Monday, 12 December 2011

"TIDAK MUNGKIN KAMI TERHINAKAN"


(PIDATO PIMPINAN HIZBOLLAH SAYYED NASRALLAH MEMPERINGATI HARI ASHURA)



Puluhan ribu massa berpartisipasi memperingati Hari Ashura yang diorganisir oleh Hizbollah di Selatan Beirut, baru-baru ini. Mereka semuanya larut dalam emosi peringatan meninggalnya Imam Hussein bin Ali, kesetiaan pada ajaran-ajarannya, dan janji untuk meneruskan jalan "jihad" yang telah dicontohkannya. Dalam konteks saat ini, mereka mengutuk "Setan Besar" Amerika dan "Setan Kecil" Israel dan menyerukan pembebasan Palestina.

Setelah berpawai, semua peserta kemudian berkumpul di Lapangan Raya untuk mendengarkan khutbah serta pidato-pidato politik yang puncaknya adalah pidato dari pemimpin Hizbollah, Sayyed Hassan Nasrallah.

Selama beberapa tahun yang lalu, demi menjaga keamanan dirinya yang menjadi target nomor satu pembunuhan inteligen Israel, Nasrallah hanya memberikan pidato melalui multimedia. Namun kali ini ia membuat kejutan dengan memberikan pidato secara langsung. Ini juga menjadi penampilan pertama Nasrallah di depan publik sejak Juli 2008 saat tercapai kesepakatan Israel-Hizbollah yang berhasil melepaskan mujahidin Samir Qintar dan empat kawannya dari penjara Israel.

"Saya senang bersama Anda sekalian selama beberapa menit ke dapan meski sebenarnya saya ingin terus bersama Anda semua. Pada Hari Ashura ini saya ingin bergabung dengan Anda semua untuk menyerukan kepada dunia tentang keteguhan sikap kita dan menyampaikan puja puji kepada Imam Hussein yang pada hari ini berdiri sendirian menghadapi 30.000 tentara musuh, serta menekankan kembali apa yang telah dikatakan ayahnda beliau, Ali bin Abi Thalib (AS) yang pernah berkata, "Demi Allah, jika saya berhadapan dengan musuh yang lebih besar lagi sementara saya hanya sendirian, saya tidak akan takut ataupun mundur," demikian pidato pembuka yang disampaikan Nasrallah.

"Selamanya, dan betapapun besarnya tantangan dan bahaya yang kita hadapi, kita menyerukan kepada mereka yang selalu berusaha menakut-nakuti kita atau mengancam kita, bahwa kita adalah para pengikut Ali bin Abi Thalib dan Hussein bin Ali yang pernah mengatakan, "Bagaimana mungkin kami dihinakan"".

"Saudara-saudaraku yang tercinta, pada tgl 10 Muharram ini kita menyerukan kembali apa yang telah dikatakan pada pendukung Hussein menjelang Tragedi Karbala: "Bagaimana kami bisa tinggal dengan tenang setelah meninggalkanmu Hussein. Demi Allah, jika kita semua mati, kemudian dikuburkan, dan kemudian dibangkitkan lagi, perperang lagi, terbunuh, dan dibangkitkan lagi hingga 1.000 kali, maka kami akan tetap berperang untuk Anda. Kami tidak akan meninggalkanmu Hussein!"

"Dengan nama Allah yang Maha Besar dan Maha Mulia. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, salam dan damai untuk Muhammad Rosulullah, keluarganya yang disucikan Allah, sahabat-sabahatnya yang mulia, serta seluruh nabi dan rosul yang telah diturunkan Allah ke dunia."

"Damai untukmu ya Imam Hussein, sang putra Rosulullah (Rosulullah selalu menyebut Hasan dan Hussein, dua cucu kesayangannya, sebagai putranya sendiri; blogger), serta untuk semua jiwa yang syahid bersamamu."

"Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua, atas kesetiaannya, janjinya, komitmennya, dan kesabarannya, dan saya berdoa semoga Allah membalas semua pengorbanan Anda."

"Saya bergabung bersama Anda pada Hari Ashura ini, hari memperingati syahidnya Abi Abdullah Al-Hussein, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, untuk memuja-muji Rosulullah dan keluarganya, para Imam kita , Imam Mahdi sang cucu Imam HUssein, dan pembantunya Imam Khamenei, sebagaimana juga para pemimpin, ulama, dan kaum muslim yang mengikuti jalan Rosul.

"Kita setiap tahun memperingati hari ini untuk menyerukan kembali jalan kita, komitmen kita, keyakinan kita, seruan kita, kegigihan kita, dan keinginan luhur kita untuk mengikuti jalan yang telah dilalui para nabi, rosul, dan orang-orang saleh. Jutaan orang telah menjadi syahid pada jalan ini dan Karbala adalah titik utamanya. Jalan bersejarah yang akan selalu dikenang hingga Hari Pembalasan kelak."

"Saudara-saudaraku, saya akan menyinggung beberapa isu politik yang berkembang akhir-akhir ini, sebagaimana kita selalu mengingatkan bahwa ancaman nyata negeri ini dengan seluruh wilayahnya, rakyatnya serta pemerintahnya, adalah Amerika, proyeknya Israel.

"Adalah Amerika, yang siapapun presidennya, adalah musuh yang telah menduduki negeri Palestina dan melanggar kesuciannya, dan menyerang penduduknya serta penduduk Lebanon. Perampok terbesar yang telah menguras kekayaan negeri ini adalah Amerika dan Israel."

"Rakyat kita harus selalu peduli dengan kenyataan ini dan tidak tertipu oleh kebohongan Amerika. Amerika selama setahun terakhir ini terus berusaha menampilkan diri sebagai pembela HAM dan demokrasi di dunia Arab. Negara yang munafik dan penipu, yang kita semua tahu selama ini menjadi pendukung para diktator. Sebagaimana semua diktator yang telah tumbang adalah dukungan Amerika melalui kebijakan politiknya, media massanya, aparat inteligen dan militernya pada semua tingkatan."

"Bahkan saat rakyat berbagau begara berontak dan Amerika mendapatkan para diktator yang didukungnya bertumbangan satu per-satu, Amerika meninggalkan mereka begitu saja. Tahukan Anda saudara-saudaraka, tingkah semacam ini adalah tingkahnya setan sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an? Dan pada Hari Pembalasan kelak, saat para pengikutnya kebingungan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, setan meninggalkan mereka. Apa yang dilakukan Amerika, sebagaimana dilakukan setan, adalah meninggalkan para pengikutnya, sekutunya, dan antek-anteknya di persimpangan jalan demi mencari keunguntungan pribadi."

"Rakyat di seluruh Arab dan negara Muslim harus menyadari hal ini, bahwa Amerika adalah musuh dan ancaman yang sebenarnya. Tidakkah kita mendengar apa yang dikatakan Presiden Obama di hadapan para pemimpin yahudi Amerika, yaitu bahwa "dukungan yang diberikan pemerintahannya kepada Israel melebihi apa yang telah diberikan para pendahulunya". Ini memang benar, bahkan lebih dari itu. Pada masa Obama CIA telah berubah dari aparat inteligen Amerika menjadi aparat inteligen Israel, yang menyusup di Lebanon, memberikan semua informasi inteligen yang diperoleh kepada Israel. CIA telah berubah menjadi dinas inteligen kecil yang bekerja untuk Israel."

"Wahai rakyat dan para pemimpin politik, janganlah tertipu oleh pemerintah Amerika, karena merekalah yang kini tengah menduduki tanah Palestina, melanggar kesucian kota Al Quda (Jerussalem), mengancam keutuhan masjid suci Al Aqsa. Dan mereka pula yang tertanggungjawab atas ditahannya ribuan rakyat Palestina di penjara, dan yang telah mengusir, menyiksa, dan mengepung mereka di Gaza dan Tepi Barat. Adalah Amerika, maka kita harus mengingat peristiwa 10 Muharram, untuk tidak keliru membedakan antara kawan dan lawan. Hanya orang-orang buta saja yang tidak bisa membedakan kawan dan lawan."

"Musuh kita adalah pemerintah Amerika dan "alat"-nya di wilayah ini, yaitu Israel, yang digunakan sebagai ujung tombak untuk mempermalukan dan menjajah dunia Arab dan muslim, dan memaksakan keinginan Amerika pada dunia Arab dan muslim demi menjamin pasar senjata mereka sekaligus mencuri minyak mereka, dan hal ini tidak boleh hilang dari ingatan kita."

"Yang kedua, juga dalam konteks ini kita harus waspada bahwa setelah kegagalan proyek "Timur Tengah Baru" karena perlawanan rakyat Lebanon, Palestina dan Irak, juga karena kesadaran rakyat di wilayah ini, serta karena perlawanan negara-negara Iran dan Syria, yang berujung pada gerakan revolusi Arab, Amerika merevisi kembali proyek tersebut melalui pintu lain, yaitu konflik internal dan pertikaian sektarian. Karena inilah pilihan terakhir yang tersisa bagi Amerika dan Israel untuk tetap mengendalikan wilayah ini."

"Dalam konteks ini kami telah yakin bahwa kita harus menghilangkan semua hal yang memicu konflik internal dan pertikaian sektarian, karena hanya akan menguntungkan Amerika dan Israel. Kita harus saling menghormati, dan di sini saya menekankan kembali fatwa yang telah dikeluarkan Imam Khamenei untuk menghormati semua kesucian dan simbol semua aliran."

"Ketika, dalam konteks ini, saya berbicara tentang Al Quds (Yerussalem) yang menjadi titik sentral pertikaian di wilayah ini. Saya memperingatkan bahwa hari ini pengambil-alihan Al Quds oleh Israel tengah berlangsung di sana. Setiap hari Israel selalu melakukan langkah untuk mengambil alih sepenuhnya Al Quds."

"Kemarin rumah-rumah dihancurkan di Timur Al Quds, dan setiap hari mereka membuat keputusan untuk membangun ribuan pemukiman, dan kini sebagian dari Masjid Al Aqsa tengah mengalami ancaman kehancuran. Yang kita takutkan dan harus kita takutkan adalah bahwa saat rakyat Arab sibuk dengan konflik internal, Israel memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pukulan telak. Namun saya yakin ini akan menjadi hal bodoh bagi mereka."

"Palestina harus tetap menjadi perhatian utama kita betapapun sulitnya situasi dan kondisi yang terjadi. Inilah yang kami percayai dan menjadi pedoman semua tindakan kami. Kami berperang untuk membangkitkan kesadaran rakyat."

"Saat ini di Tunisia, rakyat yang menang atas penguasa tiran telah melaksanakan pemilu. Semoga para pemimpin politik bisa memenuhi harapan rakyat di sana."

"Rakyat Libya juga menang atas penguasa tiran, dan mudah-mudahan para pemimpin politik di sana bisa memenuhi harapan rakyatnya yang telah berkorban dengan ribuan nyawa mereka."

"Di Yaman, perubahan tengah terjadi di sana, dan ada sekelompok orang yang berupaya memecah belah Yaman dan menciptakan iklim sektarian demi menghentikan revolusi dan aspirasinya."

"Di Bahrain, rakyat masih bergolak dengan aspirasi mereka meski mendapat tekanan, tipuan dan perlakuan munafik para pemimpinnya. Mereka dengan gigih berupa meraih tujuan mereka."

"Di Mesir, perubahan besar yang menggoyangkan Israel terjadi. Kita semua menaruh harapan besar di Mesir, karena setiap perubahan di Mesir akan mengubah kebijakan strategis Israel, akan membuat sempit pilihan bagi Israel, dan menempatkan mereka pada posisi kritis yang mengancam keberadaan mereka. Ini adalah tantangan terbesar bagi kekuatan-kekuatan politik Mesir yang akan memenangkan pemilu dan membentuk pemerintahan baru."

"Harapan kami adalah bahwa rakyat negara-negara ARab tidak lagi tertipu dengan kemunafikan Amerika. Dan saat mereka menghentikan konflik, mereka akan kembali ke kehidupan normal."



AMERIKA YANG GAGAL

"Kini saya akan berbicara mengenai Irak, kemudian Syria dan terakhir mengenai Lebanon."

"Di Irak, hari ini dan beberapa hari ke depan, penarikan pasukan Amerika dari Irak akan selesai seluruhnya. Ini adalah kekalahan Amerika yang nyata. Amerika tidak akan pergi ke Irak untuk kemudian ditinggalkan begitu saja. Amerika ingin tinggal selamanya di Irak, mengendalikannya dan mendirikan markas militer selama puluhan tahun. (Amerika telah mengubah kedubesnya di Irak menjadi benteng raksasa senilai $700 juta, menunjukkan Amerika sebenarnya ingin tinggal permanen di sini; blogger). Namun rakyat Irak melawan dengan berani. Kegigihan rakyat Irak sebagaimana juga para pemimpin politiknya serta besarnya ongkos yang dikeluarkan Amerika, telah memaksa mereka mengambil langkah terakhir, yaitu menarik diri."

"Saya ingin tekankan bahwa perlawanan rakyat Irak ini tidak mendapatkan liputan yang semestinya di media-media massa Arab dan media internasional. Kelompok-kelompok perlawanan Irak telah mengirimkan rakaman video perjuangan mereka ke media-media massa internasional, namun diabaikan begitu saja. Operasi-operasi perlawanan rakyat Irak telah disembunyikan demi menjaga moral pasukan dan para politisi Amerika, dan ini membuka fakta bahwa media-media massa Arab dan internasional bukanlah media massa yang independen."

"Namun demikian apa yang terjadi di Irak merupakan bentuk nyata kekalahan Amerika dan bahwa perlawanan rakyat Irak serta pengorbanan rakyat Irak harus kita hormati. Meski ada beberapa catatan, secara umum ini adalah kemenangan besar yang bersejarah yang telah dicapai rakyat Irak, dan ini harus disampaikan kepada seluruh rakyat di wilayah ini (Timur Tengah)."

"Saat Israel kalah di Lebanon dan Gaza, ini menunjukkan bahwa Israel bisa dikalahkan. Dan saat Amerika kalah di Irak, ini berarti Amerika pun bisa dikalahkan. Dan jika Amerika bisa dikalahkan di Irak, mereka juga bisa dikalahkan di mana saja. Namun Amerika ingin menyembunyikan fakta ini."

"Dalam konteks ini, apa yang tengah terjadi di wilayah ini, peristiwa-peristiwa di Syria, ancaman kepada Iran, cerita tentang rencana pembunuhan dubes Saudi di Washington, dan semua isu-isu yang dikembangkan adalah untuk mengendalikan rakyat Timur Tengah dari mengetahui fakta bahwa Amerika sang superpower dunia telah dikalahkan oleh para pemuda dan pejuang Irak."

"Dan sayangnya harus saya katakan bahwa Amerika telah berhasil (menyembunyikan fakta itu). Jika kita melihat media-media massa Arab dan internasional, kita tidak akan pernah menemukan berita tentang penarikan pasukan Amerika. Tidak ada gambar tentang tank-tank dan perlengkapan militer yang mundur dari Irak. Sebaliknya yang tertulis adalah tentang keberadaan personil militer Amerika yang akan tetap tinggal di Irak."

"Bagimana mungkin penarikan 150.000 prajurit Amerika dari Irak luput dari pemberitaan media massa? Inilah keberhasilan Amerika."

"Semua media massa kini berbicara tentang Syria, kemudian Mesir, Libya, dan Tunisia, Yaman dan sebagainya. Hanya sesekali berita tentang penarikan Amerika di Irak disebutkan. INi bukan kebetulan, melainkan kesengajaan."

"Maka menjadi kewajiban bagi gerakan perlawanan di Arab dan dunia muslim hari ini, khususnya di Irak, adalah mengumumkan fakta kekalahan Amerika ini kepada dunia."

"Pada Hari Ashura kita berdoa kepada Tuhan untuk memberkati hari dimana darah menang atas pedang. Rakyat Irak yang melawan dengan senjata laras panjang, RPG, dan Katyusha, telah berhasil mengalahkan kekuatan militer terbesar di dunia hanya dalam waktu beberapa tahun. Amerika telah dikalahkan oleh darah, jihad, perlawanan, kegigihan, dan keyakinan."

"KIni kita harus berhati-hati dengan masa paska penarikan Amerika di Irak sebagaimana kita harus berhati-hati terhadap pikiran jahat Amerika saat proyek pecah belah mereka telah bekerja di wilayah ini. Ini juga tergantung pada kesadaran dan dialog dengan saudara-saudara kita di Irak, sebagaimana juga kepedulian mereka terhadap nasib wilayah ini."
"Kini kita sampai di Syria. Sikap kita tentang Syria sangat jelas sejak awal. Kita mendukung reformasi di Syria, dan mendukung regim yang ditekan, mendukung gerakan perlawanan di sana. Kita mendukung pemberantasan korupsi di sana dan mendukung langkah-langkah reformasi yang dilakukan pemerintah Syria dan dituntut olah rakyat di sana. Namun ada sebagian elemen yang tidak menginginkan reformasi maupun keamanan, stabilisas, perdamaian dan dialog di Syria kecuali menghancurkan Syria."

"Mereka ingin menggantikan kekalahan di Irak, terutama setelah menyadari bahwa kekalahan mereka di Irak adalah karena adanya peran Syria di sana. Mereka juga ingin menggantikan kekalahan strategis mereka di Mesir dengan mengubah kondisi Syria."

"Dewan Nasional Syria (oposisi) yang didirikan di Istambul dan telah mendapat pengakuan dari beberapa negara barat, memiliki ketua bernama Burhan Ghalyoun. Beberapa hari lalu ia mengatakan kepada media bahwa jika menang mereka akan "memutuskan hubungna dengan Iran dan menghentikan dukungan bagi gerakan perlawanan di Lebanon dan Palestina (Hizbollah dan Hamas). Semua itu adalah demi melayani kepentingan Amerika dan Israel."

"Dan saat ia ditanyakan tentang Dataran Golan (wilayah Syria yang diduduki Israel), ia menjawab akan mengikuti keinginan dunia internasional. Setelah puluhan tahun PBB gagal mengembalikan Golan kepada Syria, kini mereka hendak menghentikan hubungan dengan gerakan perlawanan dan kembali ke "dunia internasional"".

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah salah satu pemimpin oposisi Syria yang juga pemimpin salah satu kelompok agama di Syria, mengatakan jika mereka berhasil di Syria, mereka akan menyerbu Lebanon untuk menghukum Hizbollah. Semua ini adalah kepentingan Amerika dan Israel, karena Hizbollah adalah musuh yang telah mengalahkan Israel."

"Saya menyatakan ini kepada sebagian rakyat Syria dan Lebanon yang menganggap kami salah membaca situasi di Syria. Dua hari terakhir ini kami telah berhasil meyakinkan diri bahwa kami telah membaca situasi di Syria dengan sangat benar, bahwa sasaran utamanya adalah gerakan perlawanan di wilayah ini. Apa yang diinginkan di Syria bukanlah reformasi melainkan pengkhianatan terhadap penguasa Arab yang menolak tunduk kepada Amerika dan Israel."

"Kami menyerukan perdamaian, stabilitas, dan dialog di Syria dan kami mengutuk sebuah bentuk sanksi yang ditujukan kepada Syria serta segala bentuk pemecah belahan sektarian."

"Dan kami juga mengingatkan mereka yang telah mengancam untuk menggunakan kekuatan militer (atas Syria), bahwa kapal-kapal mereka pernah dihancurkan di pantai Beirut."

"Mengenai Lebanon, di tengah-tengah perkembangan internasional, kami menekankah bahwa kami tidak akan menganggap situasi Lebanon terpisah dengan situasi di kawasan sekitarnya. Ini adalah dasar pandangan kami, dan tidaklah benar seseorang memisahkan situasi Lebanon dengan situasi sekitarnya, karena keduanya terkait sangat kuat."

"Kami menekankah perdamaian, menolak segala bentuk pemecah belahan, dan bersabar terhadap segala bentuk tuduhan dan serangan yang ditujukan terhadap kami, menyadari bahwa semua itu merupakan bentuk ketakutan mereka kepada Hizbollah."

(Saya, blogger, ingin menceritakan kembali apa yang dilakukan Saad Hariri, mantan perdana menteri Lebanon agen utama kepentingan Amerika-Israel-Arab Wahabi, beberapa waktu lalu. Saat ketegangan politik memuncak paska jatuhnya pemerintahan yang dipimpinnya setelah Hizbollah dkk. menarik dukungan kepadanya, ia sangat intens menyerang keberadaan Hizbollah dan senjata yang dimilikinya. Menyebutnya sebagai faktor yang menyebabkan keamanan Lebanon terganggu sekaligus mengabaikan fakta nyata bahwa senjata-senjata Hizbollah-lah yang telah berhasil membebaskan sebagian besar wilayah Lebanon dari pendudukan Israel. Dalam satu pidato, ia dengan demonstratif melepaskan jasnya dan melipat kemejanya sembari mengatakan, "jika mereka ingin perang, mari kita berperang". Tidak lama setelah itu jalan-jalan di sebagian kota di Lebanon dipenuhi massa pendukung Hariri yang melakukan aksi-aksi anarkis menentang kejatuhan Hariri dan keberadaan Hizbollah. Namun tidak lama setelah itu, ketika para pendukungnya berdarah-darah di jalanan, ia melarikan diri ke Paris dan tinggal di sana hingga saat ini, menyadari keamanan pribadinya terancam setelah menanam benih perpecahan di Lebanon. KIni ia masih terus "berperang untuk Lebanon", melalui Twitter dan Facebook).

"Ada beberapa kelompok yang ingin menanamkan perpecahan di Lebanon, namun kita melawannya, dan kita harus menghadapinya dengan kewaspadaan, kebijakan, dan kesabaran."

"Kami menyerukan pemerintahan yang aktif bekerja dan meyakinkan pemerintah untuk merespon hak-hak yang diminta oleh Gerakan Patriot Merdeka (sekutu Hizbollah yang menuntut jatah kementrian kepada pemerintahan PM Najib Miqati; blogger)".

"Kami menekankan bahwa kasus saksi palsu (merujuk pada kesaksian palsu dalam proses penyidikan pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri yang membuat Syria terusir dari Lebanon dan ditahannya empat orang jendral Lebanon selama 4 tahun lebih tanpa proses pengadilan) harus diselesaikan dengan adil, karena kasus itu telah membuat tertuduhnya beberapa orang secara semena-mena, namun juga telah menimbulkan kerusakan sosial dalam negeri sebagaimana juga rusaknya hubungan Lebanon-Syria, serta menyebabkan tewasnya puluhan orang Syria yang tak bersalah."

"Yang paling utama adalah ancaman terus-menerus Israel terhadap Lebanon, melalui agen-agen Mossad dan CIA di Lebanon, perlengkapan mata-mata yang satu demi satu terbongkar oleh gerakan perlawanan serta aparat keamanan yang membuktikan pelanggaran terus-menerus terhadap kedaulatan negara."

"Dalam konteks ini kami menekankan pentingnya tiga kekuatan pelindung Lebanon, yaitu angkatan bersenjata, rakyat dan gerakan perlawanan."

"Lebih jauh dalam kesempatan Hari Ashura ini saya ingin menyampaikan pesan yang sangat tegas kepada mereka yang melakukan konspirasi terhadap kita. Perlawanan di Lebanon dengan senjata yang dimilikinya, formasi, mujahidin, pikiran, budaya, dan keberadaannya akan tetap dan tidak akan terpengaruh oleh konspirasi, kolusi, media, psikologis, politik dan perang inteligen yang Anda lancarkan."

"Kami akan mempertahankan keyakinan kami dan senjata kami, dan hari ini saya katakan pada Anda bahwa hari demi hari jumlah kami terus meningkat, latihan kami terus meningkat, kepercayaan kepada kami juga semakin tinggi."

"Dalam isu persenjataan, ada suatu kebohongan nyata. Beberapa orang mengatakan persenjataan kami telah menjadi penyebab gangguan dan instabilitas di Lebanon. Namun tuduhan itu sangat keliru karena senjata-senjata yang digunakan dalam berbagai kerusuhan hanyalah Kalashnikov, M-16, dan pistol yang semuanya dimiliki oleh kebanyakan warga Lebanon. Roket dan senjata berat tidak pernah digunakan dalam berbagai kerusuhan. Fakta bahwa semua kelompok politik, keluarga, suku dan individual memiliki senjata api merupakan persoalan keamanan negara dan itu bukanlah senjata perlawanan."

"Semua orang yang menginginkan keamanan di Lebanon harus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan ini, sementara mereka yang berfikir untuk menyita roket dan senjata pertahanan kami pada dasarnya mereka menjadi alat kepentingan Israel. Dengan kata lain kekalahan Israel dalam perang 33 hari melawan kami dengan tujuan menghancurkan persenjataan kami dan mendapat dukungaan dari seluruh dunia (para ulama Salafi-Wahabi-Saudi bahkan memberkati serangan Israel tersebut), kini mereka ganti dengan cara dialog dan lobi politik di kalangan internal Lebanon. Saya katakan, cara ini pun akan gagal."

"Pada Hari Ashura ini, hari pilihan-pilihan berat dan bersejarah, saya ingin mengatakan kepada seluruh dunia bahwa kami di Lebanon telah melakukan inisiatif sejak tahun 1980. Kami tidak menunggu inisiatif internasional, Liga Arab, OKI, ataupun yang lainnya di sunia ini."

"Dengan keinginan luhur kami yang kuat, harapan, pemuda-pemudi, laki-laki, perempuan dan mereka yang berpotensi lainnya, kami melawan, bertempur dan menjadi martir. Dan kami berhasil mengembalikan tanah kami, dan dengan perlawanan kami, kami akan mempertahankan tanah kami daru siapapun di dunia ini yang mencoba merampasnya."

"Bahaya, ancaman, fakta-fakta dan perubahan tidak akan mencegah kami untuk melaksanakan kewajiban kami. Kami adalah pengikut Imam yang berdiri sendirian pada hari Ashura ini melawan 30.000 tentara musuh, dan setiap dari kami tidak sendirian dalam meda pertempuran ini. Kami berjumlah puluhan ribu, yang terlatih dan bersenjata, mujahidin yang siap untuk mati syahid demi cinta kami kepada kekasih kami, Hussein."

"Kami adalah kekuatan yang tidak bisa diketahui secara pasti oleh musuh-musuh kami. Kami akan mengejutkan semua musuh dengan kekuatan dan kreatifitas di semua medan laga."

"Maka di Hari Ashura ini kami mengatakan bahwa saat dimana kami mengkompromikan harga diri dan keyakinan kami, negeri dan kesuciannya telah berakhir. Dan situasi telah berubah. Maka kami mengakhiri dengan meyakinkan kembali janji kami kepada Imam Hussein, dan berkata kepadanya: Wahai Guru dan Imam kami, sebagaimana Anda mengorbankan dirimu dan memilih mati syahid bersama keluarga dan teman-teman, kami pun akan mengikuti tauladanmu dengan menempuh jalan yang sama. Namun insya Allah kami akan menang, berkat darah, pikiran dan tuntunan moral dan ahlak Anda."

"Panggilan dan janji setia kami akan selalu menyertaimu wahai Imam pada Hari Ashura ini. Setelah semua pengikutnya syahid, Imam Hussein berdiri sendiri, tetap teguh dan kuat. Ia tidak menyeru kepada pasukan musuh yang melawannya, namun ia menyeru kepada umat manusia yang telah lalu maupun akan berlalu sepanjang sejarah. Serunya: "Apakah ada yang akan mendukungku?"".

"Jawabannya akan selalu bersama kami bersama dengan darah, air mata, pikiran, jiwa, raga, dan perlawanan: Inilah kami yang akan memdukungmu ya Imam Hussein!"


Sumber:
"Sayyed Nasrallah on Ashura: We Are Power that Enemy Still Does not Know"; Sara Taha Moughnieh; almanar.com.lb; 6 Desember 2011

No comments:

Post a Comment