Wednesday, 9 February 2011
SANG TERPILIH (24)
Para pendukung Subagyo kembali melakukan blunder. Jika pada blunder pertama seorang kadernya keceplosan mengungkapkan bahwa kasus mafia pajak akan menyeret kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi Indungsia sehingga membahayakan jika diungkap, blunder kedua dilakukan pendukung-pendukung Subagyo di parlemen yang menggagas hak angket masalah mafia pajak. Mulanya mereka yakin, hak itu hanya akan "menghantam" partai oposisi utama yang dipimpin oleh pengusaha yang perusahaannya diduga sebagai pengemplang pajak. Namun setelah menyadari mafia pajak juga melibatkan Subagyo dan kroni-kroninya sebagai orang yang paling banyak menangguk untung, mereka tiba-tiba saja menarik diri dari inisiatif pembentukan hak itu.
Maka proses penggunaan hak itu terus berjalan tak terbendung. Dan pada akhirnya, setelah menyadari bahwa menolak hak itu hanya akan membuat popolaritas partai pendukung Subagyo runtuh, mereka akhirnya mendukung hak tersebut dengan tujuan hanya untuk mengacaukan proses pengungkapan mafia pajak oleh parlemen. Sama seperti yang mereka lakukan dalam kasus hak angket Bank Centurion.
Upaya Subagyo mengganjal hak angket mafia pajak dengan penangkapan para anggota parlemen karena kasus penyuapan dalam pemilihan gubernur bank sentral juga kandas. Sebaliknya hal itu membuka motif politik dalam penangkapan tersebut karena Komisi Pemberantasan Korupsi tidak pernah menyentuh terduga penyuap dalam kasus itu.
Lagi-lagi ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh "organisasi". Terduga utama sebagai penyuap dalam kasus ini tentu saja mantan gubernur bank sentral yang merupakan agen utama "organisasi" di Indungsia selain presiden.
Yang menarik lagi, kasus penyuapan ini juga melibatkan seorang politisi dari "partai dakwah" yang diklaim atau mengklaim sebagai turunan gerakan Ihwanul Muslimin. Hal ini juga semakin menunjukkan betapa pengaruh "organisasi" telah merembes ke semua lini, termasuk partai-partai maupun gerakan Islam di Indungsia.
Subagyo dan faksi politiknya masih berupaya mengalihkan persoalan dengan membuat persoalan baru, yaitu mengkoordinir kerusuhan-kerusuhan sara di berbagai daerah.
No comments:
Post a Comment