Indonesian Free Press -- Sebuah jajak pendapat yang digelar media terkemuka Perancis Le Figaro menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Perancis mendukung President Bashar Assad untuk tetap menduduki jabatannya.
Perancis adalah negara bekas penjajah Suriah yang masih memiliki pengaruh di negara itu. Hasil jajak pendapat itu sekaligus menjadi 'pukulan keras' bagi pemerintah Perancis yang selama ini cukup aktif terlibat dalam kampanye penggulingan Bashar al Assad.
Dalam jajak pendapat yang hasilnya diumumkan pada hari Kamis (29 Oktober) itu para responden mendapatkan pertanyaan: "Haruskan dunia mendesak kepada Bashar al-Assad untuk mundur?” Dari 21.314 responden yang terlibat dalam jajak pendapat sekitar 72 persen menjawab: 'Tidak'.
Jajak pendapat itu digelar menjelang digelarnya konperensi internasional untuk Suriah yang digelar di Wina, Austria, dimana 19 negara terlibat dalam perundingan untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama empat tahun lebih dan menewaskan ratusan ribu warga Suriah. Dari tiga konperensi internasional untuk Suriah yang pernah digelar, untuk pertama kalinya Iran dilibatkan dalam acara ini.
Hingga saat ini Amerika dan sekutu-sekutunya masih bersikukuh menuntut Bashar al Assad untuk mundur, sementara Rusia dan Iran menolak tuntutan itu dengan dalih mundurnya Assad hanya membuat Suriah jatuh ke tangan kelompok-kelompok teroris.
Baru-baru ini anggota delegasi parlemen Rusia yang baru saja berkunjung ke Suriah mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa Assad telah setuju untuk menggelar pemilu yang dipercepat.(ca)
No comments:
Post a Comment