. Engkau dan syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan di ridho’i” .

3. Sabath bin al Jawzi dalam kitabnya Tadzkirah Khawwash al Ummah hlm 56 meriwayatkan dengan sanad dari Abu Sa’id al Khudri, Nabi Saw memandang kepada Ali bin Abi Thalib, lalu Rasulullah saw bersabda, “ orang ini dan para pengikutnya (syi’ah) adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat”

4. Al Hakim ‘Ubaidullah al Haskani, seorang mufasir ahlu sunnah yang terkemuka menuliskan dalam kitabnya Syawahid al Tanzil, dari al Hakim Abu ‘Abdullah al Hafizh dengan sanad marfu’ kepada Yazid bin Syahrahil al Anshari, ia berkata :” Saya mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah saw, sambil menyandarkan kepalanya di dadaku beliau bersabda, “Wahai Ali, tidakkah engkau pernah mendengar firman Allah SWT, “:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) mereka adalah engkau dan syi’ahmu, dan tempat pertemuanku dan kamu yang telah dijanjikan adalah al haudh, ketika umat-umat lain ketakutan saat hendak di hisab, kalian dipanggil karena tanda putih di dahi (ghurran muhajjalin).

5. Allamah Muhammad bin Yusuf al Qurasyi al Kanji al Syafi’I, meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah al Thalib Bab 62 dari Yazid bin Syarahil, ia berkata :” Saya mendengar Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah saw, sambil menyandarkan kepalanya di dadaku beliau bersabda, “Wahai Ali, tidakkah engkau pernah mendengar firman Allah SWT, “:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) mereka adalah engkau dan syi’ahmu, dan tempat pertemuanku dan kamu yang telah dijanjikan adalah al haudh, ketika umat-umat lain ketakutan saat hendak di hisab, kalian dipanggil karena tanda putih di dahi (ghurran muhajjalin).

6. Mawfiq bin Ahmad al Khawarizmi dalam kitabnya Manaqib Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda, , “Wahai Ali, tidakkah engkau pernah mendengar firman Allah SWT, “:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) mereka adalah engkau dan syi’ahmu, dan tempat pertemuanku dan kamu yang telah dijanjikan adalah al haudh, ketika umat-umat lain ketakutan saat hendak di hisab, kalian dipanggil karena tanda putih di dahi (ghurran muhajjalin).

7. Abu al Mu’ayyid al Mawfiq bin Ahmad al Khawarizmi meriwayatkan dalam Manaqib Ali bin Abi Thalib Pasal 9 hadis ke 10 dari Jabir bin “Abdullah al Anshari, ia berkata, Kami berada bersama Rasulullah SAW, kemudian dating Ali bin Abi Thalib, kemudian beliau bersabda, “ Telah dating saudaraku kepada kalian”, kemudian beliau menoleh ke Ka’bah dan memukulkan tanganya, lalu beliau bersabda: ” Demi yang diriku dalam kekuasan-Nya, orang ini dan syi’ahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang pertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah, yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin, yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaanya di disisi Allah” Perawi kemudian menambahkan, kemudian turun ayat Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk… (hingga akhir surrah), selanjutnya perawi berkata, “ Apabila Ali bin Abi Thalib dating, para sahabat Muhammad berkata, “Telah dating khayrul barriyyah (sebaik-baik makhluk)

8. Allamah al-Kanji al Syafi’I meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah al Thalib bab 62 dengan sanad dari Jabir bin ‘Abdullah al Anshari : , Kami berada bersama Rasulullah SAW, kemudian dating Ali bin Abi Thalib, kemudian beliau bersabda, “ Telah dating saudaraku kepada kalian”, kemudian beliau menoleh ke Ka’bah dan memukulkan tanganya, lalu beliau bersabda: ” Demi yang diriku dalam kekuasan-Nya, orang ini dan syi’ahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang pertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah, yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin, yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaanya di disisi Allah”.

9. Jalaludin al Suyuthi dalam kitabnya al Durr al Mantsur, ia meriwayatkan hadis dari Ibn ‘Asakir al Dimasyqi yang meriwayatkanya dari Jabir bin ‘Abdullah al Anshari, bahwa ia berkata : Kami berada bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba Ali bin Abi Thalib dating, maka Nabi SAW bersabda, “Demi diriku dalam kekuasaan-Nya, orang ini dan syi’ahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat.” Kemudian turun ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8)

10. Jalaludin al Suyuthi dalam kitabnya al Durr al Mantsur juga meriwayatkan dari Ibn ‘Adi dari Ibn ‘Abbas, bahwa ia meriwayatkan ketika turun ayat “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8), Rasulullah SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, “Engkau dan syi’ahmu dating pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan diridhoi”.

11. Ibnu al-Shabagh al-Maliki dalam kitabnya al Fushul al Muhimmah hal 122, meriwayatkan hadis dari Ibn ‘Abbas, ia berkata : Ketika turun ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) Nabi SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, ”Ítu adalah engkau dan syi’ahmu, engkau dan mereka dating pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan di ridhoi. Sedangkan Musuh-musuhmu dating dalam keadaan murka dan hangus”

12. Ibnu Hajar dalam kitabnya Ash-Shawa’iq Al-Muhriqah bab XI, meriwayatkanya dari al Hafizh Jamaluddin al Zarandi , Muhammad bin Yusuf al Zarandi al Madani, ia berkata, Ketika turun ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) Nabi SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, ”Ítu adalah engkau dan syi’ahmu, engkau dan mereka dating pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan di ridhoi. Sedangkan Musuh-musuhmu dating dalam keadaan murka dan hangus” Maka Ali bin Abi Thalib bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah Musuhku ? Beliau SAW menjawab, “Orang-orang yang berlepas diri darimu dan suka melaknatmu”.

13. Allamah al Mashudi dalam Jawahir al “Uqdayn juga meriwayatkan dari al Hafizh Jamaludin al Zarandi , Muhammad bin Yusuf al Zarandi al Madani, ia berkata, Ketika turun ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” ?(QS.AlBayyinah: 7-8) Nabi SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, ”Ítu adalah engkau dan syi’ahmu, engkau dan mereka dating pada hari kiamat dalam keadaan ridho dan di ridhoi. Sedangkan Musuh-musuhmu dating dalam keadaan murka dan hangus” Maka Ali bin Abi Thalib bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah Musuhku ? Beliau SAW menjawab, “Orang-orang yang berlepas diri darimu dan suka melaknatmu”.

14. Mir Sayid Ali al Hamdani al Syafi’I, dalam kitabnya Mawaddah al Qurba, meriwayatkan dari Ummul mukminin Ummu Salamah, bahwa ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Wahai Ali, engkau dan sahabat-sahabatmu berada di surga. Engkau dan syiahmu berada di surga.

15. Ibnu Hajar dalam kitabnya Ash-Shawa’iq Al-Muhriqah meriwayatkan dari Ummul mukminin Ummu Salamah, bahwa ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Wahai Ali, engkau dan sahabat-sahabatmu berada di surga. Engkau dan syiahmu berada di surga.

16. Al Hafizh bin al Maghazali al Syafi’I, dalam kitabnya Manaqib ‘Ali bin Abi THalib, ia meriwayatkan hadis dengan sanad dari Jabir bin “Abdullah : Ketika Ali bin Abi Thalib dating dalam penaklukan Khaibar, Rasulullah SAW berkata kepadanya : “Wahai Ali… Cukuplah bagimu dengan kedudukanmu disampingku seperti kedudukan Harun disamping Musa, hanya saja tidak ada Nabi sesudahku. Engkau yang membebaskan jaminanku, menutup auratkau dan berperang untuk membela sunnahku. Kelak di akhirat, engkau adalah makhluk yang paling dekat denganku. Di Al haudh engkau berada di belakangku. Syiahmu berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya disekelilingku dengan wajah yang putih. Aku memberikan syafaat kepada mereka . Merekapun berada dis urga di dekatku. Orang yang memerangimu berarti memerangiku dan orang yang berdamai denganmu berarti berdamai denganku.

17. Kitab Tarikh Baghdad, Juz 12 hlm 289. Nabi saw berkata kepada Ali bin Abi Thalib : “Engkau dan syi’ahmu berada di surga”

18. Kitab Muruj al-Dzahab, juz 2 hlm. 51 Nabi saw bersabda : ” Pada hari kiamat manusia dipanggil dengan nama-nama mereka dan ibu mereka kecuali orang ini (Ali bin Abi Thalib) dan syi’ahnya. Mereka dipanggil dengan nama mereka dan bapak mereka karena kesahihan kelahiran mereka”.

19. Kitab Al Shawa’iq al- Muhriqah, hlm 66 ceta. al-Maimanah Mesir. Bahwa Nabi saw bersabda: “Wahai Ali, engkau dan syiahmu kembali kepadaku di al-Hawdh dengan rasa puas dan wajah yang putih. Sedangkan musuh-musuh mereka kembali ke al-hawdh dalam kehausan”.

20. Allamah Shalih al Turmudzi meriwayatkanya dalam al Manaqib al Murthadhawiyah hl 101 cet Bombay, Bahwa Nabi saw bersabda: “Wahai Ali, engkau dan syiahmu kembali kepadaku di al-Hawdh dengan rasa puas dan wajah yang putih. Sedangkan musuh-musuh mereka kembali ke al-hawdh dalam kehausan”.

21. Kitab Kifayah al-Thalib, halaman 135, Nabi saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib: “…dan syiahmu berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya dan dengan wajah putih di sekelilingku. Aku memberi syafaat kepada mereka. Maka mereka kelak disurga bertetangga denganku”.

22. Kitab Manaqib Ibn Maghazali, hlm 238 meriwayatkan dalam hadis panjang dan pada akhir hadis berbunyi : Nabi saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib: “…dan syiahmu berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya dan dengan wajah putih di sekelilingku. Aku memberi syafaat kepada mereka. Maka mereka kelak disurga bertetangga denganku”.

23. Kitab Kifayah al-Thalib, hal 98 dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik” Allamah al Kanji kemudian menuliskan, “ Demikianlah al Khatib meriwayatkanya dalam kitab tarikh dan sanad-sanadnya.

24. Al Hakim meriwayatkan dalam al Mustadrak Juz 3 hal 160 : dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik”

25. Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab Tarikh Juz 4 hal 318 : dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik”

26. Muhibbuddin meriwayatkan dalam kitab al Riyadh al Nadhrah juz II hal 253. dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik”

27. Ibn Shabagh al Maliki dalam kitabnya al Fushul al Muhimmah, 11, dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik”

28. al Shafuri dalam kitabnya Nazhah al Majalis juz II hal 222, dengan sanad dari ‘Ashim bin Dhumurah dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : “Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Huasin adalah buahnya, dan syi’ah adalah daun-daunnya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik”

29. Allamah al Qunduzi al Hanafi dalam kitabnya Yaniabi ‘ al Mawaddah hlm 257 cet Istanbul meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda :” Janganlah kalian merendahkan syiah Ali bin Abi Thalib, karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi’ah dan Mudhar “

30. Allamah al Hindi dalam kitab Intiha’ al Afham hlm 19, meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda :” Janganlah kalian merendahkan syiah Ali bin Abi Thalib, karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi’ah dan Mudhar “

31. Sabath bin al Jawzi dalam kitabnya Tadzkirah al Khawwash, hlm 59 cet aljir meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Sa’id al Khudri : Nabi SAW memandang Ali bin Abi Thalib dan bersabda, “Orang ini dan syi’ahnya adalah orangorang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat”

32. al Dailami, penulis kitan Firdaws al Akhbar. Meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah DAW bersabda :” Syi’ah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan “

33. Allamah al Mannawi, dalm kitabnya Kunuz al Haqa’iq hlm 83, cet Bulaq : Meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah DAW bersabda :” Syi’ah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan “

34. Al Qunduzi dalam Yanabi’ al Mawwaddah hlm 180 cet Istanbul, Meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah DAW bersabda :” Syi’ah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan “

35. Allamah al Hindi meriwayatkan dalam kitabnya Intiha al Afham hal 222 Cet Nul Kesywar, ia eriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah DAW bersabda :” Syi’ah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan “

36. Allamah al kasyafi al Turmudzi dalam kitabnya al Manaqib al Murthadhawiyah hlm 113 cet Bombay, meriwayatkan dari Ibn Abbas : bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Ali dan syi’ahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat “

37. Al Qunduzi dalam Yanabi’ al Mawwaddah hlm 257 meriwayatkan dari Ibn Abbas : bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Ali dan syi’ahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat “

38. Allamah al Hindi meriwayatkan dalam kitabnya Intiha al Afham hlm 19, meriwayatkan dari Ibn Abbas : bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Ali dan syi’ahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat “

39. Jalaludin al Suyuthi dalam kitabnya al Durr al Mantsur juz VI hlm 379 cet Mesir, Rasulullah SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib : “Engkau dan syi’ahmu kembali kepadaku di al Hawdh dalam keadaan puas”

40. Al Qunduzi dalam Yanabi’ al Mawwaddah hlm 182, Rasulullah SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib : “Engkau dan syi’ahmu kembali kepadaku di al Hawdh dalam keadaan puas”

41. Ibnu ‘Asakir dalam Kitab Tarikh, 4 hlm 318 meriwayatkan, Nabi saw bersabda : “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, al-Hasan dan al-Husain keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul dibelakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita “.

42. Ibnu Hajar dalam kitabnya Ash-Shawa’iq Al-Muhriqah hlm 96 meriwayatkan, Nabi saw bersabda : “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, al-Hasan dan al-Husain keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul dibelakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita “.

43. Sabath bin al Jawzi dalam kitabnya Tadzkirah al Khawwash hlm 31, Nabi saw bersabda : “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, al-Hasan dan al-Husain keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul dibelakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita “.

44. Dalam kitab Majma’ al Zawa’id juz IX hal 131 diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda : “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, al-Hasan dan al-Husain keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul dibelakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita “.

45. Allamah al Mannawi, dalm kitabnya Kunuz al Haqa’iq dalam catatan pinggir al Jami’ al Shaghir juz II hlm 16 diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda : “Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, al-Hasan dan al-Husain keturunan kita menyusul dibelakang kita. Istri-istri kita menyusul dibelakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita “.

46. Is’f al Raghibin ditulis dalam catatan pinggir kitab Nur al Abshar hlm 131 karya al Daruquthni meriwayatkan secara Imarfu’ bahwa beliau Rasulull SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, “Wahai Abul Hasan, engkau dan syi’ahmu berada di surga”

47. Tarikh Baghdad juz XII hlm 289, cet al Sa’adah, Mesir, meriwayatkan dengan sanadnya dari al Sya’bi dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : Engkau dan syi’ahmu berada di surga

48. Akhthab Khawarizmi meriwayatkan dalam kitabnya al Manaqib : meriwayatkan dengan sanadnya dari al Sya’bi dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : Engkau dan syi’ahmu berada di surga

49. Dalam kitab Muntakhab Kanz al ummal yang dicetak dalam catatan pinggir al Musnad juz V hlm 439 cet al Mathba’ah al Maimanah Mesir meriwayatkan dengan sanadnya dari al Sya’bi dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : Engkau dan syi’ahmu berada di surga”

50. Allamah al Barzanji menuliskan dalam kitabnya al Isya’ah fi isyrath al sa’ah hlm 41 meriwayatkan dengan sanadnya dari al Sya’bi dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah SAW bersabda : Engkau dan syi’ahmu berada di surga

51. al Haitsami dalam Kitab Majma al Zawa’id juz 9 hlm 173, meriwayatkan dari Abu HUrairah : Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib : Engkau bersamaku dan syi’ahmu di surga “

52. Allamah al Khahusyi menuliskan dalam kitabnya Syarf al Nabi saw, ia meriwayatkan dari Ummul Mukminin Ummu Salamah : Rasulullah SAW bersabda “ Aku sampaikan kabar gembira kepadamu wahai Ali, engkau dan syi’ahmu berada di surga”

53. Allamah al Amritsari al Hanafi meriwayatkan dalam kitabnya Rajih al Mathalib meriwayatkan dari Ummul Mukminin Ummu Salamah : Rasulullah SAW bersabda “ Aku sampaikan kabar gembira kepadamu wahai Ali, engkau dan syi’ahmu berada di surga”

54. al Haitsami dalam kitabnya Majma al Zawa’id , meriwayatkan bahwa dalam kutbahnya Rasulullah saw bersabda : ” Wahai Manusia, barang siapa membenci kami, Ahlul Ba’it, Allah akan mengumpulkanya pada hari kiamat sebagai Yahudi. ” Jabir bin Abdullah bertanya, “Wahai Rasulullah, walaupun ia mengerjakan puasa dan sholat ? beliau saw menjawab : ” Sekalipun ia mengerjakan puasa dan sholat dan menyatakan dirinya sebagai muslim. Dengan demikian, siapa yang menumpahkan darahnya, hendaknya membayar jizah dan mereka itu kecil. Kepadaku diumpamakan umatku dengan buah tin, lalu para pembawa bendera berlalu dihadapanku. Maka aku memohon ampunan untuk Ali dan syi’ahnya”.

55. Ibnu ‘Asakir dalam Kitab Tarikh 2/442 meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, bahwa dalam kutbahnya Rasulullah saw bersabda : ” Wahai Manusia, barang siapa membenci kami, Ahlul Ba’it, Allah akan mengumpulkanya pada hari kiamat sebagai Yahudi. ” Jabir bin Abdullah bertanya, “Wahai Rasulullah, walaupun ia mengerjakan puasa dan sholat ? beliau saw menjawab : ” Sekalipun ia mengerjakan puasa dan sholat dan menyatakan dirinya sebagai muslim. Dengan demikian, siapa yang menumpahkan darahnya, hendaknya membayar jizah dan mereka itu kecil. Kepadaku diumpamakan umatku dengan buah tin, lalu para pembawa bendera berlalu dihadapanku. Maka aku memohon ampunan untuk Ali dan syi’ahnya”.

56. Kitab Tahdzib juz VI hlm 67 cet al Turuqqi, Damaskus meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, bahwa dalam kutbahnya Rasulullah saw bersabda : ” Wahai Manusia, barang siapa membenci kami, Ahlul Ba’it, Allah akan mengumpulkanya pada hari kiamat sebagai Yahudi. Jabir bin Abdullah bertanya, “Wahai Rasulullah, walaupun ia mengerjakan puasa dan sholat ? beliau saw menjawab: ” Sekalipun ia mengerjakan puasa dan sholat dan menyatakan dirinya sebagai muslim. Dengan demikian, siapa yang menumpahkan darahnya, hendaknya membayar jizah dan mereka itu kecil. Kepadaku diumpamakan umatku dengan buah tin, lalu para pembawa bendera berlalu dihadapanku. Maka aku memohon ampunan untuk Ali dan syi’ahnya”.

Selain yang kami sebutkan di atas terdapat pula simber-sumber lain yang dapat dirujuk :

1. Tafsir Jami’ al Bayan karya ath Thabari.
2. Tafsir ad Durr al Mansur karya as suyuthi (juz 6 hal 379)
3. Tafsir Fath al Qadir (juz 5 hal 398)
4. Tafsir Ruh al Ma’ni karya al Alusi (juz 16 hal 370)
5. Al Manaqib karya al Khawarizmi (hal 111)
6. Kunuz al Haqa’iq karya al Mannawi ( juz 1 hal 150)
7. Anshab al asyraf karya al Baghdadi (hal 182)
8. Nadzm Durar as simtain karya az Zarandi (hal 92)
9. al Fushul al Muhimmah karya Ibnu ash Sabbagh al maliki (hal 107)
10. Nur al Abshar karya asy Syablanji (hal 78)
11. Tadzkirah al Huffadz karya Sibth Ibnu al jawzi (hal 28)
12. Syawahid at Tanzil karya al Hakim al Hiskani (juz 2 hal 356)


Penutup

Dengan tanpa memberikan analisis apapun terhadap riwayat di atas sesungguhnya hadis tersebut telah menjelaskan dengan sendirinya, bahwa syi’ah dideklarasikan sendiri oleh Rasulullah SAW dengan merujuk pada maksud ayat Al Qur’an : ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu sebaik-baik makhluk” (QS.AlBayyinah: 7-8) yang kemudian oleh Rasullah SAW dijelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada Imam Ali (dan Imam Ahlul Ba’it) serta para syi’ah.

Sebenarnya dengan berdasar QS Al Bayyinah 7-8 yang kemudian dijelaskan maksudnya oleh Rasulloh tersebut meruntuhkan pandangan tentang riwayat yang menyebutkan bahwa Syi’ah adalah hasil kreasi dari orang yang bernama Abdullah bin Saba’.

Alasanya sederhana saja, Imam Ja’far memerintahkan untuk menguji validitas sebuah hadis itu dengan Al Qur’an [20] bila hadis itu bertentangan dengan Al Qur’an maka dengan sendirinya hadis tersebut gugur validitasnya, meskipun periwayatanya sahih. Al Qur’an itu adalah kebenaran mutlak dan absolute sedangan para periwayat hadis adalah makhluk yang bersifat relatif sehingga alat ukur kebenaran adalah kebenaran yang paling mutlak itu sendiri. Pada kasus riwayat Abdullah Bin saba’ (baik yang diriwayatkan melalui hadis-hadis ahlu sunnah maupun syi’ah) dengan memperhatikan riwayat diatas hadis kisah Abdullah bin saba’ runtuh dengan sendirinya, dan yang meruntuhkan adalah Al Qur’an serta penjelasan Rasulullah SAW. [21]

Konsekuensi logis dari perjalanan intelektual dan spiritual insan manusia membawa pada satu muara untuk menapaki tangga pertama, bahwa pintu masuk menjadi insan yang diridhoi adalah melalui pintu masuk bernama Syi’ah.

Wallahu ‘alam bhi showab.



[19]. . Al Hafizh Abu Na’im adalah ulama ahli hadis terkemuka dari kalangan ahlu sunnah, Ibn Khalkan dalam kitabnya wafiyat al a’yah mengatakan ” bahwa ia termasuk perawi hadis yang terpercaya dan ahli hadis yang handal. Menurut Ibn Khalkan, kitab "Hilayah al awliya" yang mencapai 10 jilid merupakan kitab terbaik. Pujian yang sama diberikan oleh Shalahuddin al Shafadi dalam kitabnya "al wafi bi al wafiyat", ia menyebut al hafizh Abu Na’im sebagai mahkota ahli hadis. Pujian yang sama juga diberikan oleh Muhammad bin Abdullah al Khatib dalam kitabnya "Misykat al mashabih", ia mengatakan ia termasuk guru hadis yang tsiqat, dan pendapat-pendapatnya menjadi rujukan.

[20] Seperti diketahui bahwa disiplin Ilmu hadis dalam Madzhab ahlu Sunnah untuk menguji validitas hadis menggunakan pengujian Jarh wa Ta’dil Sanad "an sich", sedangkan dalam kalangan Syi’ah validitas hadis selain menggunakan pengujian Jarh wa Ta’dil Sanad maish dilanjutkan di uji dengan Al Qur’an.

[21] Bahwa kelemahan hadis Abdullah bin Saba’ kemudian ditunjukan dari sisi periwayatan oleh As sayyid Murthadha al Askari dalam karya beliau "Abdullah bin saba wa ashathir ukhra", dan "Khamsun wa Mi’ah Shahabt Mukhtalaq" dan Abdullah Bin Saba. Serta dalam buku karya Ustd M Hashem "Abdullah Bin Saba benih perpecahan umat" dan "Abdullah bin Saba’ dalam Polemik". Fenomena ini menjadi bukti bahwa jika Al Qur’an dan Sabda Rasulullah SAW meruntuhkan pandangan pendiri syi’ah adalah Abdullah Bin saba’ maka pembuktian kelemahan dalam riwayat tersebut menjadi lebih mudah. Sebagaimana dapat anda sekalian baca di ke empat buku tersebut yang membahas kisah abdullah bin saba’ dari riwayat Ahlu Sunnah dan Syi’ah baik dari jalur Saif bin Umar at Tamimi ataupun yang diluar jalur riwayat at Tamimi.

No comments:

Post a Comment