"Dan inilah kabar buruk bagi musuh-musuh Assad. Ia (Bashar al Assad, Presiden Syria) menyebut kemajuan tentara pemerintah Syria pada pidato hari Rabu malam (17/4) (hari kemerdekaan Syria ke-67). Tentaranya telah merebut kembali sebagian besar wilayah Deraya dan kini tengah bergerak maju ke Harasta di pinggiran kota Damaskus. Jalan raya sejauh 160 km ke Tartus, dan juga ke Latakia yang telah lama dikuasai pemberontak, kini telah dibebaskan oleh tentara Assad. Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, warga Syria bisa berkendaraan dari Damaskus hingga pantai Laut Mediterania. Para pemberontak kesayangan NATO kini kehilangan pijakan di Damaskus."
Itu adalah bagian dari tulisan Robert Fisk, wartawan senior untuk koran terkemuka Inggris The Independent, dengan judul "Beware wishful thinking. Assad isn’t going soon" pada tgl 18 April lalu. Fisk, seorang yang sangat anti-regim Bashar al Assad, yang sejak awal konflik Syria dengan penuh semangat mendeskreditkan regim Assad dan meyakininya bakal segera tumbang, harus mengakui bahwa Assad tidak mudah digulingkan. Lebih jauh ia bahkan "khawatir" bahwa Assad bakal memenangkan pertempuran di Syria sebagaimana Hizbollah memenangkan perang melawan Israel dalam Perang Lebanon II tahun 2006. Ia pun menganggap bahwa perang di Syria saat ini, sebagaimana Perang Lebanon II, pada dasarnya adalah perang antara Amerika dan Israel melawan Iran.
"Iran merupakan target dari Perang Syria, penggulingan Assad merupakan bagian dari rencana kita untuk menghancurkan sekutu Iran, sama seperti rencana Israel menghancurkan Iran dengan memerangi Hizbollah di Lebanon tahun 2006. Israel kalah dalam perang ini. Akankah kali ini giliran musuh-musuh Assad yang kalah?"
Dan inilah yang membuat Robert Fisk merasa pesimis Amerika/Israel akan bisa memenangkan perang di Syria. Menurut laporan media Lebanon almanar.com hari Jum'at (19/4), lebih dari 4.000 orang pemberontak telah tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka dalam pertempuran tiga minggu terakhir. Perkembangan ini membuat para pejabat negara-negara barat cemas dengan kekalahan telak para pemberontak. Setidaknya akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk memulihkan kembali kekuatan para pemberontak.
Berbagai laporan tentang kemenangan tentara Syria juga diperkuat oleh laporan Direktur Defense Intelligence Agency (DIA) Michael Flynn kepada Komisi Militer Senat hari Sabtu (20/4). Menurut laporan ini "Presiden Bashar al Assad telah meningkatkan keunggulannya terutama dalam hal kekuatan meriam dan keunggulan udara, serta pemerintahan yang solid".
Sebaliknya tentang kekuatan pemberontak, laporan Michael Flynn menyebutkan, "tidak ada satupun kelompok oposisi yang mampu menyatukan kelompok-kelompok yang terpisah ke dalam satu strategi bersama untuk menghadapi regim."
Lebih jauh Flynn mengindikasikan bahwa senjata-senjata konvensional Syria mudah dipindah-pindahkan dan mampu menjangkau sebagian besar wilayah Iraq, Jordania, Turki dan Israel. Selain itu Syria juga memiliki rudal anti-kapal supersonik buatan Rusia, "Yakhont" yang memiliki jarak tembak sejauh 300 kilometer dan menjadi ancaman setiap kapal Amerika di kawasan Laut Mediterania.
Karena inilah semua maka Amerika dikabarkan kini tengah merencanakan untuk terjun langsung ke medan perang di Syria. Selanjutnya sekali lagi kita akan menyaksikan kekalahan memalukan mereka.
REF:
"Behind the Scenes: 4000 Militants Killed in Three Weeks"; almanar.com; 19 April 2013
"Beware wishful thinking. Assad isn’t going soon"; Robert Fisk; The Independent; 18 April 2013
"Damascus Maintains Military Advantage, Inner Circle Cohesive: DIA Chief"; almanar.com; 19 April 2013
baca jg, http://www.islamtimes.org/vsnfx1,d.673wma8,iw.html
ReplyDelete