Thursday, 15 December 2011
PASUKAN NATO MULAI AKTIF DI PERBATASAN SYRIA
Ancaman serangan Amerika-NATO terhadap Syria telah mencapai tahap sangat serius. Berbagai laporan inteligen menyebutkan ratusan pasukan Amerika-NATO telah mulai beroperasi di perbatasan Yordaina-Syria untuk mempersiapkan serangan tersebut. Namun di sisi lain ketegaran regim Bashar al Assad serta dukungan sekutu-sekutunya meragukan serangan Amerika-NATO akan berjalan mulus.
Pada tgl 12 Desember lalu situs "Opednews" melansir laporan kantor berita independen Inggris, "Boiling Frogs Post", tentang aktifnya ratusan personil militer barat di perbatasan Jordania-Syria dalam mempersiapan serbuan militer atas Syria.
"Update 1: Today at 12:00 P.M. we contacted DOD Press Office via two voicemail messages and one e-mail asking for comment(s) on this story. As of 6:00 P.M. EST we have not heard back. Update 2: Another journalist with a major mainstream media publication was told by his editors that there would be no coverage or follow up on these developments," tulis laporan tersebut.
Menurut laporan tersebut ratusan personil militer barat hari itu telah disebarkan di sekitar kota Al Mafraq yang berada di perbatasan Jordania-Syria. Wilayah ini telah menjadi basis militer oposisi Syria selama bertahun-tahun.
Menurut seorang personil militer Jordania yang tidak disebutkan namanya, dalam 2 hari terakhir ratusan personil militer dari negara-negara barat terlihat bolak-balik menggunakan kendaraan militer antara pangkalan udara King Hussein di Al-Mafraq (10 km dari perbatasan) dengan beberapa dusun yang berada di perbatasan. Sumber lainnya menyebutkan bahwa markas pasukan Amerika-NATO telah didirikan di dusun Al-Houshah di dekat Al Mafraq.
Di sisi lainnya sumber-sumber inteligen di pangkalan udara Ain al-Assad Air di Iraq menyebutkan pesawat-pesawat yang terbang dari pangkalan tersebut tidak kembali ke pangkalannya di Jerman atau Amerika, melainkan dipindahkan ke Jordania. Informasi ini sejalan dengan informasi yang diperoleh di Jordania yang menyebutkan bahwa "setidaknya 1 pesawat militer Amerika yang membawa personil militer telah mendarat di pangkalan udara Prince Hassan" yang terletak 100 km timur kota Al-Mafraq.
Sebelumnya sebuah situs berita Jordania memberitakan bahwa, "para pejabat militer barat telah meminta ijin Raja untuk mendirikan pangkalan inteligen di Jordania Utara dekat perbatasan dengan Syria." Hal itu untuk "mendapatkan akses ke angkatan bersenjata Syria dan menghubungi para komandan militer Syria untuk memberontak terhadap penguasa".
"Boiling Frogs Post" dalam laporan itu menyebut tentang Al Mafrag: "Pangkalan udara Al Mafraq, yang kini juga menjadi Akademi Angkatan Udara Jordania, merupakan titik awal "aktifitas konspirasi Jordania atas Syria" yang melibatkan juga Inggris dan Israel, sejak tahun 1960-an. Pada bulan September 1968, Mayor Salim Hatoom, yang melarikan diri bersama sejumlah perwira setelah gagal melakukan kudeta di Syria, mendirikan markas komando anti pemerintah Syria di bawah kepemimpinan duet President Nureddin al-Atassi dan Salah Jadid. Pada akhir dekade 1970 an dan awal dekade 1980 an, organisasi Ikhwanul Muslimin Syria dan sayap militernya “At-Taleeah al-Islamiyyah al-Muqatilah” menggunakan pangkalan yang sama untuk melakukan perlawanan terhadap regim Syria, dimana mereka mendapat pelatihan dari personil militer Jordania dan Israel."
Laporan ini juga memberikan penilaian yang cukup mengkhawatirkan: "Menurut kami sejarah telah berulang, namun kali ini dengan kondisi yang lebih hebat. Beberapa bulan lalu puluhan serdadu Syria yang membelot ke Jordania telah dipindah ke sebuah pangkalan di “Salt”, dimana para agen inteligen militer Israel, AMAN, dan inteligen Jordania berupaya mengorek informasi inteligen dan militer dari mereka."
Menurut "Boiling Frogs Post", media-media massa barat telah mendapat instruksi untuk merahasiakan perkembangan terbaru ini sampai waktu tertentu.
SUMBER:
"Developing Story: Hundreds of US-NATO Soldiers Arrive & Begin Operations on the Jordan-Syria Border"; Sibel Edmonds – Opednews December 11, 2011
No comments:
Post a Comment