Thursday, 5 September 2013

INSIDEN SERANGAN "FALSE FLAG" ISRAEL YANG GAGAL

(RUSIA KIRIM LAGI 2 KAPAL PERANG)

Maju mundurnya Amerika untuk menyerang Syria rupanya membuat Israel jengkel. Dalam kegalauannya itu Israel pun meluncurkan 2 rudal jelajah atau ballistik (berita running text TVOne menyebutkan sebagai rudal ballistik, yaitu rudal yang ditembakkan ke angkasa dan jatuh ke sasaran dengan gaya gravitasi. Adapun rudal jelajah adalah rudal yang sejak ditembakkan hingga mencapai saaran digerakkan dengan mesin roket atau jet dan terbang dalam ketinggian rendah dan kecepatan di bawah kecepatan suara) dengan maksud untuk memicu peperangan. Namun rudal-rudal tersebut ditembak jatuh oleh Amerika.

Satu-satunya berita yang saya dapat dari media-media Indonesia adalah running text di TVOne, hari Selasa (3/9) sebagaimana tersebut di atas. Lebih jelasnya berita tersebut berbunyi sbb: "Syria mendeteksi peluncuran 2 rudal ballistik di Laut Mediterania."

Tidak ada penjelasan tentang siapa yang meluncurkan rudal-rudal tersebut dan dalam rangka apa? Hanya diketahui kemudian Israel mengaku telah meluncurkan rudal pertahanan udara "Sparrow" sebagai bagian dari program latihan militer bersama dengan Amerika.

Klaim Israel tersebut sangat aneh. Pertama, tidak ada pengumuman sebelumnya tentang adanya latihan militer Israel-Amerika di Laut Mediterania. Kedua, peluncuran rudal "Sparrow" sama sekali bertentangan dengan spesifikasi rudal yang dideteksi oleh radar Syria dan Rusia. "Sparrow" diluncurkan oleh kapal di permukaan laut dan berdaya-jangkau jarak pendek, sementara saat itu tidak ada satupun kapal Israel berada di sekitar lokasi penembakan. Jadi jika Israel mengaku telah meluncurkan rudalnya, maka satu-satunya kemungkinan adalah peluncuran rudal balistik atau jelajah dari kapal selam "Dolphin" buatan Jerman yang dimiliki Israel.

Amerika sendiri awalnya diam seribu bahasa tentang insiden tersebut meski dipastikan dengan keberadaan kapal-kapal perangnya di kawasan itu Amerika juga mengetahui peluncuran tersebut. Amerika awalnya bahkan menolak klaim Israel tentang program latihan militer bersama, meski kemudian mendukung klaim tersebut. Namun Rusia memberikan komentar keras atas insiden tersebut meski tidak secara tegas menuduh Israel.

“Saya sangat tidak mengerti bagaimana seseorang bisa bermain-main dengan senjata dan rudal-rudal di kawasan ini, saat ini," kata wakil menhan Rusia  Anatoly Antonov kepada media massa, Selasa (3/9), merujuk pada ketegangan antara Syria-Rusia dengan Amerika di Laut Mediterania (Laut Tengah).

"Saya ingatkan bahwa Laut Mediterania berdekatan dengan perbatasan Rusia," tambah Antonov.

Saat ini di kawasan Laut Mediterania Amerika telah menempatkan 5 kapal perusak, 3 kapal selam nuklir, 4 frigat, 1 kapal angkut ampibi, dan beberapa kapal pendukung. Sementara Rusia memiliki 1 kapal jelajah berat, beberapa kapal pendukung, 2 kapal selam nuklir dan 1 kapal pengintai. Dalam waktu dekat beberapa kapal perang Amerika dan Rusia juga bakal berkumpul di kawasan itu, termasuk kapal induk USS Nimitz milik Amerika.

Sementar itu di kawasan tersebut Israel juga menempatkan 3 kapal selam "Dolphin" buatan Jerman yang memiliki kemampuan meluncurkan rudal-rudal jelajah dan balistik nuklir. Satu "Dolphin" di antara ketiganya tenggelam oleh torpedo buatan Rusia yang ditembakkan dari helikopter Syria awal bulan Mei lalu. Bangkai kapal dan awaknya tidak pernah ditemukan sampai saat ini.

Baik kapal-kapal Amerika maupun Rusia dilengkapi dengan sistem pertahanan udara dan laut yang canggih. Sistem pertahanan kapal-kapal Rusia didukung oleh satelit-satelit dan radar-radar canggih yang mampu menjangkau kawasan Laut Mediterania dari wilayah Rusia. Amerika pun didukung oleh sistem yang sama ditambah pesawat-pesawat mata-mata AWAC yang mampu memonitor lalu-lintas udara dari Iran hingga Italia.

Lalau bagaimana "nasib" rudal-rudal yang diluncurkan Israel tersebut?

Kapal-kapal perang Amerika yang berada pada titik terdekat peluncuran rudal Israel tersebut tentu dengan cepat mampu mendeteksi rudal-rudal tersebut, dan tentu juga memiliki kemampuan menembak jatuh rudal-rudal tersebut. Patut diduga rudal-rudal tersebut ditembak jatuh oleh Amerika, meski baik Amerika mapun Israel tidak pernah mengakuinya. Penembakan tersebut tentu didasarkan pada 2 hal. Pertama, karena rudal-rudal tersebut terbang di kawasan yang berada dalam kontrol militer Amerika sehingga dianggap membahayakan kapal-kapal perang Amerika. Kedua, ada kemungkinan Amerika mengetahui peluncuran rudal-rudal Israel tersebut ditujukan untuk memicu perang yang sampai saat ini belum disetujui Amerika, dan karenanya rudal-rudal tersebut ditembak jatuh.

Keberhasilan Amerika mengatasi insiden rudal Israel tersebut adalah satu poin yang patut diapresiasi, karena di masa lalu Amerika seringkali gagal mengantisipasi insiden-insiden semacam itu.

* Tahun 1967 Amerika gagal menghentikan serangan udara dan laut oleh Israel terhadap kapal USS Liberty yang mengakibatkan 40 lebih pelaut Amerika tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini dilandasi motif Israel untuk menyeret Amerika ke dalam perang melawan Mesir.

* Tahun 1986, Irak menembakkan rudal anti-kapal yang ditembakkan dari pesawat terbang, menghantam kapal perang USS Stark, menewaskan beberapa pelaut Amerika dan nyaris menenggelamkan kapal tersebut.

* Tahun 1987, kapal perang USS Vincennes menembak jatuh pesawat komersial Iran dan menewaskan 290 penumpangnya.

* Tahun 1996, pesawat penumpang TWA-800 ditembak jatuh di lepas pantai New York, Amerika oleh kapal perang Amerika.

* Tahun 2000, 2 teroris meledakkan bom di haluan kapal USS Cole yang tengah bersandar di pelabuhan Yaman, mengakibatkan kerusakan hebat dan menewaskan belasan pelaut Amerika di dalamnya.

* Tahun 2001, gedung Pentagon yang dilengkapi sistem pertahanan udara canggih gagal mengantisipasi serangan pesawat teroris (atau rudal jelajah) yang menghancurkan salah satu sisinya.


RUSIA KIRIMKAN LAGI 2 KAPAL PERANG

Di tengah-tengah ketegangan antara Rusia dan Amerika terkait rencana serangan militer Amerika terhadap Syria, Rusia kembali mengirimkan kapal-kapap perangnya ke kawasan Laut Mediterania yang berdekatan dengan Syria. Kali ini Rusia mengirim 3 kapal perangnya termasuk kapal jelajah berpeluru kendali "Moskva", yang akan menjadi kapal komando satuan laut Rusia di kawasan tersebut.

"Kapal jelajah Moskva tengah berlayar menuju Selata Gibraltar. Dalam waktu sekitar 10 hari akan memasuki kawasan Timur Mediterania dimana kapal itu akan mengambil alih komando gugus tugas laut di kawasan itu," kata seorang pejabat militer Rusia yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada para awak media massa di Moskow, Rabu (4/9).

"Moskva" akan didampingi oleh 2 kapal perang lainnya, sebuah destroyer dari armada Laut Baltik dan sebuah frigat dari Armada Laut Hitam yang diperkirakan tiba di kawasan tersebut hari Jumat (6/9).

Pada tgl 1 September lalu Rusia telah mengirimkan kapal pengintai "Priazovye". Minggu lalu menhan Rusia mengumumkan pengiriman kapal-kapal beberapa Rusia termasuk "Moskva" ke Laut Mediterania untuk "tugas rutin".




REF:
"'Schlock and Awe,' Israel missile test fraud"; Gordon Duff; Veterans Today; 4 September 2013
"Russian defense official warns Israel on missile launch in Mediterranean"; Press TV; 4 September 2013
"Russia sends missile cruiser to Eastern Mediterranean"; Press TV; 4 September 2013

3 comments:

  1. begitu inginkan perang

    -Rudal israel dilancar ke timur mediteranean jatuh ke laut
    -sistem russia mendeteksi
    -israel mengaku...sedang berlatih perang dengan us
    -namun itu semua dalih israel
    -Jurucakap us dihubungi menyatakan mereka tak tau apa-apa
    -demikian dalih inginkan perang
    The US denies reports that it has carried out a joint missile test with Israel in the Mediterranean Sea. The US Navy announced that it did not fire any missiles from ships in the region.
    http://www.presstv.ir/detail/2013/09/03/321878/us-rejects-mediterranean-missile-launch/



    ReplyDelete
  2. begitu ceritanya

    TEHRAN (FNA)- An urgent action report prepared by the Russian Defense Ministry for President Putin said that the two Israeli ballistic cruise missiles which were fired by an Israeli Dolphin-class submarine in the Eastern Mediterranean, near the Syrian waters, on September 3 were destroyed by the US Navy, adding that Tel Aviv was about to start the war on Syria on that day.
    A new urgent action report prepared by the Russian Ministry of Defense (MoD) for President Putin stated that specialized forces operating the highly advanced Vityaz air defense system in the Southern Military District detected the launching of two Popeye Turbo SLCM ballistic cruise missiles from an Israeli Dolphin-class submarine patrolling in the Eastern Mediterranean whereupon they were “nearly immediately” destroyed by a US Navy Arleigh Burke guided missile destroyer operating in the same region
    http://english.farsnews.com/newstext.aspx?nn=13920616001062

    ReplyDelete
  3. To abu bakar
    Terima kasih atas informasinya. Terkonfirmasi sudah berita itu.

    ReplyDelete