Monday, 2 January 2012
LEBANON-SYRIA, 2 NEGARA 1 RAKYAT
Seorang pembaca setia blog ini, seorang pengikut mazhab salafi, dengan penuh semangat mengklaim bahwa mundurnya pasukan Amerika dari Irak adalah untuk memperkuat diri demi menghancurkan Iran dan Syria. Namun sayangnya, impiannya untuk terwujudnya negara Israel Raya paska kehancuran Iran dan Syria, tinggal impian belaka. Syria, negara Arab satu-satunya yang berani menentang Israel (Iran bukan negara Arab karena rakyatnya tidak berbahasa Arab selain mereka lebih bangga menjadi bangsa Parsi daripada bangsa badui Arab), berhasil mengatasi krisis akibat konspirasi yang digelar Amerika-Israel dan antek-anteknya. Salah satu faktor keberhasilan Syria mengatasi krisis adalah karena adanya dukungan sekutu-sekutu dekatnya seperti Iran, Rusia, Cina, dan Lebanon.
Menyadari konflik di Syria bisa menghancurkan negara-negara Arab sendiri, Liga Arab akhirnya mengendurkan tekanannya pada Syria dan kini tengah bekerjasama dengan pemerintah Syria untuk mengatasi konflik di tengah upaya-upaya Amerika-Israel menggagalkan inisiatif tersebut termasuk serangan bom minggu lalu di kota Damaskus.
Selain pemerintah dan masyarakat Lebanon (tentunya di luar kelompok pro-Israel-Amerika-Saudi Wahabiah), dukungan terhadap Syria juga ditunjukkan oleh pemimpin Kristen Katholik Lebanon, Patriarch Beshara al-Rahi.
"Kami beserta Anda dan juga seluruh umat Kristen dan Islam di Syria. Kami tekankan bahwa kita adalah satu rakyat dengan dua negara bertetangga. Kita semuanya berada dalam satu kapal, bersama kita akan selamat atau bersama kita akan tenggelam," kata Patriarch Beshara al-Rahi kepada delegasi masyarakat Kristen kota Tartous, Syria, yang mengunjunginya di Bkirki, Selasa (27/12).
Perlu dicatat di sini bahwa Patriarch Beshara al-Rahi memiliki sikap politik berbeda dengan pendahulunya yang lebih condong berpihak pada kelompok-kelompok pro-Amerika.
Patriarch Beshara al-Rahi, mengabaikan kritikan kelompok-kelompok pro-Amerika karena dukungannya yang terang-terangan pada regim Syria, kembali menyatakan dukungannya pada upaya reformasi yang telah dilakukan Presiden Bashar al Assad. "Bersama Anda, kita menunggu hasil implementasi reformasi di Syria, dan saya tahu presiden Bashar telah melaksanakan reformasi sejak Maret," katanya kepada delegasi masyarakat Tartous.
Sebaliknya ia mengecam upaya-upaya perubahan yang dipaksakan dari luar (Amerika-Saudi Wahabiah) yang disebutnya hanya akan membawa kehancuran bagi Syria.
"Tutup semua jendela dan pintu dari kosnpirasi asing yang hendak melawan rakyat. Reformasi yang datang dari luar hanya akan membawa kehancuran, dan untungnya kita telah melihat bagaimana Irak hancur karena reformasi dari luar," tambah Patriarch Beshara al-Rahi.
Sejak awal krisis politik terjadi di Syria, Patriarch Beshara al-Rahi telah menunjukkan dukungannya kepada regim Bashar al Assad yang dianggapnya telah berhasil menciptakan keamanan bagi umat Kristen di Syria. Sebagaimana umat Kristen di Lebanon dan Syria, ia mengkhawatirkan jatuhnya kekuasaan Bashar akan membuat keamanan umat Kristen di kawasan tersebut terancam, terutama jika yang memegang kekuasaan nantinya adalah para ekstremis "Islam".
AL QAIDA DAN SERANGAN BOM DAMASKUS
Sementara itu serangan bom di Damaskus telah membuat situasi politik Lebanon menghangat terkait isu keberadaan teroris Al Qaida di Lebanon. Isu ini bermula dari pernyataan menhan Fayez Ghosn yang mensinyalir adanya penyusupan teroris Al Qaida di Kota Aarsal sebelum menyeberang ke Syria. Selang beberapa hari setelah pernyataan Ghosn, terjadi serangan bom di Damaskus yang menewaskan puluhan korban militer dan sipil Syria.
Beberapa pihak membantah pernyataan Ghosn, termasuk PM Najib Miqati. Namun Jendral (Purn) Michael Aoun, pemimpin politik Kristen Katholik pro-Hizbollah, mendukung pernyataan Ghosn.
"(Ghosn) adalah sumber paling terpercaya atas isu tersebut karena ia adalah orang yang mengikuti setiap perkembangan keamanan. Ia adalah pejabat yang memiliki otoritas keamanan yang didukung oleh pasukan besar," kata Aoun, Selasa (27/12).
Menurut Aoun serangan bom di Syria tidak akan mengubah situasi di Syria. Sebagaimana Patriach dan sebagian besar kaum Katholik di kawasan itu, Aoun bersama kelompok "Perlawanan" anti-Israel pimpinan Hizbollah adalah pendukung regim Bashar al Assad.
Meski pernyataan Ghosn memperkuat sinyalemen keberadaan teroris Al Qaida dalam aksi-aksi kekerasan di Syria, PM Najib Miqati membantah hal itu. Menurutnya pernyataan Ghosn tidak didasari bukti yang kuat dan hanya merugikan Lebanon sendiri.
“Kami tidak memiliki bukti kuat tentang keberadaan Al-Qaeda di Aarsal,” kata Miqati kepada pers, Rabu (28/12).
Menurut Miqati informasi yang diperoleh Ghosn tentang keberadaan Al Qaida di Lebanon belum menjadi fakta yang solid. Dan "tentara telah melakukan upaya maksimal untuk menjaga perbatasan dengan Syria," tambah Miqati.
Sumber:
"Miqati: We Have No Solid Evidence of Qaeda Presence in Arsal", almanar.com.lb; 28 Desember 2011
"Al-Rahi: Assad Launched Reforms in March, We’re One People in Two States"; almanar.com.lb; 28 Desember 2011
"Aoun: Ghosn ‘Most Credible’ Source on Security"; almanar.com.lb; 27 Desember 2011
No comments:
Post a Comment