Sudah menjadi pemahaman umum bahwa faham neo-liberalisme yang saat ini telah melingkupi segala sendi kehidupan negara, adalah sumber dari segala permasalahan bangsa ini. Tidak hanya mencakup kesejahteraan rakyat yang terabaikan, namun juga tergadainya harga diri bangsa oleh kepentingan asing. Namun sayangnya, sangat jarang calon pemimpin bangsa ini, khususnya mereka yang tengah gencar berkampanya untuk pilpres 2014 mendatang, yang berani secara terang-terangan menyatakan penolakannya terhadap faham neo-liberalisme ini.
Bahkan kandidat presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, yang dalam kampanye wapres tahun 2009 lalu cukup vokal menyatakan penolakannya terhadap faham neo-liberalisme, kali ini tiba-tiba "melempem". Belum apa-apa ia bahkan telah membuat pernyataan: tidak anti-asing, yang bisa ditafsirkan sebagai "pro-asing" atau pro-neoliberalisme.
Maka apa yang dikatakan oleh Ketua KPK Abraham Samad berikut ini terasa sangat merdu di telinga saya.
"Pemerintah bullshit (omong kosong). Sebetulnya kita tidak perlu lagi impor," tegas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, saat memberi pembekalan di Rapimnas V Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (23/11).
Abraham Samad mengatakan, pemerintah masih melakukan impor karena terlibat dengan pengusaha hitam dan mafia impor. Akibatnya, regulasi dibolak-balik agar bisa melakukan impor demi kepentingan pribadi. Abraham menjelaskan sedikit hasil pengamatannya mengapa kedaulatan pangan nasional masih lemah. Misalnya, pangan bawang yang salah satunya berlimpah di Brebes, Jawa Tengah, sengaja tidak diolah dengan baik agar bisa cari keuntungan lewat impor. Begitu pula dengan gula. Menurutnya, impor gula sebetulnya diperuntukkan perusahaan kue atau minuman. Tapi yang terjadi kuota sengaja diperbesar, sehingga setelah perusahaan kue dan minuman itu sudah terpenuhi, gula impor disebar di pasar dan membuat petani dan pedagang tradisional terpinggirkan.
Kebijkan impor daging pun, menurut Abraham, terendus hanya permainan. Daging di Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Jawa Timur bahkan lebih dari cukup. Memang, regulasi membolehkan daging sapi diimpor hanya untuk rumah makan dan hotel besar. Tapi pada akhirnya pemerintah memainkan kuota daging impor dengan menyebarkan ke pasar.
Padahal kata Abraham, Amerika Serikat yang merupakan negara paling liberal sekalipun melakukan proteksi besar-besaran terhadap produksi pangannya.
"Pemerintah boro-boro subsidi dan proteksi. Makanya, pemerintah jangan terapkan liberalisasi pangan. Stop impor agar mampu swasembada pangan. Ini harus dilakukan di 2014," tandasnya.
Namun jangan terburu-buru menganggap Abraham Samad sebagai figur calon pemimpin Indonesia yg ideal. Sebagaimana para capres lain yang kini sibuk berkampanye, termasuk dengan menggunakan uang rakyat, ia juga memiliki cacat integritas. Janjinya untuk menyelesaikan kasus Century dalam setahun dengan konsekuensi mundur, tidak ia penuhi. Padahal bukti-bukti dan keterangan yg diperoleh KPK sudah sangat lengkap. Apalagi menyelesaikan masalah-masalah korupsi lain yg jauh lebih "besar" seperti kasus BLBI sebesar Rp 600 triliun, kasus inefisiensi PLN senilai Rp 37 triliun, mafia pajak, mafia minyak, mafia ekspor-impor, dll.
REF:
"Ketua KPK: Soal Ketahanan Pangan, Pemerintah Bullshit!"; rakyatmerdekaonline.com; 23 November 2013
Ya Stop Impor dlm segala bidang, agar bangsa ini bergeliat kembali utk memenuhi kebutuhannya.
ReplyDeletesaya rasa ada orang century di dalam tubuh KPK...!!!
ReplyDelete