Friday, 6 July 2012

IRAK SUKSES LUNCURKAN RUDAL PENGHANCUR KAPAL

Video itu pertama-tama menunjukkan sebuah kapal berada di tengah laut. Selanjutnya gambar menunjukkan di suatu tempat di daratan, sebuah rudal berwarna hijau ditembakkan dari peluncur yang ditempatkan pada kendaraan pengangkut, hampir tegak lurus ke angkasa. Rudal pun meluncur dengan kecepatan tinggi membelah angkasa. Selanjutnya gambar berpidah kembali ke kapal di tengah laut. Beberapa detik setelah peluncuran sebuah titik hitam jatuh dari angkasa (bukan terbang rendah di atas permukaan laut) tepat di kapal tersebut dan kapal itu pun meledak hebat.

Itu adalah rekaman video yang dirilis kantor berita Iran, "FARS", Rabu (4/7). Rudal berwarna hijau itu adalah rudal anti-kapal jarak menengah balistik Khalif Fars dan momen penembakan tersebut terjadi pada hari terakhir latihan perang laut Iran, "Great Prophet 7" yang berlangsung selama 3 hari dari hari Senin (2/7) hingga Rabu (4/7).

Rudal Khalij Fars pertama kali diuji-coba tahun 2008 dalam latihan perang Great Prophet 3. Versi ujicoba terakhir sebelum diproduksi massal ditembakkan pada bulan Juli 2011. Dengan daya jangkau hingga 300 km dan membawa 650 kg hululedak, rudal tersebut dikendalikan dengan sistem pengendali mutakhir yang bisa menghindari deteksi radar musuh, sangat potensial untuk menghancurkan semua kapal yang melalui Teluk Parsi.

Rudal ini tidak saja bisa diluncurkan dari semua jenis peluncur di darat, juga bisa diluncurkan dari kapal-kapal cepat Iran. Meski berukuran lebih kecil dari rudal "penghancur kapal induk" Cina, Dong Feng 21, Khalij Fars tetap sanggup memberikan daya rusak besar bagi semua kapal-kapal perang besar Amerika, kalau tidak menenggelamkannya. Ahli rudal Israel Uzi Rubin, menyebut rudal "Khalij Fars" bisa menjadi "pengubah permainan" saat digunakan melawan angkatan laut Amerika dan sekutunya di kawasan Teluk Parsia.

Sementara itu pada saat penutupan latihan perang “Great Prophet 7” pejabat-pejabar tinggi Iran kembali memberi peringatan kepada musuh-musuhnya. Menhan Iran Brigjen Ahmad Vahidi kepada wartawan usai pertemuan kabinet hari Rabu (4/7) mengatakan bahwa latihan perang "Great Prophet 7" menunjukkan kemampuan perang Iran sekaligus kelemahan potensial musuh-musuh Iran. Sebelum itu pada hari yang sama komandan satuan rudal Pengawal Revolusi Iran Brigjen Amir Ali Hajizadeh mengatakan Iran akan menghancurkan pangkalan-pangkalan militer Amerika "dalam hitungan menit", jika terjadi perang. Ia juga mengancam Israel meski tidak menyebutkannya secara terang-terangan. "Tanah-tanah pendudukan (merujuk wilayah Palestina yang diduduki Israel) adalah target-target yang mudah bagi kami," tambah Hajizadeh.

Selain rudal-rudal jarak pendek dan sedang, dalam latihan itu Iran juga sukses menembakkan rudal jarak jauh "Shahab 3" yang memiliki daya jangkau hingga 2.000 km yang sanggup menjangkau kawasan Eropa. Israel sendiri hanya berjarak 1.000 km dari perbatasan Iran.

Meski para analis barat kerap menganggap Iran membesar-besarkan kemampuan militernya, faktanya adalah dalam beberapa dekade terakhir Iran berhasil mengembangkan kemampuan militernya secara mandiri. Ironisnya hal ini terjadi saat Iran menjalani sanksi-sanksi militer dan ekonomi barat yang dimaksudkan untuk membuat lemah Iran. Dan yang paling menampar muka barat adalah kemampuan Iran "membajak" pesawat tanpa awak paling canggih Amerika "Sentinel" tahun lalu, menunjukkan Iran telah memiliki teknologi perang cyber yang tinggi.

Selain tank-tank dan artileri canggih yang bisa mengisi peluru secara otomatis, Iran sukses mengembangkan pesawat tempur, pesawat tanpa awak mata-mata dan serbu, kapal-kapal perang dan kapal selam, sistem radar, rudal-rudal anti pesawat dan anti kapal jarak menengah. Iran bahkan mengklaim sanggup memproduksi kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir.

Meski belum sebesar kemampuan militer superpower seperti Amerika, Rusia ataupun Cina, Iran bukanlah Irak atau Afghanistan yang bisa ditundukkan Amerika dan sekutu-sekutunya dengan mudah. Sebaliknya dengan kekuatan militer yang dimilikinya Iran telah menjadi "batu sandungan" dari upaya dominasi Amerika-Israel di seluruh kawasan Timur Tengah. Contohnya, Amerika dan sekutu-sekutunya tidak juga berhasil menjatuhkan regim Bashar al Assad di Syria karena Bashar didukung kuat oleh Iran, selain Rusia dan Cina. Keberhasilan Hizbollah dan Hamas dalam perlawanannya terhadap Israel juga karena dukungan finansial dan militer Iran kepada mereka.

Israel bahkan pernah mendapat palajaran pahit ketika Hizbollah berhasil menembak sebuah kapal perangnya hingga nyaris tenggelam dalam Perang Lebanon 2 tahun 2006. Ini adalah kali pertama bagi Israel selama konfrontasinya dengan negara-negara Arab, kapal perangnya rusak berat ditembak rudal musuh. Padahal yang ditembakkan Hizbollah hanyalah "rudal jinjing" buatan Iran, bukan "Khalij Fars".



Ref:
"Iran Concludes Third Day of Great Prophet 7 Drill"; News Brief; 4 Juli 2012

No comments:

Post a Comment