Tuesday, 29 March 2016

Erdogan Bertemu Diam-Diam dengan Bos Perusahaan Pembunuh Bayaran Blackwater

Indonesian Free Press -- Pemimpin Turki Tayyep Erdogan semakin terisolir dari di dalam dan luar negeri. Tersudut oleh kondisi yang tidak menguntungkan itu mendorongnya menjalin hubungan dengan figur-figur 'musuh masyarakat'.

Seperti dilaporkan Sputnik News, Jumat lalu (25 Maret), Erdogan menerima kunjungan rahasia pimpinan Blackwater, perusahaan jasa keamanan yang terlibat dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM di berbagai negara. Kunjungan Erik Prince, bos Blackwater itu dilakukan dengan kerahasiaan tinggi mengingat kontroversi yang melingkupi perusahaan itu.

Menurut laporan situs 7 Sabah, mengutip keterangan Dursun Ali Bulut, wartawan Gazzette, untuk menjamin kerahasiaan, Erdogan mengirim sejumlah anggota dinas inteligen MIT untuk menyambutnya di bandara. Tidak lama kemudian, Eric Prince sudah menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat keamanan Turki.

Menurut berbagai analisis, kunjungan itu terkait dengan kekhawatiran Erdogan bahwa kondisi politik negaranya tidak bisa lagi dikendalikannya karena kebijakan-kebijakannya yang tidak populer.

Kini di negara-negara yang dilanda perang atau kekacauan, jejak-jejak perusahaan itu terlihat, tulis Sputnik News.

"Kami beroperasi dimana-mana di seluruh dunia sebagaimana diminta oleh para sekutu dan pemerintahan negara-negara sahabat Amerika dan Israel. Secepat mereka menginginkan, kami tidak akan membiarkan seorang musuh pun untuk tetap hidup," tulis jubir Blackwater dalam akun medsos pribadinya beberapa waktu lalu.

Pertemuan diam-diam ini diduga kuat terkait dengan adanya pertemuan sejumlah pejabat Turki dan Israel di Eropa beberapa waktu lalu. Menurut laporan itu, kemungkinan Blackwater akan bertindak sebagai fasilitator aksi-aksi terorisme sekaligus yang melakukan penindakan terhadapnya, sekaligus memberi alasan Erdogan menerapkan tekanan lebih keras kepada lawan-lawan politiknya.

Sebuah kelompok teroris, Asadullah, yang baru-baru ini muncul di wilayah konflik dengan kelompok-kelompok Kurdi, dianggap setali tiga uang dengan Blackwater, yaitu organisasi teroris yang didanai pemerintahan Turki untuk menekan lawan.

Blackwater terkenal dengan aksi-aksi kekerasan yang tidak terkendali yang dilakukan anggota-anggotanya. Pada bulan September 2007 sekelompok personil Blackwater yang tengah mengawal diplomat Amerika melakukan penembakan membabi buta terhadap warga sipil Irak di Baghdad, menewaskan 17 orang dan melukai puluhan lainnya. Karena reputasi buruknya itu perusahaan ini telah berganti nama sebanyak dua kali, pertama menjadi Xe Service, kemudian berubah lagi menjadi Academi.


Memo Rahasia Raja Abdullah tentang Erdogan

Sementara itu sebuah memo rahasia yang dibuat Raja Abdullah dari Yordania menuduh Erdogan terobsesi dengan terorisme sebagai solusi masalah di kawasan.

"Erdogan percaya pada radikalisme Islam sebagai solusi bagi semua masalah di kawasan. Fakta bahwa terorisme kini merambah ke Eropa merupakan bagian dari kebijakan Turki," tulis Raja Abdullah dalam memo yang ditujukan kepada anggota parlemen Amerika itu.

Memo itu juga mengecam Israel sebagai sekutu kelompok-kelompok teroris, karena menganggap mereka bisa digunakan untuk menyerang Hizbollah.(ca)

No comments:

Post a Comment