Indonesian Free Press -- Meski diblokir oleh Uni Eropa dan Turki, pesawat-pesawat pembom strategis jarak jauh Rusia berhasil menembakkan setidaknya 20 rudal jelajah ke posisi-posisi teroris ISIS dan pemberontak Suriah.
Seperti dilaporkan Sputnik News, pesawat-pesawat pembom strategis Rusia telah melakukan 145 serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah sejak Rusia menggelar operasi militer di Suriah tanggal 30 September lalu. Demikian pernyataan komandan Unit Penerbangan Jarak Jauh AU Rusia Mayjend Anatoly Konovalov, baru-baru ini.
"Kami telah melakukan sekitar 145 sorti serangan udara, menjatuhkan 1.500 bom dan menembakkan sekitar 20 rudal jelajah udara," kata Anatoly Konovalov.
Dalam misi tersebut Rusia mengerahkan pesawat pembom supersonik Tu-95MS yang dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh Raduga Kh-101. Sebelumnya Rusia juga telah melancarkan serangan rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan oleh kapal-kapal perang di Laut Kaspia dan kapal selam di Laut Mediterania.
Berbeda dengan rudal jelajah Amerika, seperti Tomahawk yang terbang dengan kecepatan sub-sonik, rudal-rudal jelajah Rusia terbang dengan kecepatan mendekati tiga kali kecepatan suara sehingga sulit ditangkal sistem pertahanan lawan, selain memberikan daya hancur yang lebih tinggi.
Diblokir Uni Eropa dan Turki
Pesawat-pesawat pembom strategis Rusia tersebut terpaksa harus menempuh jalur penerbangan yang lebih jauh saat menjalankan misinya menyerang teroris di Suriah. Hal ini akibat Uni Eropa dan Turki melarang wilayah udaranya digunakan oleh pesawat militer Rusia. Demikian kata Konovalov, Sabtu (19 Desember) kepada Sputnik News.
"Terdapat sejumlah isyu tertentu yang mengharuskan kami melakukan tugas militer dengan cara lain. Eropa tidak akan mengijinkan kami, Turki juga," kata Konovalov lagi.
Namun demikian, kata Konovalov, pesawat-pesawat pembom strategis Rusia mampu menjalankan misinya dengan baik.
Posisi Rusia tidak Berubah
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara dengan media Rusia Rossiya-1 TV, Sabtu (19/12), mengatakan bahwa posisi Rusia dalam konflik Suriah tidak berubah.
"Kami tidak melakukan kemunafikan, kami tidak mengubah posisi kami di Suriah," kata Putin.
Pernyataan itu sekaligus membantah laporan sejumlah media massa barat yang berspekulasi tentang perubahan sikap Rusia dengan menerima permintaan AS bagi pergantian kekuasaan Presiden Suriah Bashar al Assad.(ca)
saa dan hizbullah menang 56 kali dalam masa 68 hari--fna
ReplyDeleteShrusnya Rusia mmblas dg mmblokir wil udarany dr pnrbngn uni eropa n turki
ReplyDeleteWww.kasamago.com