Tuesday, 7 January 2014

TERORIS LEBANON PERWIRA INTELIGEN SAUDI?

Majid al Majid, tersangka teroris pembom kedubes Iran di Beirut yang meninggal di tahanan hari Sabtu (4/1) lalu kemungkinan adalah seorang perwira inteligen Saudi Arabia. Demikian laporan media-media Lebanon dan Iran, Senin kemarin (6/1).

Meski tidak ada konfirmasi tentang laporan tersebut dari pemerintah Saudi, sangat kuat indikasinya bahwa laporan-laporan tersebut benar. Informasi yang berhasil diperoleh aparat inteligen Lebanon (Majid ditangkap oleh inteligen militer, bukan oleh aparat kepolisian ataupun Dinas Inteligen (Information Branch) yang memiliki kedekatan dengan Saudi Arabia) menyebutkan bahwa Majid merupakan sosok yang penting kedudukannya di antara para teroris. Ia pernah aktif di berbagai wilayah konflik seperti Irak, Syria, Lebanon, Afghanistan dan Pakistan dan memiliki kontak langsung dengan para pemimpin Al Qaida.

Al-Majid adalah pemimpin kelompok Abdullah Azzam Brigades yang terkait dengan kelompok Al Qaida. Ia ditangkap oleh inteligen militer Lebanon saat hendak menjalani perawatan medis hari Kamis (2/1), namun 2 hari kemudian ia dinyatakan tewas akibat penyakit yang dideritanya di tahanan militer. Pada tahun 2009 ia pernah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam sidang "in absentia" pengadilan Lebanon karena terlibat aksi kerusuhan berdarah di sebuah kamp pengungsi Palestina yang menewaskan 400 orang termasuk aparat keamanan. Ia dianggap bertanggungjawab atas serangan-serangan teroris yang melanda Lebanon beberapa waktu terakhir, terutama serangan bom bunuh diri terhadap kantor kedubes Iran di Beirut bulan November 2013 yang menewaskan 25 orang. Ia juga diduga terlibat dalam pembunuhan komandan Hizbollah Hassan al-Laqqis dalam waktu yang berdekatan.


Media-media Lebanon menyebutkan bahwa pemerintah Saudi telah melakukan tekanan terhadap pemerintah Lebanon untuk mengekstradisi Majid ke Saudi. Di sisi lain pemerintah Iran juga mendesak pemerintah Lebanon untuk menyediakan akses informasi penuh dalam proses penyidikan Majid. Setelah munculnya kabar kematian Majid, menteri inteligen Iran Mahmoud Alavi mengatakan kepada pers Iran bahwa kematian tersebut sangatlah mencurigakan.


SOSOK BERPENGARUH

"Ada banyak kisah tentang warga Saudi bernama Majid al-Majid, mulai dari perannya yang luas dalam berbagai aktititas Al Qaida, perannya sebagai pimpinan Abdullah Azzam Brigades, dan terakhir perannya dalam mendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)," tulis wartawan Ibrahim al-Amin dalam satu artikelnya di media Lebanon Al Akhbar hari Sabtu (4/1).

"Menurut para para penyidik yang terlibat dalam kasus ini, Majid adalah sosok yang berpengaruh di antara pendukung dan pengikutnya. Menurut keterangan mereka, orang-orang dekat Majid telah melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan kesetiaan yang tinggi terhadapnya pada satu tingkat dimana mereka rela berkorban untuk keselamatan Majid," tambah al-Amin dalam artikelnya.

Al-Amin menyebutkan bahwa dalam pelariannya Majid selalu dikelilingi oleh satu regu pasukan berani mati. Ia telah berpengalaman setidaknya selama 10 tahun di berbagai wilayah konflik di Irak, Syria, Lebanon, hingga Afghanistan dan Pakistan. Ia terlibat aktif dalam upaya konsolidasi dan rekrutmen kelompok-kelompok Al Qaida setelah invasi Amerika di Afghanistan dan Irak hingga di Syria selama konflik.

Ia diyakini memegang informasi penting yang luas dari kelompok Al Qaida, mencakup agen-agen mereka, kontak-kontak penting mereka, rencana-rencana operasi, hingga keuangan organisasi mencakup sumber dana dan alokasinya.

Pentingnya sosok Majid juga bisa dilihat dari bungkamnya pejabat dan aparat keamanan Lebanon tentang penangkapan Majid awal tahun ini. Sejak penangkapannya (berbagai sumber memberikan informasi yang berbeda tentang tanggal penangkapannya, ada yang menyebutkan tgl 26 Desember 2013 selain tgl 2 Januari 2014) militer Lebanon yang menahan Majid melakukan aksi tutup mulut dan aksi "mati radio" (mematikan jaringan komunikasi melalui radio). Namun begitu informasi penangkapan tersebut bocor, berbagai informasi yang simpang siur bagitu cepat merebak di tengah masyarakat tentang kondisi Majid al Majid.

"Hari ini, banyak pihak di negeri ini yang menghadapi tantangan besar. ADa banyak rumor dan bocoran-bocoran informasi tidak benar tentang kesehatan Majid. Sebagian mengatakan bahwa ia telah berada dalam kondisi koma sejak sebelum ditangkap (informasi ini tidak benar) sementara lainnya menyebutkan bahwa kondisi kesehatan Majid menurun drastis setelah penangkapan, bahwa ia tidak bisa menjalani pemeriksaan karena kesehatannya, atau bahwa ia tengah menjalani akhir hidupnya. Bagaimana pun ada banyak pertanyaan dan peringatan yang harus disampaikan kepada para pejabat negara secara umum dan pimpinan militer khususnya, terutama Panglima Jendral Jean Qahwaji dan Direktur Inteligen Militer Jendral Edmond Fadel, dan lain-lainnya di negeri ini. Hidup Majid dan rahasia-rahasia yang dimilikinya sangatlah berharga," tambah Ibrahim al-Amin dalam artikelnya.

Namun 2 hari kemudian kekhawatiran Ibrahim al-Amin menjadi kenyataan, Majid al Majid dinyatakan tewas dalam tahanan.



REF:
"Al-Majed was top Saudi intelligence official: Reports"; Press TV; 6 Januari 2014
"Don’t Let Majed al-Majed Be Killed"; Ibrahim al-Amin; AL Akhbar; 4 Januari 2014

No comments:

Post a Comment