Tuesday, 19 November 2013

KONDISI TRAGIS "KHILAFAH ZIONIS" LIBYA

Sungguh sial rakyat Libya. Ketika Khadafi berkuasa, mereka adalah rakyat yang makmur dan damai. Meski memerintah dengan tangan besi, Khadafi sangat peduli dengan kesejahteraan rakyatnya. Ia mengalokasikan sebagian besar hasil minyak Libya untuk membangun infrastruktur dan melimpahi rakyat dengan subsidi kesehatan, pendidikan dan sosial. Sejak lahir hingga meninggal, seluruh rakyat Libya menikmati berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah. Kesejahteraan rakyat Libya bahkan merembes ke Indonesia ketika Khadafi mendanai beberapa proyek sosial di Indonesia, serta membangun masjid dan yayasan pendidikan di Indonesia. 

Kemudian datanglah "Arab Springs" yang diwarnai dengan mengalirnya mujahil-mujahil dari berbagai penjuru dunia ke Libya untuk menggulingkan Khadafi. Meski didanai dan dilatih oleh zionis internasional para mujahilin itu tanpa malu bereriak-teriak tentang Khilafah Libya untuk menggantikan pemerintahan Khadafi.

Kini, bertahun-tahun sudah Khilafah Libya itu sudah berdiri, namun kondisinya sangat meprihatinkan dan sangat jauh dari angan-angan. Saya sebut saja sebagian: ladang-ladang minyak dan pabrik-pabrik industri strategis, hingga pabrik senjata kimia dan reaktor nuklir yang dibangun Khadafi kini dikuasai oleh para zionis. Sementara itu kekacauan tidak pernah berhenti dan kini bahkan telah sampai pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Beberapa waktu lalu kantor perwakilan Amerika di Benghazi diserang orang-orang bersenjata hingga menewaskan dubes Amerika. Kemudian perdana menteri dan wakil ketua badan inteligen diculik. Dan terakhir terjadi pembantaian terhadap massa rakyat saat melakukan aksi demonstrasi menentang keberadaan milisi-milisi bersenjata.

Saat ini ibukota Tripoli tengah dilanda pemogokan massal yang dilaksanakan selama 3 hari sejak Senin (18/11), sebagai protes atas aksi pembantaian yang dilakukan milisi-milisi mujahilin pangusung bendera khalifah terhadap rakyat yang memprotes keberadaan mereka. Selama aksi tersebut seluruh aktifitas bisnis maupun sosial secara efektif berhenti, termasuk kantor pemerintah, sekolah dan universitas.

Aksi pembentaian itu terjadi hari Jumat ketika sekelompok milisi mujahilin yang berasal dari Misrata menembakkan senjatanya secara membabi buta terhadap masyarakat yang tengah berdemo menentang keberadaana milisi-milisi bersenjata di Tripoli. Kondisi semakin kacau ketika kelompok milisi yang bermusuhan dengan kelompok pertama melakukan campur tangan dengan senjata dan granat hingga tembakan dan ledakan terdengar di seluruh penjuru kota.

Pertempuran berlanjut sehari kemudian ketika milisi-milisi dari Misrata mendapat bantuan dari rekan-rekannya. Pertempuran baru berhenti setelah milisi-milisi pendukung pemerintah turun tangan. Tidak kurang dari 43 orang tewas selama kerusuhan dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

"Sayangnya, banyak sekolah yang ditutup hari ini," kata jubir kementerian pendidikan Samir Jarnez kepada wartawan, Senin (18/11).

Pada hari Sabtu (16/11) Dewan Kota Tripoli mengumumkan aksi mogok massal di semua sektor sebagai ekspresi duka cita dan solidaritas terhadap para korban kerusuhan. Namun Dewan Kota menghimbau masyarakat untuk menjaga ketenangan sembari membentuk tim negosiator untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Perdana Menteri Ali Zeidan juga menyerukan semua pihak untuk menjaga ketenangan seraya menyebutkan bahwa "hari-hari dan jam-jam mendatang akan menjadi masa yang penting dalam sejarah Libya."

Aksi demonstrasi berdarah itu sebenarnya berlangsung sebagai respons atas seruan yang dikeluarkan Zeidan untuk melangsungkan aksi demonstrasi damai menentang keberadaan milisi-milisi bersenjata yang merongrong pemerintahannya. Meski Zeidan telah berusaha keras membujuk milisi-milisi bersenjata itu untuk melucuti senjatanya atau bergabung dalam pasukan keamanan pemerintah, para anggota milisi lebih setia kepada komandan mereka daripada pemerintah.

Zeidan sendiri sempat mengalami penculikan bulan lalu sebelum akhirnya dibebaskan para penculiknya.


1 comment:

  1. Ya Allah..ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami, dosa kaum muslimin dan muslimat di mana saja berada baik yang hidup maupun yang sudah maut...amin. Mungkin karena masih banyak dosa sehingga nasib saudara kami di libya menjadi begini.. salam dan selawat ala naby wa alih..

    ReplyDelete