Monday, 14 December 2015

Dimana Para Ulama Pembela Jokowi?

Indonesian Free Press -- Selama pilpres kemarin saya saya sering terlibat 'perselisihan' dengan teman-teman 'pecinta ahlul bait' karena perbedaan pilihan capres. Saya memilih Prabowo Subiyanto sementara sebagian besar teman-teman yang mengaku 'pecinta ahlul bait' itu memilih Jokowi.

Bagi saya tidak masalah adanya perbedaan pilihan tersebut. Namun saya sangat menyayangkan bahwa teman-teman 'pecinta ahlul bait' membawa-bawa 'bendera' ahlul bait dalam urusan ini. Sebagian dari mereka bahkan mengklaim Jokowi sebagai seorang keturunan 'ahlul bait' meski tanpa bukti-bukti yang valid.

Bagi saya 'ahlul bait' terlalu suci untuk disandingkan dengan Jokowi, yang bagi saya sudah jelas bukan pribadi yang berakhlak baik. Ia telah berbohong tentang jabatan Walikota dan Gubernur dengan meninggalkan tanggungjawabnya bagitu saja demi memenuhi hasrat berkuasanya yang besar. Fenomena kemunculannya yang tidak wajar juga sudah menjadi tanda yang sangat jelas bagi saya bahwa ia dikendalikan 'penguasa jahat di balik layar' sebagaimana menjadi perhatian saya di blog ini. Apalagi dengan tindakannya yang suka mengacung-ngacungkan simbol 'el diablo sign' atau 'tanduk setan', cukup sudah bagi saya untuk tidak begitu menyukainya.

Apakah para 'pecinta ahlul bait' itu berani mempertanggungjawabkan perbuatannya menyanding-nyandingkan 'ahlul bait' dengan Jokowi di akhirat kelak setelah kini terkuak banyaknya keburukan Jokowi?

Di antara pendukung JOkowi dalam pilpres kemarin adalah sejumlah ulama. Dengan mulutnya mereka meyakinkan masyarakat untuk memilih Jokowi, dan mendukung upaya pencitraan Jokowi sebagai seorang muslim yang baik. Seorang ulama besar bahkan menemani Jokowi melakukan umroh menjelang pemilihan umum.

Allah sudah menegur ulama tersebut, juga para ulama pendukung Jokowi lainnya, dengan membuat JOkowi melanggar aturan pemakaian ihrom dengan memakainya secara terbalik. Namun mereka tidak peduli.

Ketika terbukti Jokowi telah banyak berbohong terhadap janji-janji kampanyenya, para ulama itu tetap tidak peduli. Maka Allah kembali menegur para ulama itu dengan membukakan aib Jokowi secara vulgar dengan beredarnya foto Jokowi dengan Nikita Mirzani.

Ini adalah aib yang sangat memalukan bagi bangsa ini. Seorang presiden bertemu dan cengar-cengir dengan seorang 'pelacur' yang berdandan tidak senonoh di depan publik. Bagaimana negara akan diberkahi Allah jika pemimpinnya tidak memiliki ahlak seperti ini?

Kini, tanggungjawab moral terbesar disandang oleh para ulama, terlebih lagi mereka yang mendukung Jokowi, untuk mengingatkan Jokowi agar berjalan di jalan yang lurus. Karena di tangan Jokowilah nasib ratusan juta rakyat Indonesia, dan masa depan negara ini, tergantung.

Bagi saya pribadi tidak ada urusan apapun dengan Jokowi. Meski sama-sama berasal dari Jawa Tengah dan sama-sama lulusan UGM, saya tidak merasa memiliki kedekatan dengan JOkowi. Pun, saya tidak memiliki kebencian kepada Jokowi, meski jika ia adalah 'pengikut dajjal' atau 'jongos aseng asing' sekalipun. Yang membuat saya 'peduli' dengan Jokowi adalah karena ia bertanggungjawab besar untuk mensejahterakan rakyat Indonesia yang saya cintai.

Siapapun presiden Indonesia, Pak Prabowo Subianto sekalipun, jika tidak bisa membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, akan saya kecam.(ca)

5 comments:

  1. Astaghfirullah Pak, Pak. Insyaflah. cara-cara yang Anda lakukan sudah mendekati cara-cara PKS, Hizburtahir, Ikwanul Muslim, Salafi Wahabi. Fitnah dengan menggiring opini. Apalah dengan photo tersebut? sebagai kepala negara tidak akan mungkin Pak Jokowi menolak permintaan photo dari rakyatnya. Bukankah negara kita ini adalah negara hukum. Negara kita menganut asas praduga tidak bersalah. Apakah Rasulullah SAWW, atau para Imam ahlulbait pernah menolak kunjungan seorang pelacur? apalagi negara kita ini bukanlah negara Islam. Siapapun berhak berphoto dengan presidennya. bukan begitu Pak.

    ReplyDelete
  2. Visual Effect, tolong tunjukkan dalil yang menyebutkan Rosulullah bertemu pelacur yang berpakaian tidak pantas.

    Saya tidak menyebar fitnah, justru menyerukan kebaikan, yaitu para ulama pembela Jokowi untuk bertanggungjawab atas akhlak pemimpin yang rendah dan pemerintahan yang ingkar janji dan jauh dari amanah rakyat.

    ReplyDelete
  3. yap saya suka tulisan bung cahyono, namun cukup tersinggung setiap membahas kejelekan pak jokowi, terus terang saya pribadi masih bersetatus fens bpk presiden jokowi, namun tidak menyangkal sebaik baiknya manusia masih belum sempurna, salah dan benar hanya allah yg tau... semoga tulisan bung cahyo akan lebih baik dan bermanfaat lagi dikelanjutan dan lebih banyak pembacanya... tanks, bung cahyono...

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete