Untuk memahami "teori konspirasi" pada peristiwa pemboman Boston baru-baru ini kita perlu memahami konstelasi politik dan dunia keamanan dan intelegensia Amerika. Sebelum terjadi Serangan WTC tahun 2001, sistem keamanan bandara-bandara dan pelabuhan utama Amerika dikelola oleh perusahaan-perusahaan jasa keamanan bentukan dinas inteligen Israel Mossad. Sementara mesin elektronik penghitungan suara pemilihan presiden yang memenangkan Presiden George W Bush secara kontroversial tahun 2000 adalah buatan Israel.
Dengan kondisi itu semua maka Serangan WTC 2001 bisa berlangsung dengan "lancar" meski harus melalui beberapa insiden tak diharapkan seperti tertangkapnya 5 orang agen yunior Mossad saat berpesta merayakan runtuhnya gedung WTC serta tertangkapnya sekelompok agen Israel lainnya dalam mobil van yang berisi bom saat hendak menghancurkan terowongan Holland and Lincoln di New York. Semua agen Israel itu akhirnya kembali ke negerinya tanpa harus menjalani proses hukum.
Lalu setelah Serangan WTC, penyerbuan Amerika ke Afghanistan dan Irak serta disyahkannya UU Patriot yang mengijinkan aparat keamanan memata-matai warga negara Amerika, tepatnya tahun 2005, Presiden Bush mengangkat Michael Chertof, mantan asisten Jaksa Agung yang mengepalai semua penyidikan atas tragedi Serangan WTC, sebagai kepala Department of Homeland Security (DHS). Chertof (penggantinya adalah Elena Kagan dan dilanjutkan oleh Janet Napolitano, keduanya zionis lesbian) dianggap berjasa menghilangkan jejak keterlibatan dinas inteligen Israel dan Amerika dalam peristiwa WTC 2001, di antaranya dengan melepaskan agen-agen rahasia Israel yang tertangkap serta pengiriman besi tua WTC ke Cina sebelum dilakukannya uji laboratorium tentang penyebab runtuhnya Gedung WTC secara "ajaib".
Dengan cepat, usai dilantik sebagai Direktur DHS, Chertof, seorang yahudi yang juga memiliki kewarganegaraan Israel, memborong semua perangkat vital yang dibutuhkan lembaga pemberantasan terorisme itu dari Israel serta menjalin kerjasama dengan Mossad untuk memberikan pelatihan kepada personil-personil DHS. Sebagai tambahan, baru-baru ini DHS telah memesan lebih dari 3.000 kendaraan lapis baja pengangkut personil dan 7.000 pucuk senjata laras panjang serta lebih dari 1 miliar butir peluru. Semuanya untuk mengantisipasi pemberontakan rakyat Amerika setelah mengetahui berbagai konspirasi busuk yang mereka alami. Agar tidak segan menembak mati warga Amerika yang mayoritas berkulit putih, sebagian besar personil DHS adalah warga etnis minoritas seperti kulit hitam dan hispanik mantan imigran gelap dari Mexico. Dan agar personil DHS mencintai Israel sebagai "tanah air kedua" mereka secara rutin dikirim ke Israel untuk mendapatkan "brainwashing" tentang Israel dan holocoust.
Dampaknya, alih-alih menjadi para patriot pembela negara, para personil DHS, juga sebagian aparat keamanan dan inteligen Amerika, justru lebih mencintai Israel sebagai negaranya.
Maka ketika kita mendengar kabar dari seorang peserta marathon dari University of Mobile, Ali Stevenson, bahwa peristiwa pemboman Boston bersamaan dengan adanya "latihan keamanan", peristiwa sebenarnya menjadi lebih jelas. "latihan keamanan" tentu saja melibatkan DHS dan underbow-underbow-nya: perusahaan-perusahaan kontraktor keamanan seperti Blakcwater dan Craft International. Dan hal ini terkonfirmasi dengan adanya bukti kehadiran sekelompok personil Craft International lengkap dengan perlengkapan operasionalnya.
"Latihan keamanan" tentu juga melibatkan para rekrutan DHS ataupun lembaga keamanan lainnya seperti FBI. Dan dalam kasus pemboman Boston, 2 orang kakak beradik rekrutan FBI berdarah Chechnya Dzhokhar Tsarnaev kakaknya Tamerlan Tsarnaev (dipilih karena beragama Islam sehingga mudah untuk dimainkan isu anti-Islam) terlibat sebagai figuran yang ditugaskan menempatkan tas berisi bom palsu. Malang bagi keduanya, ketika ternyata terjadi serangan bom sungguhan yang tidak mereka sangka-sangka, merekalah yang dijadikan sebagai tersangkanya.
Bagi yang pernah menonton film "The Shooter" akan memahami semua konspirasi ini. Dalam film ini digambarkan tentang seorang penembak jitu (sniper) marinir yang direkrut oleh dinas rahasia Amerika untuk menjalankan satu misi patriotik. Namun setelah ia menjalankan misinya, ia justru dijadikan sebagai tersangka dan dikejar-kejar aparat keamanan.
Bukti bahwa mereka berdua hanya sebagai korban "jebakan" telah diungkapkan oleh orang tua keduanya. Berbicara kepada Wall Street Journal dari Makhachkala, Republik Dagestan, Rusia, sang ayah mengungkapkan bahwa Tamerlan dan adiknya yang tinggal di Amerika selama 10 tahun pernah diinterogasi oleh FBI tahun 2011.
“Itu semua bohong. Mereka adalah anak-anak saya. Saya kenal betul mereka," kata sang ayah.
PERSONIL CRAFT INTERNATIONAL, PERANG INTERNAL INTELIGEN
Tiga hari setelah pemboman FBI baru bisa mengeluarkan foto buram tentang tersangka pemboman yang diduga adalah Dzhokhar dan kakaknya Tamerlan. Sementara pada saat yang sama di dunia maya telah beredar foto-foto yang menunjukkan keterlibatan para personil Craft International dalam peristiwa tersebut.
Craft Internasional adalah perusahaan jasa keamanan yang didirikan di Texas tahun 2009 oleh seorang mantan sniper pasukan khusus AL Amerika, NAVY SEAL. Perusahaan yang memiliki motto "Kekerasan Memecahkan Masalah" dan berlogo tengkorak ini secara intensif terlibat dalam misi keamanan di Irak selama pendudukan Amerika.
Mari kita lihat foto-foto berkualitas "sejernih kaca" di atas. Tidak ada motif lain bagi para profesional kemiliteran dan inteligen dari Craft Internasional berkumpul di dekat lokasi pemboman lengkap dengan perlengkapan "tempur" mereka termasuk mobil pusat komando, kecuali mereka terlibat dalam peristiwa pemboman tersebut. Namun alih-alih memburu para personil Craft International, FBI justru memburu terduga pelaku yang gambarnya buram.
Lalu bagaimana gambar-gambar tersebut bisa "bocor" ke publik sehingga menghancurkan kredibilitas skenario resmi pemerintah tentang keterlibatan "ekstremis Chechnya"?
Saya (blogger) berpendapat bahwa gambar-gambar tersebut dibocorkan oleh aparat inteligen Amerika yang cukup patriot, yang tidak menyukai dominasi Israel di dalam dunia inteligensia Amerika. Insya Allah tidak lama lagi akan saya "perang internal" antar aparat ingeligen Amerika terkait dominasi Israel.
Pemerintah Amerika dan media massa "mapan" bisa saja berkukuh kakak beradik Dzhokhar dan Tamerlan sebagai pelakunya. Namun seluruh aparat inteligen dan keamanan serta seluruh rakyat Amerika yang cukup cerdas telah mengetahui siapa pembom Marathon Boston. Tinggal tunggu waktunya saat puluhan juta warga Amerika yang bersenjata api melakukan pemberontakan. Dan pada saat itulah kita mengetahui apa tujuan dibentuknya DHS serta langkah mereka membeli perlengkapan perang.
REF:
"BREAKING: Photo surfaces of 'The Craft' mobile communications van at Boston marathon"; Mike Adams, NaturalNews.com; 20 April 2013
"US most obvious false flag attack yet"; Gordon Duff; Press TV; 20 April 2013
wajah baru dari dunia akan hadir,
ReplyDeleteberawal dari suriah hingga ke saud yang meruntuhkan kediaman nabi,
semuanya akan hancur.
sama konspirasinya seperti dalam film total racall.
bang nama akun fbnya apa.?