Indonesian Free Press -- 'Sejarah yahudi mengajarkan bahwa saat kekuatan yahudi runtuh, hal itu terjadi dengan sangat cepat dan konsekuensinya seringkali sangat tragis. Mari kita berharap kali ini berbeda, namun untuk itu orang-orang yahudi harus belajar untuk memperbaiki diri.'
Itu adalah kesimpulann Gilad Atzmon, seorang yahudi anti zionisme dan pendukung Palestina dalam tulisan terakhirnya di blognya yang cukup terkenal gilad.co.uk tanggal 20 September lalu berjudul 'Hirsh vs. Corbyn'.
Tulisan itu terkait dengan kemenangan Jeremy Corbyn, seorang tokoh yang dikenal anti-zionis, sebagai ketua baru Partai Buruh yang merupakan partai oposisi utama di Inggris, dan upaya zionis untuk menjegalnya.
Atzmon menunjuk pada surat terbuka di Jewish Chronicle yang ditulis zionis David Hirsh misalnya untuk mengegal Corbyn dengan mengungkit-ungkit kedekatan Corbyn dengan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga anti zionis.
"Anda bekerja di Press TV alat propaganda regim Iran dan Anda merekomendasikan Russia Today, alat propaganda Putin. Anda berfoto bersama Hugo Chavez, dengan pemimpin Hamas, dengan Gerry Adams (pemimpin perjuangan Irlandia Utara) dan dengan Hezbollah. Anda menuduh Nato sebagai agresor di Ukraina dan bahwa ISIS tidak lebih buruk ketimbang Amerika. Dan Anda turut memperingati revolusi Iran," tulis Hirsh.
Namun meski telah berusaha dijegal, Corbyn tetap menang. Hal itu, menurut Atzmon disebabkan oleh fenomena kejengkelan para aktifis partai Buruh pada dominasi lobby yahudi yang terlalu mendominasi dunia politik Inggris.
"Para anggota partai Buruh memilih Corbyn sebagai pemimpinnya karena mereka setuju dengan pandangan dan sikap-sikapnya. Mereka tidak senang dengan lobbi yahudi yang telah membajak negara mereka," tulis Atzmon.
Kemenangan Corbyn ini merupakan satu dari berbagai 'potongan puzzle' yang membentuk satu fenomena bahwa zionisme internasional tengah dalam kondisi kritis. Langkah Rusia menggagalkan skenario zionis untuk medepak Presiden Suriah Bashar Al Assad merupakan potongan puzzle besar lainnya selain kemenangan Iran dalam perang diplomasi program nuklirnya.
Dan seperti dikatakan Atzmon, kejatuhan zionisme selalu berjalan dengan cepat, karena para zionis yang terlalu percaya diri dengan kekuatannya ternyata gampang panik melihat situasi yang tidak menguntungkan mereka. Dan dalam kondisi panik, tentu saja tindakan-tindakannya tidak rasional. Tindakan Israel menyerbu Masjidil Aqsa dan Gaza akhir-akhir ini, misalnya, dalam perhitungan apapun tidak akan menguntungkan Isreal dan justru menjadi pukulan balik bagi mereka.
Parahnya, kepanikan juga melanda proxi utama zionis seperti Saudi, yang setelah khawatir dengan kebangkitan Iran paska keberhasilan perundingan nuklirnya, menyerang Yaman untuk mencegah pengaruh Iran menguat di negara yang berbatasan dengan Saudi ini. Padahal bagi yang memiliki kemampuan analisis politik minimal pun mengetahui, petuangan Saudi ini akan membuat Saudi mengalami kehancuran sendiri. Bila Amerika dan koalisinya saja gagal menundukkan bangsa kecil seperti Afghanistan, lalu bagaimana Saudi bisa berfikir bisa mengalahkan Yaman?
Selain fenomena-fenomena politik di atas, fenomena alam sepertinya juga sudah menunjukkan tanda-tanda bakal hancurnya zionisme dan kroni-kroninya tidak lama lagi.(ca)
corbyn merupakan tokoh yang mempunyai aura
ReplyDeleteucapannya hebat,,,sama munkin Halloway