Selama pemberontakan Maccabea pada abad pertama sebelum masehi, sejarah mencatat kebrutalan orang-orang yahudi yang menggoncangkan bangsa-bangsa beradab di dunia kala itu. Saat itu, usai berhasil mengalahkan pasukan Yunani yang kala itu berkuasa di Palestina, Siprus dan sekitar Afrika Utara, orang-orang yahudi melakukan pembantaian massal terhadap orang-orang Yunani dan Romawi (kulit putih) dengan cara-cara yang tidak pernah dilihat umat manusia sebelumnya: menguliti mayat, memutilasi mayat-mayat dan kemudian merebus dagingnya, menjadikan usus manusia yang dikeringkan sebagai ikat pinggang, menyula (menusukkan tombak ke dubur hingga kerongkongan), mencungkil mata, dan menyalib (memaku tangan dan kaki di atas tiang kayu) dll.
Dalam bentuk yang tidak kalah brutal, orang-orang Arab jahiliah (sebelum kedatangan Islam) pun suka melakukan hal-hal seperti itu. Sejarah Islam mencatat seorang wanita yang memusuhi Nabi Muhammad S.A.W bernama Hindun, melakukan mutilasi terhadap jasad paman Nabi S.A.W, Hamzah (semoga Allah merahmatinya) dan memakan jantungnya mentah-mentah. Setelah kedatangan Islam, Nabi Muhammad melarang umat Islam melakukan perbuatan-perbuatan biadab seperti merusak mayat (mutilasi), meskipun itu adalah mayat musuh yang dibenci. Namun setelah wafatnya Nabi Muhammad S.A.W, kebiasaan jahiliah tersebut muncul kembali.
Sejarah awal Islam mencatat beberapa peristiwa biadab yang dilakukan umat Islam seperti mayat Muhammad bin Abu Bakar (putra Sahabat dan menantu Nabi S.A.W serta khalifah pertama Abu Bakar) yang dimutilasi, kemudian dimasukkan ke dalam perut bangkai onta dan selanjutnya dibakar, atas perintah gubernur Mesir Amr bin Ash (juga seorang "sahabat" Nabi S.A.W). Selanjutnya mayat Hujur bin Adi yang dimutilasi dan dibuang ke tempat sampah atas perintah penguasa Damaskus, Muawiyah bin Abu Sufyan (putra dari Hindun si pemakan jantung bangkai manusia). Namun yang paling biadab tentu saja adalah pembantaian terhadap keluarga cucu Nabi, Husein bin Ali dan keluarga dan pengikutnya di padang Karbala, ketika semua yang melekat di badan dijarah, kepala-kepala dipotong dari tubuhnya, dan jasad-jasad diinjak-injak puluhan pasang kaki kuda. Semua itu dilakukan atas perintah Jazid bin Muawiyah (cucu dari Hindun si pemakan jantung bangkai manusia).
14 abad Hijiah dan 20 abad Masehi telah berlalu, namun ternyata mental keji dan biadab itu masih belum hilang. Yang berbeda adalah orang-orang yahudi sudah jauh lebih "cerdik" sementara orang-orang Arab masih saja barbar.
Dunia baru saja dikejutkan dengan aksi biadab para pemberontak Syria yang menyembelih 3 orang Kristen di pinggiran kota Homs. Ini terjadi hanya beberapa minggu setelah seorang pemberontak lainnya melakukan mutilasi terhadap jasad seorang tentara Syria, merobek dadanya dan memakan jantungnya mentah-mentah, persis seperti yang dilakukan Hindun. Itulah barbarismenya orang-orang Arab.
Lalu apa yang dilakukan orang-orang yahudi?
Memang, berbagai aksi barbar orang-orang yahudi masih terekam kuat dalam sejarah modern seperti apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang Kristen Rusia dan Ukraina paska Revolusi Bolshevik serta terhadap orang-orang Palestina selama Perang Arab-Israel tahun 1940-an yang tidak perlu dijelaskan bentuk-bentuknya. Namun kini mereka melakukannya dalam bentuk yang lebih "cerdik"
Sepuluh tahun lalu British Medical Journal mengeluarkan laporan mendetil lebih dari 600 kasus penembakan pasukan penembak jitu Israel atas anak-anak Palestina. Anak-anak itu ditembaki dari jarak jauh saat berjalan di jalanan atau saat bermain di halaman sekolah.
Chris Hedges, dalam satu artikelnya berjudul “Gaza Diary,” mendeskripsikan kesaksiannya tentang aksi penembak jitu Israel yang memburu dan menembak mati anak-anak Palestina:
“Kemarin di tempat ini tentara Israel menambak 8 anak Palestina. Siang ini mereka membunuh anak berumur 11 tahun bernama Ali Murad, dan melukai dengan serius 4 anak lainnya. Anak-anak juga telah ditembaki dalam konflik-konflik bersenjata di tempat lain, namun saya tidak pernah menemukan tentara-tentara memburu anak-anak seperti memburu tikus dan membunuhnya hanya untuk kesenangan.”
Meski tidak diakui secara resmi, membunuhi anak-anak kecil Palestina secara "de facto" merupakan "kebijakan" Israel. Beberapa waktu lalu Tentara Israel memproduksi baju kaos bergambar wanita Pelestina yang tengah hamil di tengah lingkaran pembidik, dengan tulisan di bawahnya: "satu tembakan, 2 tewas sekaligus".
Lalu mengapa para zionis dan pemberontak Syria merasa berhak untuk melakukan tindakan-tindakan keji seperti tersebut di atas? Para zionis menganggap mereka sebagai "orang-orang pilihan" yang berhak melakukan apapun pada orang lain. Sementara para pemberontak Syria, yang adalah para pengikut faham takfiri-wahabi-salafi juga menganggap mereka sebagai "orang-orang pilihan" dan menganggap selain mereka sebagai "kafir". Mereka pada dasarnya adalah orang-orang yang sama, yaitu para pengikut dajjal.
Yang menarik adalah bahwa para takfiri-wahabi-salafi di Syria itu dengan bangga mengklaim sebagai pengikut Hindun si pemakan bangkai. Mereka menamakan diri sebagai "Batalyon Jazid bin Muawiyah", "Brigade Muawiyah" dan lain sebagainya. Mereka bahkan membongkar makam Hujur bin Adi.
Maha besar Allah yang telah menunjukkan kebenaran dengan cara yang sangat menakjubkan di Syria.
REF:
"How are Takfiris, Zionists alike?"; Dr. Kevin Barrett; Press TV; 29 Juni 2013
Tentara Sufyani (L.A, keturunan Abu Sufyan, musuh Imam Mahdi telah muncul di Syams.
ReplyDeleteadakah hadis menyebut pemakan jantung ni akan hadir kembali disyria...
ReplyDeletekedengkian terhadap hujur b adi seolah-olah kebencian terhadap pecinta ali kw,mereka yg membenci ali adalah si munafik