Wednesday, 18 April 2012

WARTAWAN, INTELIGEN, AL QAIDA


Kolaborasi wartawan barat, dinas inteligen barat, dan al qaida dalam konflik Libya dan Syria saat ini benar-benar terwakili dalam foto di atas. Jurnalis The Sunday Times, Paul Conroy (jaket biru) berfoto bersama 2 orang pemimpin Al Qaida, Mahdi al-Harati (jaket hitam) dan Abdelhakim Belhaj (jekat loreng) di Libya.

Paul Conroy, baru saja selamat dalam pertempuran di Baba Amr, Homs. Ia lahir di Irlandia Utara dan besar di Liberpool. Dengan pertemanannya dengan 2 orang tokoh teroris ia telah melakukan pelanggaran berat baik terhadap hukum Amerika maupun Inggris yang memasukkan Al Qaida dalam daftar organisasi teroris. Tapi tunggu dulu, ia tidak akan mendapatkan hukuman mati dengan tuduhan berkhianat, karena ternyata Al Qaida adalah organisasi bentukan inteligen barat.

Mahdi al-Harati, tercatat sebagai penduduk Dublin, Irlandia Utara, menikah dengan wanita setempat. Ia masih menjadi buron pemerintah Spanyol karena keterlibatannya dalam serangan bom di Madrid, 11 Maret 2004. Pada tahun 2010, dengan menyamar sebagai aktifis LSM kemanusiaan Arab, ia disusupkan oleh dinas inteligen Inggris M16 ke dalam misi "Freedom Flotilla" untuk memberi bantuan ke Gaza yang berakhir tragis dengan diserangnya kapal Mavi Marmara oleh tentara Israel.

Dalam konflik Libya tahun lalu Harati memimpin brigade Al Qaida mengepung Hotel Rixos di Tripoli, Agustus 2011. Menurut putra Khadafi, Khamis Khadafi, Harati bekerja di bawah komando instruktur Perancis. NATO memberi kewenangan pada Harati untuk menangkap para tokoh Libya yang bersembunyi di Hotel Rixos. Ia juga terlibat dalam insiden pembunuhan mantan anggota Congress Amerika Walter Fauntroy, yang berada di hotel tersebut. Selain itu ia juga bertanggungjawab atas pembunuhan dua wartawan "Voltaire Network" yang dianggap berpihak pada Khadafi, yaitu Thierry Meyssan dan Mahdi Darius Nazemroaya yang menginap di Hotel Radisson Hotel dimana al-Harati mengoperasikan tempat interogasi. Menurut berbagai sumber inteligen tugas yang diemban Harati diputuskan dalam rapat NATO DI Naples yang dihadiri oleh menlu Perancis Alain Juppe.

Setelah di Libya, Harati selanjutnya dipindah tugas ke Syria dimana ia membangun desa sekaligus markas komando oposisi di perbatasan Turki. Selama 2 bulan ia menjadi tamu wartawan-wartawan barat dan memberi masukan-masukan tentang "Revolusi Syria". Selain wartawan, intel dan militer oposisi Syria, desa tersebut dihuni juga oleh penduduk asli yang telah dibayar untuk melakukan aksi-aksi demonstrasi tipuan dan kemudian gambar-gambarnya dikirim ke media-media massa barat.

Sementara itu Abdel Hakim Belhaj adalah orang kedua Al Qaida setelah Ayman al-Zawahiri (Zawahiri ini dalam salah satu rekaman pidatonya yang dikirim ke media-media massa barat tertangkap kamera berpidato dengan latar belakang kain bermotif bendera bintang Daud simbol negara Israel dan gerakan zionisme). Namun meski secara resmi masih tercatat sebagai salah satu gembong teroris internasional, ia ditunjuk NATO untuk menjadi gubernur militer Tripoli, Libya (hopo tumon?).

Abdel Hakim Belhaj menggunakan visa Qatar. Akhir-akhir ini ia tercatat eberapa kali mengadakan kunjungan ke Turki dimana ia memiliki kantor di markas NATO di pangkalan udara Incirlik. Ia juga bolak-balik ke Syria dimana ia membentuk beberapa kelompok teroris beranggotakan hingga 1.500 kombatan. Setelah menyerukan penggulingan Bashar al Assad, Ayman al-Zawahiri mengaku bahwa aksi-aksi teror yang terjadi di Damascus dan Aleppo beberapa waktu lalu adalah pekerjaan Al Qaida.


Ref:
“Journalist” Paul Conroy is MI6 operative"; Voltairenet.org; 6 Maret 2012

No comments:

Post a Comment