Saturday 29 January 2011

Kami Pejuang, Bukan Pencari Kekuasaan




Di penghujung hari Arbain, peringatan wafatnya cucunda Rosulullah Imam Hussein bin Ali bin Abi Thalib, dan di tengah situasi politik Lebanon yang tengah hangat-hangatnya paska terpilihnya Najib Mikati sebagai perdana menteri baru, pimpinan Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah menyampaikan pidato yang "menyentuh".

Setelah sambutan religiusnya tentang kepahlawanan Hussein dan peristiwa-peristiwa memilukan sepeninggalnya, termasuk penawanan keluarga Rosul oleh regim Umayyah di Damaskus, Nasrallah berpidato tentang situasi politik di Lebanon dan Timur Tengah. Nasrallah memuji perjuangan rakyat Tunisia yang telah berhasil menyingkirkan pemimpinnya yang korup seraya mengingatkan mereka dengan bahaya konspirasi yang ditanamkan Amerika.

"Kami dengar kemarin, asisten menlu Amerika, Jeffrey Feltmant, telah terbang ke Tunisia. Rakyat Tunisia harus waspada karena jika Feltman ingin bicara mengenai masalah hukum maupun pemilihan umum dengan pemerintahan sementara Tunisia, bisa dipastikan hal ini adalah sebuah konspirasi Amerika atas rakyat Tunisia. Dimana saja Feltman berada, kerusakan muncul bersamanya," kata Nasrallah.

Nasrallah juga mengecam komunitas internasional yang bersatu padu membela kepentingan Israel seraya mengabaikan rakyat Palestina. "Dunia terus berbicara tentang nasib Shalit (seorang prajurit Israel yang diculik pejuang Palestina tahun 2006; blogger) pembunuh dan agresor, namun mengabaikan nasib ribuan rakyat Palestina yang hidup di penjara-penjara Israel."

"Kami selalu mengingat rumah-rumah yang dihancurkan, kami mengingat Jerusalem dan Masjid Aqsa serta jutaan pengungsi yang dunia telah berkonspirasi melawan mereka, untuk menjauhkan mereka dari tanah airnya, dari hak-hak mereka dan dari kemuliaan mereka (para ulama wahabi-salafiyun, alih-alih menyerukan jihad, justru menyerukan rakyat Palestina untuk menyerahkan seluruh tanah airnya kepada Israel dan tinggal sebagai pengungsi di negara-negara tetangga. Pada saat yang sama mereka mengundang tentara Amerika-yahudi untuk membangun markas di Tanah Haram; blogger). Sejak awal kami percaya pada rakyat Palestina dengan penderitaan mereka. Dengan ini kami tawarkan jihad yang paling berharga dan akan terus berkorban bersama mereka, kita akan berjihad bersama, dan bersama kita akan meraih kemenangan dengan kehendak Tuhan."

Pada saat Nasrallah berpidato, para pendukung mantan PM Saad Hariri yang kecewa dengan kekalahan Hariri dalam pemilihan perdana menteri, Selasa (25/1), mengamuk dan membuat kerusuhan di berbagai kota terutama Beirut.

"Kita tengah melalui tahap yang sulit dan sensitif dan membutuhkan penanganan yang bertanggungjawab. Kita telah bertindak sesuai konstitusi (saat menumbangkan pemerintahan Hariri dengan cara menarik dukungan terhadap pemerintahan, dan selanjutnya memberikan dukungan pada Mikati untuk menjadi perdana menteri). Adalah hak konstitusi kita untuk menghadapi STL (pengadilan internasional atas pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri yang menuduh Hizbollah sebagai pelaku pembunuhan). Apa yang kami lakukan adalah normal dan konstitusional."

Nasrallah menambahkan tentang pemilihan perdana menteri yang sangat alot dengan diwarnai interfensi asing langsung yang sangat kuat. "Bayangkan bagaimana wakil presiden Amerika Joe Biden menelpon seorang pemimpin parlemen untuk memberikan suara pada Hariri," ungkap Nasrallah.

"Kami mengerti kekecewaan pendukung Hariri. Namun mari kita berfikir dari sudut pandang berbeda. Jika mereka yang menang dan kita melakukan aksi kerusuhan, saya pastikan kecaman dan kutukan akan terdengar dari Washington dan ibukota-ibukota barat lainnya. Kita akan melihat kampanye media massa besar-besaran yang menyebutkan kita sebagai teroris, diktator dan anti-kompromi. Namun karena kerusuhan dilakukan pihak lain, seluruh dunia diam membisu. Kenapa Anda menghormati keinginan satu pihak dan mengutuk keinginan pihak lainnya? Dan jika demonstrasi dengan memblokir jalan adalah hak masyarakat, mengapa mengutuk kami saat kami melakukannya? Mereka mengajari kita selama lima tahun terakhir tentang kebudayaan, demokrasi dan prinsip demokrasi mayoritas-minoritas, namun hari ini pelajaran itu telah hilang selamanya."

"Namun bagaimana pun hari ini kita mempunyai kesempatan politik baru. Ancaman-ancaman terhadap Mikati tidak lagi berguna dan mengatakan Mikati adalah orangnya Hizbollah adalah keliru (Mikati adalah warga Suni dan tercatat sebagai anggota partainya Hariri, Future Movement). Tuduhan-tuduhan itu tidak lain untuk menanamkan perpecahan. Kami sebenarnya memiliki calon lain, namun kami mengorbankan pilihan kami karena kami melihat Mikati sebagai sosok yang bisa menghindarkan kita dari perpecahan. Perdana menteri mendatang bukan orang Hizbollah, demikian juga kabinetnya bukan kabinet Hizbollah. Tuduhan-tuduhan itu diciptakan untuk menarik dukungan asing, khususnya Amerika, Israel dan mereka yang terlibat dalam proyek Amerika-Israel di Timur Tengah," tambah Nasrallah.

Nasrallah menekankan bahwa Hizbollah adalah gerakan perjuangan yang selalu mencari kesempatan berjihad melawan Israel. "Kami bukan pencari kekuasaan. Sebelum 2005 kami tidak terlibat dalam pemerintahan. Kami tidak pernah meminta jabatan. Segala yang kami minta adalah pemahaman bahwa kami adalah gerakan perjuangan. Kami akan berbuat yang terbaik untuk membela negeri in, menjaga kejayaan Lebanon dan Arab dan membebaskan wilayah-wilayah yang diduduki Israel. Kami hanya minta dua hal dari Anda: tinggalkan kami sendirian dan jangan berkonspirasi melawan kami dan menusuk punggung kami dari belakang. Kami membuka dada kami bagi peluru-peluru Israel, inilah cara kami mencari jihad. Kami tidak ingin mendapatkan peluru Anda di punggung kami. Kami tidak meminta perlindungan dari Anda. Kasihani dan lindungi rakyat, terutama di wilayah-wilayah miskin di Akkar, Lembah Bekaa dan Lebanon Utara. Apa yang sudah Anda lakukan di sana selama lima tahun terakhir?”

“Anda (Saad Hariri) pergi ke Washington, membuat beberapa kesepakatan dan malakukan konspirasi melawan kami. Bahkan dialog-dialog politik yang dilakukan berujung pada tuntutan untuk melucuti senjata kami, namun Anda gagal. Anda menghendaki serangan Israel kepada kami, dan Anda gagal. Saat ini ada STL (Special Tribunal for Lebanon) yang digunakan sebagai senjata politik untuk menghancurkan kami, namun Anda juga bakal gagal," kata Sayyed Nasrallah.

"Kendati kami memiliki masalah ekonomi dengan Anda, kami tetap bersedia hidup berdampingan. Jika kami tidak memberi kesempatan pada Mikati, kemana Anda akan membawa negeri ini?"

Nasrallah menekankan bahwa hanya tentara, rakyat dan kelompok pejuang yang bisa melindungi Lebanon dari agresi Israel, bukan pemerintah dan perdana menteri. “Berikan kesempatan pada Mikati meski hanya setahun saja. Penolakan kubu Hariri bergabung dengan pemerintahan hanya menunjukkan bahwa mereka ingin memonopoli kekuasaan di negeri ini.”

No comments:

Post a Comment