Mengikuti saran seorang pembaca blog ini saya baru saja melirik ke akun facebook "Save Dahlan Iskan". Benar dugaan awal saya, akun ini didirikan oleh TS-nya Dahlan Iskan untuk pemilu 2014 mendatang, atau oleh orang-orang yang ingin mengundi nasib, dilirik oleh Dahlan Iskan sebagai pendukung setianya sehingga mungkin kucuran dana bakal mengalir ke mereka. Bukankah Dahlan Iskan sudah dikenal tajir, meski tidak begitu dikenal sebagai seorang dermawan?
Inilah salah satu dialog antar pengikut akun ini yang membuka kedok mereka:
Djono W Oesman: "Usul yg bagus dari Kaxian Indonesia. Grup ini dipantau org-nya P DIS. Moga jadi masukan."
Daya Setiawan: "orangnya DI = lingkaran dalam ??, pengusul/penentu kebijakan atau sekedar juru bisik?"
Aklis Swastomo: Karena memang tujuan dibuat grup ini adalah itu....:"
Pada "dinding" akun tersebut terdapat artikel berjudul "BOHEMIAN RHAPSODY buat CAHYONO" yang ditulis oleh Djono W Oesman yang mengaku mantan wartawan JP antara tahun 1984 sampai 2008 yang oleh para pengikut lain akun ini disebut dan dipuji-puji sebagai "mbah-nya forum". Mengingat pengalamannya telah menjadi wartawan sejak tahun 1984, ia memang pantas dipanggil "mbah". Namun sayang, tulisan yang dimaksudkan untuk mengkonter tulisan-tulisan saya di blog ini tentang Pak Dahlan, tidak mencerminkan kecerdasan minimal. Isinya penuh dengan "ejekan" terhadap diri saya. (Ejekan lebih pedas tentu saja diberikan oleh pengikut-pengikut lain dalam forum itu), namun tidak memberikan penjelasan memuaskan.
Melihat foto profil "Mbah" Djono dalam Facebook tersebut saya langsung percaya ia adalah wartawan JP, terutama wartawan daerahnya. Dibanding wartawan media nasional lain seperti Kompas, Media Indonesia dan Bisnis Indonesia, penampilan wartawan JP biasanya memang relatif kurang "perlente".
Dalam dunia kewartawanan Indonesia sebenarnya terdapat budaya "feodal" yang sangat kental. Wartawan pusat dianggap hebat oleh wartawan daerah. Wartawan Jakarta dianggap hebat oleh wartawan Surabaya atau wartawan daerah lainnya. Wajar saja karena penentu tulisan naik atau tidak adalah wartawan pusat. Maka biasanya timbul suatu "simbiosa mutualisme", hubungan saling menguntungkan. Wartawan daerah "nyetor" agar tulisannya naik dan honornya keluar. Wartawan pusat pun dapat uang tambahan. Namun bagi para wartawan Batam, wartawan-wartawan pusat ataupun ibukota, tidak begitu "mengesankan", karena para wartawan Batam merasa lebih maju dalam "gaya hidup" selain merasa lebih "tajir".
Ketika mengikuti pelatihan redaktur di kantor pusat JP di Graha Pena tahun 2000 selama seminggu, saya tidak pernah melihat wajah "Mbah" Djono. Perkiraan saya beliau adalah wartawan daerah, mungkin posnya di sekitar Nganjuk-Jombang-Kertosono. Wartawan daerah yang cukup cerdas mungkin akan bernasib baik dengan ditarik ke pusat. Tapi kalau seorang wartawan daerah selama belasan tahun hingga pensiun ngendon di daerah, berarti kualitasnya dianggap di bawah standar.
Oh ya, saya adalah mantan wartawan JP Group di daerah paling urban di Indonesia dengan garis edar sekitar Batam- Singapura-Johor. Media tempat kerja saya adalah koran paling profitabel di JP Group setelah JP sendiri, bahkan sampai saat ini menjadi salah satu koran paling menguntungkan di Indonesia. Dan saya bisa berbangga menjadi salah seorang yang berperan membangunnya karena ketika pertama bergabung, koran saya baru berumur 1 bulan dengan hanya memiliki seorang reporter.
Sebagai lulusan sekolah elit dan pernah menulis opini di Harian "Kompas" yang prestisius (teman saya, pengusaha nasional dan tokoh Gerakan Nasional Beli Indonesia, Happy Trenggono pernah mengatakan kepada saya bahwa salah seorang temannya yang menjadi menteri, pernah 100 x mengirimkan tulisan opini di "Kompas" dan tidak pernah dimuat) mungkin saya dianggap cukup istimewa hingga dalam waktu relatif singkat, hanya 3 tahun, saya bisa menjadi redaktur eksekutif sebelum saya mengundurkan diri karena suatu alasan yg tidak perlu saya sebutkan.
Baik kita kembali ke soal tulisan "Mbah Djono". Ada 2 hal yang coba ia jelaskan untuk menyanggah tulisan saya di blog ini. Pertama tentang "kasus Pak Raden" dan kedua "kepemilikan JP". Menurutnya apa yang dilakukan Pak Dahlan dalam kasus Pak Raden tidaklah salah. Baik, mari kita kaji kembali. Pak Dahlan menjanjikan kepada Pak Raden akan memberikan tunjangan hidup sebesar Rp 10 juta per-bulan dari kantong pribadi. Namun yang terjadi adalah Pak Dahlan meminta (atau memaksa, atau memeras atau terserah istilah lainnya) PPFN, BUMN binaan beliau, untuk membayarkan apa yang dijanjikan Pak Dahlan kepada Pak Raden.
Dalam hal ini jelas bahwa Pak Dahlan berbohong kepada Pak Raden, karena ternyata "uang pribadi" yang dijanjikan Pak Dahlan ternyata uang BUMN yang notabene adalah uang negara dan uang rakyat. Menggunakan uang negara untuk kepentingan pribadi disebut apa namanya? Silakan menilai sendiri.
Pak Raden masih memiliki integritas dengan menolak pemberian PPFN karena tidak sesuai dengan janji yang diberikan kepadanya.
Kemudian "Mbah Djono" menulis tentang kepemilikan JP. Menurutnya JP sudah lama berpisah dari Tempo dan sejak itu Pak Dahlan menjadi pemilik JP. Saya juga menulis bahwa JP dan Tempo adalah menejemen terpisah yang keduanya adalah anak perusahaan GP Group, sebuah penerbitan nasional besar dan Pak Dahlan adalah salah seorang pemilik JP meski tidak mayoritas. Jadi apa yang ditulis "Mbah Djono" tidak menjelaskan apapun dari apa yang saya tulis. Kalau maksudnya adalah Pak Dahlan menjadi pemilik saham mayoritas JP, tentu ia akan menunjukkan adanya akta penjualan saham GP Group kepada Pak Dahlan. Dan kalau hal ini benar-benar terjadi pasti sudah menjadi berita hangat bertahun-tahun lalu. Namun tampaknya juga mustahil, CPT yang konglomerat nasional yang memiliki GP Group menjual sebagian besar sahamnya pada pegawainya yang pernah meminta-minta tolong kepada pemilik koran Surabaya Pos untuk menjadi wartawan lepas (alias wartawan tanpa surat kabar jelas) setelah kehilangan pekerjaan saat majalah Tempo di-breidel Soeharto.
Oh ya, di tulisannya "Mbah Djono" juga mempertanyakan definisi neolib terkait tulisan saya tentang faham yang dianut Pak Dahlan yang terlihat dari dukungan beliau pada Sri Mulyani dalam kasus Bank Century. Ini adalah argumen standar para "liberal idiot" untuk mangaburkan fakta adanya faham yang menjerumuskan bangsa-bangsa di dunia dalam jeratan hutang para kapitalis yahudi. Kalau hanya defisini, sejarah, tokoh-tokohnya, jumlahya melimpah ruah, tinggal cari sendiri di internet. Itu kalau "Mbah Djono" benar-benar ingin mengerti tentang neoliberalisme. Namun definisi sama sekali tidak memiliki arti apa-apa, melainkan realitas keberadaan faham itu di negeri kita yang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan rakyat, dengan mengumbar-umbar uang rakyat, termasuk di PLN, dan kemudian menutupinya dengan berhutang ke luar negeri. Saya sendiri lebih suka menjulukinya sebagai, "cecere yahudi".
Hehehe, saya kok merasa kurang yakin dengan pengakuan anda sebagai ex Jawa Pos. Jika anda memang ex Jawa Pos, tinggal publikasikan CV singkat anda yang katanya mentereng seperti Pak Djono di bawah. Eks redaktur pelaksana Indopos kok dibilang wartawan daerah, hehehe
ReplyDeleteAbout Djono
1982 - 1984 Wartawan Radar Kota, Surabaya.
1984 - 1987 Wartawan Jawa Pos di Surabaya.
1987 - 1998 Wartawan Jawa Pos di Jakarta.
1998 - 2000 Kepala Biro Jakarta, Harian Suara Indonesia (anak
perusahaan Jawa Pos)
2000 - 2003 Pemimpin Redaksi Tabloid Nyata (anak perusahaan Jawa
Pos) di Jakarta.
2003 - 2005 Redaktur Indo Pos (anak perusahaan Jawa Pos) di Jakarta
2005 - 2008 Redaktur Pelaksana Indo Pos di Jakarta.
1 Okt 2008 Pensiun usia 50 dari Jawa Pos.
2009 - 2010 Redaktur Pelaksana koran Jurnal Depok.
2010 - kini Konsultan redaksi di Majalah Voice of Papua, Internal
Magazine XL
2011 - kini Redaktur Pelaksana media massa on-line
indonesiarayanews.com
Karya Tulis
1999 Memoar Dr Soebandrio (mantan Wakil Perdana Menteri I RI)
tentang peristiwa berdarah G 30 S 1965.
2008 Profil Kabupaten Kediri
2010 Biografi Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang
Hahahha paragraf terakhir dari artikel anda yang berjudul "Agenda para cecere zionis" sungguh tepat bang adhi
ReplyDeletetulisan ini memberikan pemahaman kepada saya, tentang latar belakang tulisan2 negatif anda tentang Pak Dahlan Iskan......
ReplyDeletepercuma anda menyematkan titel "mantan Wartawan' di blog anda, kalo ternyata tulisan anda tentang dahlan iskan tak lebih hanya suara dari anggota Barisan sakit hati, bukan berdasarkan obyektifitas kewartawanan....
kalo boleh tanya kenapa ada tulisan blok ini membutuhkan donasi anda d samping kanan nya ya?????
ReplyDeletekok mantan direksi jawapos maseh butuh donasi..........kemana aja gajinya???????
ReplyDeleteHehe... baru baca tulisan anda yang paragraf pertama, saya langsung timbul pertanyaan :
ReplyDeleteApakah Bpk cahyono ini wartawan bodrek ya ?
Setau saya P.Djono jadi wartawan kan lama di ibu kotanya ketimbang di daerah!
"Setau" saya.dan dibenarkan oleh paman saya,karena paman saya kebetulan juga pembaca setia surat kabar mulai dari muda smpai jd nenek2 skarang ini,dan beliau mengerti dengan P.Djono(meskipun hanya lewat tulisan2 beliau yg ckup sring muncul di featur hlamn depan,meski belum pernah bertatap muka langsung)
he he he kepanasan nih ye.
ReplyDeletesorry, tak perlu ditampilkan cv-nya ky "Mbah Jono" itu, ntar dibilang sok lagi.
Soal donasi, itu wajar-wajar saja. David duke dan philip marlowe, brother nathaneal, bloger-bloger terkemuka saja perlu donasi.
Pak Cahyono artikel Anda yang ini sudah dijawab [lagi] Pak Djono W Usman disini :
ReplyDeletehttp://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/510068072344939/?ref=notif¬if_t=group_comment
Pada URL FB diatas, ada komentar Pak Djono W Usman
ReplyDeleteKemana aja gajinya.?.ha.ha.ha..koran aja dijual butuh biaya koq..he.he.he..mantan presiden kog butuh duit ya..? Dimana gajinya..? Ha.ha.ha.klu korup ya ngga butuh duit setelah ngga kerja lagi itu wajar...klu ada kesempatan, di embat juga biar udah kaya ha.ha.ha.ada-ada aja....ada yg bilang barisan sakit hatilah,ada yg bilang wartawan bodrex lah...ha.ha.ha itulah pak Adi resiko melawan arus..orang besar jangan dilawan pak..maju terus bro..!!!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePak Cahyono, anda ingat ini??
ReplyDeleteAdakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? (Al-Hujurat ayat 12)
buat siapakah ayat itu? benar! buat orang yang suka mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan orang lain.
disatu sisi, dalam blog ini anda mencela, menggunjingkan, dan mengghibah, bahkan memfitnah Dahlan Iskan, pada hal dia itu Muslim. Disisi lain, Anda menerima donasi dari tulisan anda tsb, dan kemungkinan anda memberi nafkan anak isteri anda dengan donasi tersebut.
maaf pak Cahyono, nasehat saya, saya khawatir, anda termasuk orang yang diumpamakan Allah sebagai orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri seperti di atas. dan memberikannya juga kepada anak isteri anda.
disamping itu, tagline blog ini adalah "Ungkapkan Apa yang Dilakukan Orang-orang Musrik", tapi yang anda ungkit2 adalah Dahlan Iskan yang muslim...
saya mengapresiasi kalau orang musrik yang anda maksud itu adalah Israel, saya sangat bangga sekali pada anda dalam hal ini. tapi untuk dahlan iskan?? hati-hati untuk tidak makan bangkai sodara sendiri pak...
Sorry. kalo sy turut nuliskan cv jadinya kaya anak tk saling mengunggulkan mainan. yg dewasa (bukan tua) ngalah.
ReplyDeleteSoal donasi, siapa bilang itu haram? Tidak ada pemaksaan. Di dunia profesionalisme bahkan sesuatu yg wajar kok. Anda mendapat untung, Anda memberi imbalan. Beberapa blog terkenal, bahkan sekaliber counterpunch juga mengandalkan donasi. Anda fikir sy tidak mengeluarkan "energi" untuk menghidupi blog ini. Hanya di Indonesia memang terasa masih agak aneh, karena keterbelakangan mental masyarakatnya.
Itulah sebabnya Islam mengajarkan pengorbanan. Bukan karena Allah butuh balasan materi, justru mendidik manusia untuk "tahu diri". Setelah semua kenikmatan yang diberikan Allah, sudah semestinya manusia mengorbankan sebagian harta yang dicintainya untuk-Nya. Etika ini juga berlaku dalam pergaulan sehari-hari.
Ttg Pak dahlan, sy serahkan semuanya kepada Allah yang Esa. Sy tdk membenci beliau. Namun karena saya tahu beliau membawa paham yg saya yakini membawa kesengsaraan rakyat, sy merasa perlu mengingatkan masyarakat.
Dan dimana komentar-komentar cerdasnya ya. Yang mengkritisi isi tulisan saya, bukan mencaci pribadi.
Btw trims untuk sarannya.
Para pengacara makenya ayat2 Al-QURAN...yg lebih berani lagi anda..memvonis orang nemfitnah dan saksinya ayat2 suci..memangnya anda tau ALLAH ridho ayat2nya dipakai dalam hal ini..anda tau pasti bahwa yg anda hujat benar2 memfitnah..? Anda tau pasti bahwa orang yg anda bela benar2 suci ngga sepersen duit negara di makan..? BPK,KPK,kepolisian tak pernah memakai ayat2 suci dlm polemik seperti ini..anda mau gertak siapa pake ayat2 suci..emangnya semua yg disini tdk beragama dan hanya anda yg ulama..klu mau belajar berceramah jangan disini..yg dibicarakan juga masalah yg bukan dilihat dari sisi hukum2 islam..tapi dari hukum2 indonesia bro..klu mau ceramah disana tuh...di discotik pas mereka lagi dugem..UGD udah pasti..he.he.he..mubaliq salah masuk..ceramah tu di kantor polisi..
ReplyDeleteMuslim..non muslim apa kaitannya dlm hal ini bro..? Anda salah masuk blog kali..disini forum bebas dan bukan dari sisi keagamaan tertentu dan ayat tertentu..klu mau berargumen pake aja argumen yg universal..klu mau ceramah,anda buka blog anda sendiri aja biar nanti kita bisa adu ayat disana..seberapa luas sich pengetahuan agama loe..klu baru belajar janganlah mengajar..anda kira anda sudah paham agama lebih dari semua orang di sini..? Berapa ayat yg sudah anda kaji..? Berapa hadist yg sudah anda hafal..? Tapi bukan itu yg sedang di bicarakan,ngerti ngga anda...?
ReplyDeleteterus maju Pak Cahyono..
ReplyDeleteini sih sudah jelas kepanasan.. ciri2 org yg sudah kehabisan akal adalah dgn menyerang balik bukan dgn membuktikan bahwa kritikan atau yg menjadi sorotan itu tidak benar,
terlebih lagi memang knp klo ternyata mantan waryawan atw bkn? memang knp klo ssorg meminta donasi?
hal ini cma sekedar mengalihkan topik ttg bobrokny pejabat2 pemerintahan,
bwt yg bela mati2an entah d bayar atau engga (wallahualam) mending ramai2 kasih tau yg d bela utk buktikan bahwa yg menjadi sorotan itu tidak benar,
saya rasa itu sudah ckp dr pada debat kusir apa lagi sampai bawa2 ayat, situ pikir situ udah okke bawa2 ayat?
buktikan dgn tindakan yoO.. bkn dgn kata2 lagi, sorry klo dr pejabat cma keluar kata2 doank saya rasa semua rakyat udah muak denger smw ocehan kalian, so sekali lagi, buktikan dengam tindakan ga perlu banyak ocehan, ok?
Bro Deni....
ReplyDelete1. yg lebih berani lagi anda..memvonis orang nemfitnah dan saksinya ayat2 suci..anda tau pasti bahwa yg anda hujat benar2 memfitnah..?
- "Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang". sekarang coba anda simak kalimat2 ini:
- Di dunia maya Trio Macan selanjutnya menjuluki Dahlan Iskan sebagai "raja kaspo", alias tukang tipu
- Ternyata Pak Dahlan telah membohongi Pak Raden. Tidak hanya itu, ia juga membohongi seluruh rakyat Indonesia
- Saya juga ingat dengan janji listrik gratis yang diwacanakan Pak Dahlan tidak lama setelah ia dilantik sebagai menteri. Jangankan gratis, tarif listrik justru semakin membumbung tinggi di bawah kepemimpinan Dahlan.
- Keyakinan saya tentang paham neolib yang dimiliki Dahlan terkonfirmasi ......(Sebelumnya saya sebenarnya tidak pernah berfikir Dahlan Iskan sebagai seorang "fundamentalis neolib", yang menjerumuskan Indonesia dalam jebakan hutang luar negeri dan memiskinkan rakyat Indonesia dengan membiarkan sumber-sumber alam dan ekonomi Indonesia dikuasai asing elit lokal antek-anteknya)
dan masih banyak lagi. bukan fitnahan kah itu????dan, saya bukanlah menghujat, tetapi mengingatkan pak Adi sebagai saudara sesama muslim saya, barangkali dia lupa.
2. Anda tau pasti bahwa orang yg anda bela benar2 suci ngga sepersen duit negara di makan..?
- apakah saya pernah mengatakan demikian??tidak ada orang yang benar2 suci kecuali para nabi
3. Anda mau gertak siapa pake ayat2 suci..emangnya semua yg disini tdk beragama dan hanya anda yg ulama..
- apakah saya mengatakan demikian?atau dengan menyampaikan satu ayat saja, itu artinya saya mengganggap semua orang tidak beragama?? terlalu jauh anda berkhayal
4. yg dibicarakan juga masalah yg bukan dilihat dari sisi hukum2 islam..tapi dari hukum2 indonesia bro..
- coba kalau pak Adi membaca tulisan ini, mungkin dia akan memasukkan anda pada golongan Neolib yang sangat ia benci. karena, ciri2 orang liberal adalah sekulerisasi, memisahkan urusan agama dan urusan dunia
5. Anda salah masuk blog kali..disini forum bebas dan bukan dari sisi keagamaan tertentu dan ayat tertentu..
- justru karena disini adalah forum bebas, maka saya bebas menyampaikan pandangan saya, termasuk ayat2 itu. atau, anda ganti menjadi "disini adalah forum bebas, kecuali untuk ayat2 alqur'an"
6. seberapa luas sich pengetahuan agama loe..klu baru belajar janganlah mengajar..
- saya bukanlah ulama, hanya orang biasa. saya tidaklah mengajari pak Adi, hanya mengingatkan sesama saudara muslim yang saya cintai, barangkali bisa menyentuh hati beliau
Ttg Pak dahlan, sy serahkan semuanya kepada Allah yang Esa. Sy tdk membenci beliau. Namun karena saya tahu beliau membawa paham yg saya yakini membawa kesengsaraan rakyat, sy merasa perlu mengingatkan masyarakat.
ReplyDelete-----------------------
bahwa pak Dahlan agen Neolib?bahwa ia agen Fremason dan Zionis (atas keanggotaannya dlm lions club)?
hingga sekarang, hal itu hanyalah sebatas rumor dan prasangka saja. Sebegitu buruk dan kotor anda menggambarkan Pak Dahlan dalam blog ini hanya berdasarkan rumr dan prasangka saja??
dan yang lebih penting, pernahkah anda meminta konfirmasi langsung kepada Pak Dahlan tentang keyakinan anda bahwa ia menganut paham yang anda tuduhkan itu???
dan lagi, tentunya anda kurang senang membaca dan melihat berita betapa rakyat senang dengan langkah2 Dahlan?? dengan entengnya anda bilang "pak dahlan membawa kesengsaraan pada rakyat"???
to exodus:
ReplyDeleteMenghambur-hamburkan uang 100 triliun sementara banyak rakyat menderita apa itu namanya pak?
Ttg prasangka, dalam hal-hal tertentu untuk memberi peringatan, sah-sah saja. Apalagi jika indikasi-indikaisnya jelas. Beliau meminta jalan kereta api diganti jalan tol. Memuji-muji hutang hutang luar negeri, meski sebenarnya Indonesia tidak membutuhkan.
Menghambur-hamburkan uang 100 triliun sementara banyak rakyat menderita apa itu namanya pak?
ReplyDelete-------------------
menghamburkan?? tentu anda tahu kondisinya....PLN sudah meminta gas pada pemerintah, pemerintah menjanjikan, tapi tdk memenuhi, tiada jalan lain KECUALI menghidupkan genset dengan solar...menyewa genset sbg solusi 'cepat sementara' agar rakyat terlistriki .....itukah yang anda sebut menghambur-hamburkan?
Ttg prasangka, dalam hal-hal tertentu untuk memberi peringatan, sah-sah saja
------------------------
tapi menampilkan "prasangka/bukan fakta/fakta palsu" sebagai stigma negatif kepada seseorang, kemudian mengumumkannya kepada semua orang, agar kehormatan, wibawa, dan reputasi orang tsb hancur, adalah sebuah FITNAH....dan itulah yang bapak lakukan.
terlebih lagi tanpa ada konfirmasi dari sumber yang diberitakan! nggak ada prinsip cover both side dipakai...
Apalagi jika indikasi-indikaisnya jelas. Beliau meminta jalan kereta api diganti jalan tol
---------------------
hanya indikasi? indikasi bisa diartikan bermacam2, tergantung sudut pandang, latar belakang, dan motif pemandangnya.....kalau memang dasarnya nggak suka, indiksi yang baik pun bisa dinilai sebagai hal yang BURUK sekali...
Memuji-muji hutang hutang luar negeri, meski sebenarnya Indonesia tidak membutuhkan.
-------------------------
indonesia punya hutang, itu fakta. entah suka atau tidak, membutuhkan atau tidak, faktanya kita punya hutang.
Dahlan Iskan berusaha membuat 'kelemahan' hutang kita itu menjadi sebuah 'kelebihan', beban hutang itu dijadikan hope, menumbuhkan optimisme bangsa indonesia, bukannya membangga-banggakan hutang.
ya itu tadi, kembali ke pribadi masing-masing, kalau dasarnya memang tidak suka, baik pun yang dilakukan, akan kelihatan keliru.
maaf pak adi, kalau tidak berkenan. kalau memang anda peduli pada korupsi yang terjadi di negeri ini, tentunya anda juga akan banyak memberitahukan kepada dunia tentang korupsinya DPR, Nazarudin, dll yang tidak hanya sekedar indikasi-indikasi, yang memang nyata-nyata terjadi. namun ternyata anda lebih peduli pada dahlan iskan yang hanya berdasar indikasi-indikasi dan prasangka-prasangka yang tidak jelas. pertanyaan selanjutnya: Ada Apa?
okke case close..
ReplyDeletepak cahyono.. lanjutkan! :)
Ha.ha.ha...mantap..fitnah..? Koq ngotot banget si loe..he.he.he..bersihkan tu..baju sebakul di belakang..pertanyaan tuk anda juga..ada apa.?.he.he.he..beritahukan dunia tentang korupsi DPR..ngga deh..takut fitnah..ha.ha.ha..klu ngomong tentang pak Dahlan termasuk fitnah..klu yg lain bolehlah..ha.ha.ha..ada apa..?
ReplyDeleteSilahkan yg tau segalanya..mana yg fitnah mana yg bukan,karna hanya anda yg berhak memutuskan perkara fitnah..klu pak hakim fitnah merasa di fitnah,di rugikan,dikotori,dicela,direndahkan..silahkan tuntut aja ke pengadilan fitnah..begitu aja koq repot..ha.ha.ha..lanjuuuut..apa tadi topiknya ya..? Jadi lupa..gara2 banyak fitnah...banyak " makan " ngga apa2..he.he.he..asal jangan banyak fitnah..
ReplyDeleteberitahukan dunia tentang korupsi DPR..ngga deh..takut fitnah..
ReplyDelete--------------------
kan itu nazarudin dan DPR2 lain yang sudah diketok KPK udah fakta tuh, korupsinya, jadi bukan fitnah. bgmane? masih bingung bedain fitnah ama yang bukan???ntuh, baca lagi dej definisi fitnah
Silahkan yg tau segalanya..mana yg fitnah mana yg bukan,karna hanya anda yg berhak memutuskan perkara fitnah..klu pak hakim fitnah merasa di fitnah,di rugikan,dikotori,dicela,direndahkan..
---------------------------
tuh kan di atas saya sebutkan definisi fitnah. buat kite yg punya otak, tinggal bandingin aja tuh definisi dengan suatu persistiwa untuk tau itu fitnah ato bukan. tentang pengadilan, saya yakin, pengadilan Allah Maha adil, dan maha cepat pembalasannya. jadi, meskipun pengadilan dunia tidak mengadili fitnah, jangan senang dulu. anda boleh ketawa ketiwi sekarang semaunya, tapi....
Anda menulis " coba klu pak Adi membaca tulisan ini, mungkin dia akan memasukkan anda pada golongan neolib yg sangat ia benci." Masuk kategori kata2 apa tu bung..? Anda suka membawa2 nama orang,ayat dibawa2, bahkan ALLAH pun anda bawa2.. Seakan2 anda tau segalanya..klu prasangka anda..boleh2 lah..tapi prasangka orang pun engkau seakan tau dan mengvonis sangat ia benci..bahkan keputusan ALLAH pun engkau prediksi..kenalilah dirimu dan percaya dirilah engkau..!!jangan mendorong sesuatu tuk kedepan dan anda ngomong dari belakang sesuatu !! Banyak2lah bercermin biar bisa mengenali rupamu, jangan sibuk menilai rupa orang lain sedangkan rupa sendiri tdk engkau nilai..kenalpun tdk..!!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletefatwa2 fitnah anda tdk di dukung dgn pembuktian yg sebaliknya,dan klu anda pinter anda cukup luruskan permasalahan fitnah itu dari sisi kebenaran cerita yg anda tau
ReplyDelete-----------------------
tujuan saya memang bukan untuk meluruskan permasalahan, namun untuk memberi saran kepada Pak Adi. kalau saya meluruskan fitnah tersebut, tidak menutup kemungkinan hal itu akan diulangi lagi oleh beliau di masa mendatang. namun, andai pak Adi bisa menerima saran saya dan argumen saya tentang fitnah itu, harapan saya, beliau tidak akan mengulanginya lagi di msa mendatang.
kalau anda mau mencermati tentang bukti fitnah memfitnah tersebut, baiklah berikut saya sampaikan:
1. Di dunia maya Trio Macan selanjutnya menjuluki Dahlan Iskan sebagai "raja kaspo", alias tukang tipu
- jelas, predikat TUKANG TIPU/RAJA KASPO ini adalah stigma negatif, berita bohong, bukan fakta.
- namun pak Adi mengkomunikasikannya/menyebarluaskannya di Blog ini, sehingga wibawa dan reputasi Pak Dahlan bisa hancur dengan gelar tersebut, maka kriteria FITNAH telah terpenuhi
2. Ternyata Pak Dahlan telah membohongi Pak Raden. Tidak hanya itu, ia juga membohongi seluruh rakyat Indonesia.
- apakah Pak Dahlan menjanjikan penghasilan dari pendapatan pribadinya??
- dari berita di http://m.merdeka.com/uang/dahlan-akan-berikan-penghasilan-bulanan-ke-pak-raden.html saya dapatkan ucapan Pak dahlan adalah "Saya akan usahakan penghasilan bulanannya,"
- ucapan itu sudah dipenuhi, sebab Pak Dahlan telah mengusahakan agar PPFN memberi tunjangan itu, namun Pak Raden menolaknya http://www.tempo.co/read/news/2012/04/25/114399504/Pak-Raden-Tolak-Tunjangan-dari-PPFN
- pak dahlan janji mengusahakan, ia sudah menepati untuk mengusahakan. namun Pak Raden menolaknya
- jadi kalau pak dahlan dikatakan membohongi pak Raden, membohongi rakyat indonesia itu adalah "FAKTA PALSU"
- dan pak Adi mengkomunikasikannya/menyebarluaskannya di Blog ini, sehingga wibawa dan reputasi Pak Dahlan bisa hancur dengan fakta palsu tersebut, maka kriteria FITNAH telah terpenuhi
3.Saya juga ingat dengan janji listrik gratis yang diwacanakan Pak Dahlan tidak lama setelah ia dilantik sebagai menteri. Jangankan gratis, tarif listrik justru semakin membumbung tinggi di bawah kepemimpinan Dahlan.
- setahu saya, dahlan iskan hanya MENGUSULKAN atau MEWACANAKAN listrik gratis ini, jadi BOHONG kalau ia MENJANJIKAN listrik gratis ini. http://finance.detik.com/read/2010/06/12/151707/1377051/4/dahlan-iskan-tantang-dpr-kasih-listrik-gratis-untuk-rakyat-miskin
- namun, niat pak Dahlan itu ternyata terganjal oleh mekanisme persetujuan menteri, pemerintah, dan DPR. http://www.tribunnews.com/2010/06/16/dahlan-iskan-mengaku-terpaksa-cabut-pernyataan-listrik-gratis
- jadi kebohongan ini (dahlan iskan MENJANJIKAN listrik gratis) disebarluaskannya pak Adi di Blog ini, sehingga wibawa dan reputasi Pak Dahlan bisa hancur dengan kebohongan tersebut, maka kriteria FITNAH telah terpenuhi
4.Keyakinan saya tentang paham neolib yang dimiliki Dahlan terkonfirmasi .....
- atribut neolib, freemason, zionis, dan sebagainya banyak diberikan kepada pak Dahlan hanya berdasarkana asumsi-asumsi saja, tanpa ada bukti nyata (umumnya oleh penyuka teori konspirasi). namun, dalam blog ini pak adi menggambarkan seolah-olah pak Dahlan adalah Benar2 seorang Neolib, Zionis, dan Freemason. dalam keseharian pak dahlan, adalah sangat bertolak belakang dengan ciri2 atribut yang dituduhkan kepadanya tersebut. jelas ini adalah fakta palsu.
- dan pak Adi mengkomunikasikannya/menyebarluaskan prasangka tersebut di Blog ini, sehingga wibawa dan reputasi Pak Dahlan bisa hancur dengan fakta palsu tersebut, maka kriteria FITNAH telah terpenuhi
sadar ngga sadar anda juga lagi menghujat orang tapi saya tau anda pasti bilang itu bukan menghujat..ha.ha.ha. Terserahlah anda tuan yg serba tau..tapi anda ngelantur menurut saya..ha.ha.ha.
ReplyDelete-----------------------
sudah saya tekankan, saya hanyalah memberikan saran, mengingatkan sebagai saudara sesama muslim. namun, andaikan anda menyebutnya MENGHUJAT, itupun masih diperbolehkan dalam agama. "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa".
dan, saya kira pembaca lebih tahu, dalam seluruh komentar ini, siapa yang ngelantur, anda atau saya.
Hati2 bung..ntar keblinger lagi..itu HAK MuTLAK bagi ALLAH dan tiada sekutu bagiNYA. Diri sendiri blm tentu anda kenali,sok2 memutuskan hasil amal orang lain..keputusan ALLAH dibawa2..biasa aja bro..jangan melanggar HAK YG KUASA karna DIA lah yg berhak menentukan segalanya,dan itu rahasiaNYA, anda tdk tau apapun,termasuk nasib anda nanti..bukan karna amal anda, tapi karna ALLAH semata engkau bisa selamat.!!!
---------------------
alhamdulillah...akhirnya anda tidak resisten lagi terhadap argumen-argumen yang berbau agama....anda bisa menerima, bahkan berargumen dengan menggunakan pertimbangan agama. saya turut senang. dan insya allah yang anda sampaikan tsb saya setuju, bhw Allah maha kuasa.
Anda menulis " coba klu pak Adi membaca tulisan ini, mungkin dia akan memasukkan anda pada golongan neolib yg sangat ia benci." Masuk kategori kata2 apa tu bung..?
----------------------------
begini bro....neo liberalisme akarnya adalah sekulerisme, membedakan dan melepaskan urusan dunia/negara dan urusan agama. dan, kita tahu bahwa Pak Cahyono sangat membenci Neo Liberalisme ini, termasuk anasirnya, yaitu sekulerisme. dan dari pernyataan anda yang saya kutip di bawah ini, JELAS... anda resisten kalo masalah dunia (polemik dahlan iskan) dibawa-bawa ke ranah agama. dan saya melihatnya itu adalah sikap sekuler, yang NB dibenci Pak Adi. jadi, sekulernya anda itu fakta, ada bukti, bukan fitnah. ini buktinya:
//Muslim..non muslim apa kaitannya dlm hal ini bro..? Anda salah masuk blog kali..disini forum bebas dan bukan dari sisi keagamaan tertentu dan ayat tertentu..klu mau berargumen pake aja argumen yg universal.//.klu mau belajar berceramah jangan disini..yg dibicarakan juga masalah yg bukan dilihat dari sisi hukum2 islam..tapi dari hukum2 indonesia bro..//
ReplyDeleteAnda suka membawa2 nama orang,ayat dibawa2, bahkan ALLAH pun anda bawa2.. Seakan2 anda tau segalanya..
------------------
bukan membawa-bawa, namun memasukkannya ke argumen saya. tinggal anda lihat, apakah orang-orang atau ayat-ayat yang katanya saya bawa-bawa tersebut logis nggak dalam argumen saya?? kalau ndak logis, ya silakan dibantah, jangan menyalahkan bahwa saya bawa-bawa ini bawa bawa itu. menurut saya tidak apa2 membawa-bawa orang, atau ayat, asalkan argumennya logis, bisa diterima.
namun kelihatannya, kalimat anda di atas hanya anda maksudkan untuk menggambarkan kepada pembaca bahwa saya "berani-beraninya", 'tidak punya unggah ungguh', 'tidak takut dosa', kok membawa-bawa argumen ayat al quran disini....
kenalilah dirimu dan percaya dirilah engkau..!!jangan mendorong sesuatu tuk kedepan dan anda ngomong dari belakang sesuatu !! Banyak2lah bercermin biar bisa mengenali rupamu, jangan sibuk menilai rupa orang lain sedangkan rupa sendiri tdk engkau nilai..kenalpun tdk..!!
-----------------
kalau memang saya keliru, saya akan berterima kasih sekali kepada orang yang memberitahukan kekeliruan itu kepada saya. dan terima kasih saran dari anda, akhirnya dari anda saya bisa menemukan 'sesuatu' yang berguna bagi saya. terima kasih bro...
To exodus.
ReplyDeletesy mau komen satu hal saja ttg kasus pak raden. saya dan jutaan rakyat indonesia melihat sendiri statemen pak dis di televisi bahwa beliau akan menyisihkan uang pribadinya setiap bulan 10 juta untuk pak raden.
jadi tidak usah lagi berkelit-kelit. sya pun tak mau lagi ngeladenin omongan Anda yg bawa-bawa Al qur'an segala untuk ngebalain orang yang pastinya tidak anda kenal 100%.
saya dan jutaan rakyat indonesia melihat sendiri statemen pak dis di televisi bahwa beliau akan menyisihkan uang pribadinya setiap bulan 10 juta untuk pak raden.
ReplyDelete---------------------
memang Pak Dahlan pernah menyatakan akan menyisihkan uang pribadinya buat pak raden di televisi?? kalo boleh tahu dalam acara apa pak??
sepanjang beberapa berita yang saya baca, Dahlan Iskan hanya menyatakan "saya usahakan gaji bulanannya". dan, kelihatannya itu berasal dari Lansiran Surat Elektronik dari Humas BUMN.
sya pun tak mau lagi ngeladenin omongan Anda yg bawa-bawa Al qur'an segala untuk ngebalain orang yang pastinya tidak anda kenal 100%.
------------------------
silakan saja pak, mau meladeni ataupun enggak, itu adalah sepenuhnya hak Bapak, monggo saja pak...
dan, apakah ada keharusan untuk membela seseorang itu harus kenal dulu 100%??? saya membela bukannya membabi buta. kalau memang ada fakta yang menunjukkan bahwa Dahlan Iskan salah, saya akan katakan bhw dia salah...
dan, andapun juga bawa-bawa ayat al quran untuk mencari "dukungan" dan "perhatian" untuk blog ini. lalu, apakah kalau ayat al quran itu menguntungkan Bapak, bapak mau memakainya, tapi kalau merugikan Bapak, bapak tidak mau mendengarnya??? jangan begitu pak...
dan, apakah anda sudah kenal 100% pada Pak Dahlan sehingga anda berani menghujat dan memfitnahnya?? atau, apakah untuk membela harus kenal 100% tapi untuk menghujat tidak perlu kenal 100%??? aturan dari mana pak??
Tdk berjanji tapi akan di usahakan..he.he.he..percuma di ladeni orang seperti pak..ha.ha.ha..bisa di baca kembali tulisannya..kesimpulannya asal bunyi !! Ngga tentu arah.! Mending orangnya baca sendiri dan cermati lagi..kesimpulannya seperti ular,mutar sana mutar sini jadi percuma jadi teman diskusi pak..he.he.he..klu soal aturan terserah anda bikin sendiri deh..ha.ha.ha..klu perlu aturan tertawa juga..ha.ha.ha...
ReplyDeleteSorry pak Adi ya...kata orang anda benci pemikiran saya yg neolib..walaupun bukan anda sendiri yg bilang..tapi jubir anda yg bilang udah cukup..he.he.he..mungkin lain kali klu ada pembahasan matematik atau fisika saya juga harus pertimbangkan dari sisi agama juga ya biar jangan dibilang neolib..pasti dosen langsung usir saya tu..ha.ha.ha...membaca pakai kacamata baca jangan pakai kacamata jauh biar ngga kabur..ha.ha.ha..seperti berenang pake dasi biar agak rapi..ha.ha.ha..liat2 medannya dong..ngga asik banget sich lu..he.he.he..main PS pake kopiah biar dibilang hebat..jadi saya harus bilang WOW gitu..ha.ha.ha..
ReplyDelete:-) sayang, dari 2 komen anda terakhir, nggak ada yang esensial untuk ditanggapi bro deni....
ReplyDeleteSyukur klu anda tdk menanggapinya...he.he.he..memang itu yg diharapkan..PDnya..silahkan tuk pemilik blog...dilanjuut....
ReplyDeleteto exodus.
ReplyDeletesorry, sy memang lupa nama acaranya. tapi kalaupun harus di-"sumpah pocong" atau apapun istilahnya, sy siap. tapi apa "junjungan" anda itu berani? Atau barangkali Anda?
Langsung saja di media ini.
Saya juga berani..!!! Siapa yg mau uji keyakinan tentang korupsi atau tdk nya pak dahlan..resiko langsung terima jadi...ada yg mau..??? Mungkin dari yg bermulut besar dan sok suci duluan...saya jual..,anda berani beli..?!
ReplyDeletepengecut! nantang sumpah diajak sumpah malah dihapus!
ReplyDeletepemfitnah pengecut!!!
penghapus komentar!
pemakan bangkai pengecut!
Siapa yg hapus bro...? Anda udah siap..? Ok..saya yakin pak Dahlan melakukan korupsi..dan klu anda sudah siap bersumpah bahwa pak Dahlan tdk korupsi berarti tinggal format sumpahnya dgn disertakan resiko yg kita tanggung di dunia..resiko yg berat ya bro..ok..? Semua komentar masih lengkap kok..coba anda tanya yg lain, komentar yg mana yg terhapus..dari saya masih ada, pak Adi juga masih terbaca tuh...atau anda sudah gelap mata iya..? Berkunang2 iya..? Kurang darah tu bro..ha.ha.ha..saya nantangin tapi emang anda sambutin iya..? Kata anda pengecut itu siapa..? Anda atau saya..?
ReplyDeletewuih.. sudah kaya film bioskop aja, pakai sumpah pocong
ReplyDeleteduh kalo blog ini diisi koment2 ga berpendidikan kaya gini, awalnya enak dibaca jadi mulai ga enak.
jika postingan dari Pak Adi, tidak sesuai dengan fakta, biar urusan Pak Adi dengan Allah saja, ga usah pakai sumpah2 segala, kalo mau memaksakan citra Pak Dahlan lebih baik di blog yang lain
saya idem dgn pendapat bung NOff mengenai sumpah pocong, menurut saya (maap sebelumnya) itu tidak mendidik.
ReplyDeletekesan (di mata saya) Bung Exodus yg kalem tapi pasti dgn komentar2nya yg cerdas dlm counter-attack jadi sedikit ternoda dgn komentar terakhir ini, sayang sekali.
sadari jika cara anda memandang Pak Dahlan berbeda sekali, dan anda adalah (maap) tamu di blog ini.
jika mmg Bung Exodus tidak berkenan dgn isi artikel di blog ini (terutama berita2 ttg Pak Dahlan), lakukan dgn cara2 sesuai jalur yg tersedia di negara ini. anda tentu paham maksud saya
Yup..benar sekali..!!!awalnya enak mulai ngga enak karna campur aduknya..sesuai jalur yg tersedia di negara ini..yes..realita yg ada di buka biar bisa tambah wawasan dengan masukan yg pro maupun kontra namun semuanya positif dan juga mengajar berpikir kritis..bukan main satu kata fitnah..fitnah..fitnah..apaan tu...itu urusan gaib..biarlah kita bicara tentang fakta2 di lapangan dari berita2 yg ada..benar tidaknya itu diluar kemampuan kita,paling2 menganalisa tuk meyakini mana yg benar..itupun bukan 100 persen kebenaran sebenarnya..masalah ini juga masih berjalan..blm final..klu memang udah diputuskan pengadilan pun itu blm 100 persen kebenaran yg hakikatnya dan kemampuan manusia tdk sampai kesana,mengetahui segalanya dengan hakikat yg sebenarnya..hakim duniapun tdk tau yg sebenarnya..jadi biarlah kita bicara sesuai apa yg kita tau,dan klu blm tau mungkin ada yg bisa beri tau biar sama2 tau karna kita semua masih mencari tau..belajar dalam hal apa aja terus belajar sampai kita pulang dari perantauan kembali ke asal..he.he.he..
ReplyDelete