PENGANTAR:
Saya (blogger) sebenarnya tertarik untuk lebih banyak menulis tentang kondisi politik di Indonesia yang diwarnai dengan fenomena semakin menguatnya pengaruh zionis internasional di negeri ini: "kriminalisasi" PKS oleh KPK, kenaikan harga BBM, kunjungan politisi Golkar ke parlemen Israel, larangan Polwan berjilbab, pembunuhan para "teroris" tanpa proses pengadilan, pengaturan bunyi adzan di masjid-masjid, dll. Namun saya lebih tertarik lagi untuk mengamati fenomena dimana zionis internasional mulai "patah kakinya", yaitu di Syria.
***
Lagi-lagi Iran berhasil mempecundangi zionis internasional. Setelah Irak, yang dahulunya adalah musuh Iran, jatuh ke dalam pengaruh Iran paska penarikan pasukan Amerika, kini pengaruh Iran semakin kuat di Syria dan seluruh kawasan setelah regim Syria semakin menunjukkan tanda-tanda kemenangan.
Ketika milisi-milisi Hizbollah berhasil memainkan perannya sebagai "pengubah permainan" di medan perang Syria, negara patronnya, Iran, muncul sebagai pemenang terbesar dalam persaingan regional memperebutkan pengaruh antara Iran dan blok perlawanan anti-zionis melawan musuh-musuhnya.
“Ini merupakan kemenangan bagi kelompok Iran, Syria, Irak dan Hezbollah atas kelompok yang didukung Amerika.” Demikian pernyataan Mohammad Obaid, analis politik Lebanon, mengomentari kemenangan pasukan Syria di medan perang.
Sedangkan Mustafa Alani, Direktur lembaga kajian yang berpusat di Dubai, Gulf Research Council, menganggap saat ini medan perang di Syria telah berubah menjadi medan perangnya Iran. Bila Iran menang di Syria, maka ia juga bakal memenangkan peperangan yang lebih luas, yaitu perebutan pengaruh di kawasan Timur Tengah melawan Amerika dan sekutu-sekutu regionalnya.
“Ini adalah tentang hegemoni kekuasaan di kawasan," kata Alani.
Menurut Obaid, kemenangan Iran di Syria yang ditandai dengan tetap bertahannya regim Bashar al Assad akan menjamin kontrol Iran atas kawasan yang luas yang mencakup Lebanon, Syria, Irak dan Iran yang menjadi ancaman serius bagi eksistensi negara Israel.
Obaid menilai Iran telah berusaha untuk tidak tampak terlalu terlibat dalam konflik di Syria dengan tidak mengirimkan personil militernya secara langsung dan hanya memberikan bantuan logistik dan senjata kepada regim Bashar al Assad. Hal ini demi mengurangi risiko munculnya konflik sektarianisme antara penganut Shiah dan Sunni. Namun dengan perhitungan yang tepat, Iran berhasil memanfaatkan asetnya yang berharga, Hizbollah, untuk mengalahkan musuh-musuhnya di Syria.
"Hizbollah merupakan bagian dari strategi Iran," kata Obaid.
Kekecewaan atas perkembangan di Syria juga diungkapkan oleh Amr al-Azm, gurubesar sejarah Shawnee State University di Ohio, Amerika, yang juga seorang keturunan Syria yang menjadi aktifis pendukung oposisi Syria. Amr mengibarkan apa yang dilakukan Amerika atas Syria dan apa yang dilakukan Iran sebagai orang yang hanya bicara (Amerika) dan orang yang berjalan (Iran).
Paska kegagalan "proyek" pengamanan Irak dan Afghanistan untuk kepentingan zionis internasional, Amerika memang menjadi lebih berhati-hati untuk melibatkan diri secara langsung dalam konflik di Timur Tengah. Apalagi dengan risiko yang jauh lebih berat lagi mengingat Amerika harus berhadapan muka dengan muka dengan Iran, Rusia dan Cina.
ASSAD TIRU HIZBOLLAH UNTUK BEBASKAN GOLAN, TOLAK IMING-IMING BARAT
Sementara itu dalam wawanca dengan media Lebanon "Al Akhbar" baru-baru ini Presiden Syria Bashar al-Assad menekankan bahwa "permainan" telah hampir selesai, merujuk pada kemenagan strategis tentara Syria di al Qusayr, dan kini pasukannya tengah berkonsentrasi untuk membersihkan kantong pertahanan terakhir pemberontak di Aleppo.
Assad juga mengungkapkan bahwa baru-baru ini negara-negara barat telah memberikan tawaran "menggiurkan" berupa kerjasama pembangunan kembali Syria serta kerjasama pengolahan sumber-sumber migas yang baru-baru ini ditemukan dalam jumlah besar di sepanjang pantai Syria.
"Bahkan IMF yang berpusat di Amerika, telah menawarkan kepada saya kesepakatan "baik hati" berupa pinjaman lunak senilai $21 miliar ," kata Assad.
Menurut Assad tawaran tersebut ditolaknya mentah-mentah. Menurutnya, proyek-proyek rekonstruksi Syria paska perang akan diberikan kepada sekutu-sekutu Syria termasuk Cina dan Rusia. Sebagai perbandingan, Presiden Mesir yang juga tokoh Ikhwanul Muslimin, Mohammad Moersi, tidak kuasa untuk menolak "bantuan" IMF senilai $3 miliar sekaligus mengkhianati keyakinannya sendiri tentang riba. Sementara para pemimpin Hamas seperti Khaled Meshal dan Ismail Haniyeh berharap mendapat bagian dari Moersi hingga rela mengkhianati Bashar al Assad.
(Seperti kita ketahui, Bashar al Assad adalah pendukung kuat gerakan Hamas dan pelindung bagi para pemimpin Hamas di luar negeri pada saat semua negara Arab menolak mereka karena tekanan Amerika-Israel. Selama bertahun-tahun Hamas membuka markas perwakilan luar negerinya di Damaskus. Namun ketika terjadi konflik, Hamas memilih mengkhianati Bashar dan bergabung dengan pemberontak).
Assad juga menyinggung tentang pembebasan Dataran Golan yang menurutnya adalah masalah yang sangat serius. Dalam hal ini ia menyatakan bahwa Syria akan mencontoh model perlawanan Hizbollah yang mampu mengusir Israel dari Lebanon selatan tahun 2000 setelah diduduki sejak tahun 1982. Syria sebenarnya berhasil merebut kembali Dataran Golan dalam Perang Yom Kippur tahun 1973. Namun karena pengkhianatan Presiden Mesir Anwar Sadat serta bantuan tak terbatas Amerika, Israel menduduki kembali wilayah yang diduduki Israel dalam Perang 6 Hari tahun 1967. Untuk selengkapnya bisa dilihat disini: http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/09/sadat-khianati-syria-dalam-perang-yom.html#.UbligqBaftk).
REF:
"Iran emerging as victor in Syrian conflict"; Liz Sly; Washington Post; 12 Juni 2013
"Al-Assad: Game Over...We Seek Hizbullah Model for Resistance in Golan"; almanar.com.lb; 10 Juni 2013
pemikiran anda sangat membuka mata saya akan aksi yang belakangan sering di alami kaum muslimin yang begitu mudah di adu domba
ReplyDeletesalam persatuan gan...
ReplyDeleteentah ya kalau baca berita tentang indonesia langsng sumpek maaf agak muak bukan taK CINTA indoneia ya saya rasa BANYAKsakit hatinya .biarlah pasti ada UJUNGNYA.kalau berrita iran atau syria apa lagi ada kemajuan kemenangan pihak tentara asaad wihhh senangnya .diajak berundng sombongnya para teroris seolah olah mereka paling hebat paling jagoan ternyata bala bantuan majikan mereka tak ada yang berani zone larangan terbang tak bisa .intervensi nato dan amerika tak kunjung datang.saya yakin takut dengan s300 rusia saya yakin kapal perang dan kapal induk rusia siap dengan kemungkinan paling terburuk jika nanti amerika nato terlibat senjata canggih sudah siap diopersikan maupun logistik sudah siap dikapal kapal rusia sekaLIpun turki terlibat s400 siap dioperasikan dari wilayah rusia posisi turki jadi tak menguntungkan jelas perang dg suriah sama dengan perang dengan rusia .cuma cara airdogan sama seperti pecundang cara yang tak layak sebagai seorang pemimpin sungguh nyata nyata munafik dan tukang pitnah kini kekalahan teroris di suriah tak sempat di fikirkannya karena sibuk ngurusi masalah internalnya.saya yakin dia akan jatuh sebagai pecundang .bravo untuk rakyat suriah dan tentaranya juga presiden basyar asad yang lembut dan santun semoga ini batu ujian yang akan membuat suriah tambah kuat dan tegar tanpa INI mereka ak akan berbenah diri ini momen yang tepat asad berbenah diri seperti iran dan hisbullah
ReplyDeletesebuah artikel yang sangat bagus dengan pendekatan sudut pandang yang luas sehingga menemukan dimensi kebenaran dalam segi ulasan maupun cara menyajikan yang menimbulkan rasa kagum dan kesadaran kembali..yang dulunya tertipu analisa zionisme..di negara kita dan antek anteknya..anda telah mencerahkan kembali..dan mendudukkan kembali posisi inden penden cara berfikir masarakat kita yang kerap kali teracuni mas media populeh anda sebagai alternatif media..terimakasih teruskan dalam berkarya..teruskan dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan selamat berjuang
ReplyDelete