Tuesday, 6 November 2012

PERPECAHAN KOALISI ZIONISME LEBANON DAN SYRIA

Dalam beberapa hari terakhir ini para pengamat politik Timur Tengah menyaksikan "fenomena" perpecahan yang melanda koalisi zionisme internasional di Lebanon dan Syria. Paska upaya kudeta gagal yang dilakukannya, oposisi pro-zionis Lebanon terlibat dalam perpecahan yang cukup tajam. Dan terakhir kita menyaksikan perpecahan zionisme internasional yang tengah berupaya menumbangkan pemerintah Syria dengan pemberontak Syria yang didukungnya.

Sebagaimana diberitakan baru-baru ini bahwa menlu Amerika Hillary Clinton telah mengecam organisasi payung pemberontak Syria, Syrian National Council (SNC) sebagai gagal menjalankan misinya sehingga menjadi tunggangan kelompok-kelompok teroris. Untuk itu Amerika akan melakukan reorganisasi terhadap kelompok-kelompok pemberontak Syria.

Sebagai reaksi atas kecaman tersebut, SNC balik mengecam Amerika sebagai telah "melemahkan revolusi dengan menciptakan perpecahan".

"Setiap diskusi yang ditujukan untuk mengabaikan SNC atau menciptakan organisasi baru untuk menggantikannya adalah tindakan melemahkan revolusi Syria melalui perpecahan yang ditimbulkannya," demikian keterangan resmi SNC, Kamis (1/11) menanggapi pernyataan Clinton sehari sebelumnya.

SNC juga menyebut niatan Clinton untuk melakukan reorganisasi mengindikasikan Amerika kurang serius atas dukungannya terhadap revolusi Syria. Dalam kesempatan itu SCN juga membeberkan dana yang diterimanya dari pihak-pihak yang telah mendukungnya selama ini.

Sejak dibentuk setahun lalu, SNC telah menerima tidak kurang dari $40.4 juta bantuan internasional. Separuh dari bantuan itu datang dari Libya (sebagai balasan regim baru Libya bagi Amerika Cs atas dukungannya menumbangkan regim Khadaffi). Bagian terbesar lainnya berasal dari Qatar dan Uni Emirat Arab.

Sebelum ini saya (blogger) pernah menulis bahwa untuk tiap "proyek" zionisme internasional, Israel tidak pernah menanggung biayanya. Biaya terbesar selalu ditanggung oleh "anggota" pinggiran seperti sekutu-sekutu Arab, menyusul kemudian sekutu-sekutu Asia, dan kemudian sekutu-sekutu barat dan Amerika. Hal ini terkonfirmasi dari keterangan SCN.



PERPECAHAN ZIONISME DI LEBANON

Berulangkali saya menuliskan dalam blog ini bahwa Lebanon adalah medan politik yang sangat menarik untuk diamati dalam konteks politik global zionisme internasional. Dengan penduduk kurang dari 5 juta jiwa, Lebanon menjadi medan perang politik dan militer sesungguhnya dari gerakan zionisme internasional melawan blok "Perlawanan" yang dipimpin Iran dan didukung Syria dan Hizbollah.

Dalam konteks ini gerakan zionisme internasional di Lebanon juga tengah mengalami perpecahan cukup serius yang diwarnai dengan perang kata-kata antara tokoh-tokohnya. Kini gerakan ini terpecah menjadi 2 blok, blok Saudi Wahabi berhadapan dengan blok Amerika.

Koran Lebanon "Al Akhbar" minggu lalu mengabarkan tentang ketegangan yang kini melingkupi kubu oposisi Lebanon pro-Amerika/Israel/Saudi dan pendukung-pendukungnya terkait kegagalan upaya kudeta yang gagal menyusul tewasnya kepala inteligen Lebanon Wissam al Hassan.

Menurut laporan "Al Akhbar" dubes Amerika untuk Lebanon Maura Connelly sibuk mengkonsolidasikan gerakan oposisi yang telah melibatkan diri dalam "konflik politik dan keamanan yang salah waktu".

"Al-Akhbar" menuliskan ketegangan yang meliputi tokoh-tokoh oposisi Lebanon, di antaranya pengakuan Samir Geagea (tokoh Kristen ketua kelompok Lebanon Force) kepada orang-orang dekatnya bahwa ia "terguncang" dengan "permintaan" Connelly kepadanya terkait percakapannya dengan pejabat inteligen Saudi, tidak lama setelah dilakukannya konperensi pers kubu oposisi setelah tewasnya Wissam.

Menurut Geagea, sebagaimana dikutip "Al Akhbar", Conelly memintanya untuk mengabaikan tuntutan Saudi Arabia yang memintanya melakukan sikap lebih keras terhadap PM Najib Miqati.

"Geagea memastikan kepadanya (Connelly) bahwa percakapannya dengan pejabat Saudi benar-benar terjadi," tulis Al Akhbar.

Selanjutnya dilaporkan media tersebut bahwa Connelly menyindir sikap Saudi sebagai "kurang realistis" dibanding sekutu lainnya, Qatar. Connelly juga menegaskan sikap Amerika yang tidak menginginkan terjadinya kekacauan di Lebanon, terutama terkait dengan gejolak yang tengah melanda Syria.

"Anda bisa menjalin hubungan politik dengan Saudi dalam tingkat eksternal, namun bersikaplah realistis," kata Conelly kepada Geagea.

"Anda dan Jumblatt harus mengabaikan kekakuan Saad Hariri," lanjut Connelly.

Geagea, Jumblatt dan Saad Hariri adalah sekutu blok oposisi pro-Amerika/Israel/Saudi dengan afiliasi politik masing-masing. Geagea yang Kristen lebih dekat dengan Amerika dan Israel daripada Saudi. Sedangkan Hariri yang Sunni dan kelahiran Saudi tentu lebih dekat dengan Saudi Arabia. Sementara Jumblatt yang Druze adalah contoh terbaik seorang oportunis. Terkadang ia berpihak pada oposisi, di lain kesempatan merapat ke blok pemerintah yang pro-Syria/Iran. Secara formal saat ini Jumblatt masuk dalam blok pemerintah setelah sebelumnya ketika oposisi masih memegang kekuasaan, ia tergabung dalam blok oposisi. Namun ia sering berbeda sikap politik dengan sekutu-sekutunya di pemerintahan, termasuk dalam isu paling "panas", yaitu kepemilikan senjata kelompok-kelompok "Perlawanan" yang dipimpin Hizbollah, serta isu pengadilan internasional kasus pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri.

Al Akhbar menyebutkan pernyataan Connelly bahwa krisis Syria akan berlangsung lama karena Amerika tidak akan melakukan perubahan sikap yang signifikan atas Syria sehingga Lebanon harus menjaga stabilitas.

Menurut Al Akhbar Connelly bukan satu-satunya pejabat yang "realistis" dengan tidak terlalu "berharap" adanya perubahan signifikan dalam krisis Syria. Al Akhbar juga menyebut adanya pernyataan politik Rusia kepada Presiden Lebanon yang menegaskan sikap Rusia yang semakin tegas untuk menjaga stabilitas di Syria, dengan kata lain menolak perubahan regim. 


 
PERTENGKARAN JUMBLATT VS HARIRI

Minggu lalu publik Lebanon menyaksikan terjadinya "perang mulut" antara 2 tokoh politik pro-Amerika/Israel/Saudi, Walid Jumblatt dan Saad Hariri.

Pertikaian dimulai dengan pernyataan Jumblatt di media massa yang mengungkapkan adanya desakan Hariri kepadanya untuk menarik 2 orang menterinya dari kabinet pemerintahan PM Najib Miqati sebagai bentuk tekanan kepada Miqati untuk mundur dari jabatannya terkait pemboman kepala inteligen Wissam al Hassan.

"Hariri menelepon saya dan mendesak agar saya mundur dari pemerintahan, saya menjawab bahwa saya tidak akan mengundurkan diri. Ia mengatakan bahwa kaum Sunni telah dibantai (merujuk pada Wissam al Hassan yang juga seorang tokoh Sunni) dan saya mengatakan bahwa Wissam al Hassan adalah martir bagi seluruh rakyat Lebanon dan saya tidak ingin terjadinya kekosongan pemerintahan. Saya juga mengatakan beberapa hal lainnya dan ia marah dengan perkataan-perkataan saya," kata Jumblatt kepada televisi LBCI minggu lalu.

Hariri membalas pernyataan Jumblat dengan menuduhnya sebagai "pembohong".

"Walid Jumblat menuduh saya telah mengatakan Wissam adalah martirnya orang-orang Sunni. Itu tidak benar, teman Jumblat sendiri (PM Najib Miqati) yang mengatakan itu. Wissam al-Hasan adalah martinya seluruh rakyat Lebanon,” tulis Hariri dalam jejaring sosial "Twitter" saat wawancara Jumblat dengan LBCI berlangsung.

Ketika Jumblat diberi tahu komentar Hariri di "Twitter" itu, Jumblat membalas balik. "Baik, jika Miqati mengatakan hal itu maka berarti ia telah berbuat kesalahan. Kini marilah kita semua menganggap Wissam al-Hasan sebagai martirnya seluruh rakyat Lebanon."

“Semoga Tuhan memaafkanmu (Jumblat). Anda memahami tentang stabitas dengan bergabung dalam pemerintahan yang pro-Syria/Iran, jadi, selamat," balas Hariri lagi di "Twitter"-nya.

"Semoga Tuhan mengampuninya atas semua kata-katanya," balas Jumblat lagi.

Sekedar tambahan, sebenarnya tokoh yang menyatakan bahwa Wissam al Hassan adalah martirnya seluruh rakyat Lebanon bukanlah Miqati, Hariri ataupun Jumblat, melainkan Michael Aoun, tokoh nasionalis sejati Lebanon. Michael sebenarnya anti-Syria lebih dari tokoh-tokoh pro-Amerika/Israel/Saudi lainnya. Namun setelah hengkangnya tentara Syria dari Lebanon tahun 2005, ia mengalihkan perhatiannya pada Israel yang masih menduduki sebagian kecil wilayah Lebanon dan terus-menerus melanggar kedaulatan Lebanon. Michael Aoun, mantan presiden dan panglima AB serta tokoh Kristen, kini tergabung dalam blok anti-Amerika/Israel/Saudi bersama Hizbollah dan partai-partai lain. Blok inilah yang menjadi pengusung Miqatai sebagai perdana menteri.



REF:
"Connelly Asked Jumblatt and Geagea to Boycott Hariri’s Rashness"; almanar.com.lb; 26 Oktober 2012 
"Syria Opposition Says Washington Undermining “Revolution”"; almanar.com.lb; 1 November 2012
"Hariri, Jumblat in Heated Dispute"; almanar.com.lb; 29 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment