Saturday, 29 September 2012

SANG TERPILIH (RELOADED) 4

Heloh mestinya tahu sejak awal keterlibatan Joyowi dengan "organisasi persaudaraan", yaitu ketika ia mulai sering mengacung-ngacungkan tangannya membentuk tanda "el diablo sign" atau "tanduk setan". Namun kesibukannya meningkatkan citra diri membuatnya teledor dan lupa dengan dinamika "organisasi".

Memang "organisasi" memiliki banyak cabang yang semuanya mengarah pada satu sosok misterius yang akhir-akhir ini sering disebut-sebut sebagai "big brother", sosok yang tingkatnya jauh di atas George Soros yang telah menghancurkan ekonomi kawasan Asia Timur dalam krisis monoter tahun 1997-1998. Dan Joyowi tidak termasuk dalam cabang yang diikuti Heloh dan PM Toh.

Joyowi direkrut "organisasi" sekitar 10 tahun lalu, tatkala ia masih menjadi penjual mebel pinggiran jalan. Kesahajaannya yang menarik simpati orang serta latar belakang pendidikannya yang cukup baik adalah faktor yang menarik "organisasi" untuk merekrutnya. Namun istrinya-lah yang membuat keputusan perekrutan dilakukan. Istrinya adalah keturunan dari HFJ Sneevliet, orang yahudi Belanda pendiri komunisme Indungsia, melalui salah seorang gundhik-nya yang warga lokal.
Joyowi sendiri sebenarnya masih termasuk golongan "darah biru". Ia masih keturunan dari RM Adisoeryo, seorang priyayi Boeitenzorg yang disebut-sebut oleh sastrawan-sejarawan Prayoedya Atanta Noer sebagai pendiri Sarekat Islam, organisasi pergerakan nasional pertama di Indungsia yang berjuang membebaskan Indungsia dari penjajahan. Bagi yang mau berfikir sedikit tentu saja klaim itu sangat mengherankan. Bagaimana mungkin seorang priyayi Boeitenzorg (markas pemerintahan penjajah Belanda di Indungsia) yang dekat dengan sang Gubernur Jendral, menjadi pendiri organisasinya orang-orang santri-pengusaha.

Tentu saja Prayoedya berbohong. Ia, yang sangat membenci Islam, sengaja mengaburkan peran orang-orang Islam dalam pergerakan kemerdekaan Indungsia. Faktanya adalah Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhoedi, seorang pengusaha batik dari Solo.

Kebencian Prayoedya terhadap Islam tampak jelas dalam karya-karyanya. Tidak hanya dalam karya-karyanya yang fiksi, memoarnya waktu dipenjara di sebuah pulau terpencil karena keterlibatannya dalam partai komunis Indungsia juga disisipi dengan kisah-kisah anti-Islam. Tokoh antagonis kesukaannya adalah seseorang berdarah Arab. Dikisahkan dalam memoarnya itu tentang seorang keturunan Arab Indungsia sesama anggota partai komunis Indungsia yang dipenjara, yang memiliki sifat-sifat licik dan pengecut. Ia tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hampir tidak ada orang Arab yang menjadi komunis kecuali ia seorang Arab yahudi.

Gamal Abdul Nasser, Yasser Arafat, Hafez al Assad, Khadaffi, Saddam Hussein adalah orang-orang sosialis sekuler yang anti-agama. Namun mereka tidak pernah menjadi komunis. Karena sekali mereka mengklaim sebagai komunis, bahkan keluarganya sendiri akan meninggalkannya dan mereka akan dianggap seorang yang "kafir najis".

No comments:

Post a Comment