Wednesday, 24 July 2013

"PERLAWANAN" TIDAK MUNGKIN TERISOLIR

Gerakan dan semangat "Perlawanan" merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat Lebanon, karenanya tidak mungkin bisa diisolir dan setiap upaya untuk menghancurkannya akan mengalami kegagalan.

Demikian pernyataan yang disampaikan pemimpin Hizbollah Sayyed Nasrallah pada acara tahunan buka bersama bertema "Islamic Resistance Support Organization" yang digelar hari Jumat (19/7). Dalam kesempatan tersebut Nasrallah kembali mengajak semua kekuatan politik di Lebanon untuk berdialog mengenai strategi pertahanan nasional terhadap ancaman Israel serta menghormati eksistensi Tentara Nasional Lebanon.

Sayyed Nasrallah menyebut peran penting "Perlawanan Islam" selama beberapa tahun berselang, terutama setelah agresi Israel tahun 1993, 1996 dan tahun-tahun setelahnya, dalam meneguhkan kesepakatan bersama untuk melindungi rakyat Lebanon dan menjamin keseimbangan kekuatan dengan musuh.

Nasrallah menegaskan bahwa "Perlawanan" mampu untuk menangani semua kesulitan yang dihadapi, sementara musuh (Israel) terpaksa harus menata ulang strateginya setelah apa yang mereka alami dalam beberapa bulan berselang. Menurutnya dalam setiap kesempatan pertempuran mendatang, Israel akan lebih mengkhawatirkan keamanan wilayahnya sendiri sebelum berfikir menyerang musuh di luar.

"Dalam pertempuran-pertempuran mendatang mata musuh akan tertuju pada wilayah Galilee sebelum melihat Beirut… dan sejak saat ini tidak ada musuh yang bisa menyerang Lebanon tanpa harus membayar mahal."

Sebagai perbandingan dalam serangan Israel ke Lebanon tahun 1982 Israel dengan mudah menguasai sebagian besar wilayah Lebanon dan mengepung Beirut. Namun dalam perang tahun 2006 Israel harus menumpahkan darah ratusan tentaranya untuk memasuki beberapa ratus meter wilayah Lebanon sebelum akhirnya dipukul mundur sama sekali. Padahal pada tahun 1982 di Lebanon masih terdapat ribuan pasukan pejuang Palestina dan pasukan Syria selain tentara reguler Lebanon, sementara tahun 1982 Israel hanya berhadapan dengan Hizbollah dan milisi-milisi "Perlawanan" Lebanon dan tentara Lebanon menghindar dari pertempuran.

"Perlawanan, yang menang pada tahun 1982, 2000, dan 2006, mampu menghancurkan "rencana baru Timur Tengah" musuh, maka wajar kalau karenanya menjadi sasaran. Sebagai tambahan dari konfrontasi-konfrontasi  militer dengan musuh, kami telah menjadi sasaran di bidang militer, keamanan, budaya dan sosial. Ketika "Perlawanan" tidak lagi menjadi sasaran, ini berarti kita sudah tidak lagi menjadi kekuatan yang efektif dan musuh tidak lagi takut."

Menurut Nasrallah semua pencapaian "Perlawanan Islam" tersebut merupakan hasil dari visi yang benar, tujuan yang jelas, tugas dan jalan yang ditempuh sebagaiman juga halnya keyakinan dan kegigihan serta harapan.

"Saya ingin meyakinkan kita semua bahwa semangat perlawanan (anti-Israel) ini adalah berdasarkan pada alasan yang kuat dan kemenangan-kemenangan yang telah tercapai meneguhkan efektifitas semangat perlawanan ini. Tidak ada yang bisa menjamin keamanan Lebanon dari ancaman Israel. Apa yang melindungi Lebanon adalah kemandirian dan meneguhkan kekuatan untuk membuat musuh gentar."

Menurut Sayyed Nasrallah kekuatan yang dimiliki "perlawanan" didapatkan dari rakyat yang tidak melihatnya sebagai sebuah partai atau organisasi, melainkan sebagai semangat keteguhan rakyat yang telah mengorbankan anak-anak dan orang-orang yang mereka cintai.

"Semua pihak yang berusaha menghancurkan "perlawanan" akan mengalami kegagalan," kata Nasrallah.

Sayyed Nasrallah juga menyatakan keheranannya atas sebagian pihak internal di Lebanon yang mengatakan Lebanon telah aman dari ancaman Israel. Ia menyebut hal itu sebagai orang yang "kurang beruntung", karena nafsu serakah Israel tidak pernah berhenti.

Mengenai isu keamanan nasional dan senjata Hizbollah, Nasrallah menyatakan bahwa Hizbollah siap untuk melakukan dialog dengan semua pihak tentang hal tersebut dalam konteks keamanan nasional. Namun selama ini tidak ada pihak yang menanggapi ajakan tersebut.

"Kami telah mengajukan beberapa proposal strategi keamanan nasional, namun tidak ada yang mendiskusikannya di atas meja dialog. Ini karena mereka tidak pernah menganggap serius masalah strategi pertahanan nasional. Apa yang mereka inginkan adalah, "hei kawan, berikan senjatamu dan biarkan Tuhan melindungi kita!""

"Kita harus melakukan negosiasi dan menemukan jalan keluar. Tidak peduli betapapun sulitnya hal itu, kita harus saling bertemu. Di bulan suci ini, meskipun banyak terjadi perselisihan politik dan tuduhan-tuduhan, saya katakan bahwa tangan kami terbuka dan kami siap melakukan dialog."




REF:
"Sayyed Nasrallah: Resistance Can’t be Isolated, Enemy Eye on Galilee in any War"; AlManar.com.lb; 20 Juli 2013

No comments:

Post a Comment