Indonesian Free Press -- Sekretaris Jendral Uni Eropa Thorbjørn Jagland mendukung langkah Presiden Turki melakukan penertiban dengan melakukan penangkapan dan pemecatan terhadap jajaran militer dan birokrasi sipil paska kudeta gagal bulan lalu.
Sementara para pejabat dan politisi barat mengecam langkah tersebut, sikap Thorbjørn Jagland ini merupakan sikap resmi Uni Eropa. Ia menyebut langkah Erdogan tersebut sebagai langkah yang 'diperlukan'.
"Tentu saja saya akui bahwa diperlukan tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam kudeta, dan terhadap jaringan para konspirator," kata Jagland dalam konperensi pers bersama Menlu Turki Mevlüt Çavusoglu di Ankara, Senin (8 Agustus).
Pernyataan tersebut sekaligus mengecam para pemimpin Eropa lainnya yang dianggapnya tidak memahami persoalan yang dihadapi Turki.
"Eropa menunjukkan ketidak fahaman tentang tantangan yang dihadapi institusi-institusi demokrasi di Turki. Sebaliknya, kami telah lama mengetahuinya dan karenanya memahami perlunya melakukan penertiban setelah percobaan kudeta tersebut," tambahnya.
Jagland, yang menjadi pejabat tinggi Eropa pertama yang datang ke Turki sejak kudeta mengatakan bahwa masyarkat Eropa masih belum memahami sejumlah fakta yang berkaitan dengan kudeta gagal tersebut. Ia menyebut langkahnya mengunjungi Turki adalah untuk menemukan kebenaran atas kudeta tersebut. Untuk itu ia mengatakan akan bertemu Presiden Erdogan dan para pejabat Turki lainnya sebagaimana sejumlah tokoh oposisi Turki.
Struktur Rahasia Nato
Di sisi lain, Veterans Today pekan lalu menyebutkan keberadaan 'struktur rahasia NATO' di balik kudeta gagal yang nyaris menumbangkan pemerintahan Erdogan tersebut. Struktur tersebut disebut sebagai 'Gladio'.
Dalam laporan tanggal 3 Agustus lalu, Veterans Today mengutip laporan media Jerman Deutsche Wirtschafts Nachrichten (DWN) yang menulis bahwa stuktur rahasia ini digunakan terutama oleh Inggris dan Amerika untuk memuluskan agendanya di Turki. Diduga kuat Fethullah Gulen, pelarian politik Turki yang tinggal di Amerika, terlibat dalam jaringan ini.
“Jika kita ingin membangun kembali saling kepercayaan di antara instisusi-institusi barat, Gladio harus dihancurkan di Turki sebagaimana di sejumlah negaraa barat lainnya,” tulis jurnalis Turki Ozcan Tikit di media Turki Habertürk, seperti dikutip DWN.
Menurut DWN, Erdogan dan jajaran pemerintah Turki kini telah bertekad untuk menghancurkan stuktur ini.
“Erdogan bertekad untuk menghantam Gladio dalam berbagai kesempatan. Karena ia telah menyadari bahwa NATO telah berusaha mengganggu integritas teritorial Turki," tulis DWN.
Pada saat yang sama mantan kepala inteligen Turki Bülent Orakoglu menyebutkan bahwa stuktur rahasia NATO itu juga beroperasi di seluruh Eropa, tidak hanya Turki.
“Ada kekuatan yang ingin Uni Eropa bubar. Kekuatan ini adalah bentuk baru dari Gladio, yang melakukan aksinya di antara masyarakat. Saya yakin bahwa ada struktur Gladio di Eropa yang tengah bekerja untuk membubarkan Uni Eropa,” kata Orakoglu.
Selama Perang Dingin, Amerika menciptakan pasukan rahasia di Eropa yang bertugas menciptakan perlawanan bila terjadi invasi oleh Uni Sovyet. Namun pasukan rahasia yang kemudian dikenal sebagai 'jaringan Gladio' ini diketahui juga melakukan aksi-aksi terorisme dengan apa yang kemudian disebut sebagai 'operasi bendera palsu', untuk menciptakan opini publik yang dikehendaki Amerika.
Sebagaimana diketahui pangkalan udara NATO di Incirlik menjadi salah satu pusat komando kudeta gagal pertengahan Juli lalu. Sejumlah pesawat dan helikopter tempur dari pangkalan ini juga terlibat dalam aksi kudeta dengan membom gedung parlemen dan istana kepresidenan dan fasilitas-fasilitas strategis lainnya. Pasukan infantri dan kavaleri yang juga terlibat dalam aksi kudeta diketahui juga bagian dari unit reaksi cepat NATO di Turki.
Pada saat Turki bermaksud memulihkan hubungan dengan Rusia, Turki juga menyebutkan bahwa pilot pesawat F-16 Turki yang menembak pesawat SU-24 Rusia, juga terlibat dalam kudeta gagal dan telah ditangkap.(ca)
Sebenarnya Erdogan harus punya prinsip siapa kawan siapa lawan secara jelas tak ada niat uni Eropa mau menerima turky tinggalkan saja toh secara ekonomi turky ketergantungan dng Rusia Iran dan cina cuma kelompok Iran vs tak mau menggunakan ekonomis sebagai senjata Sudah terbukti ini tergantung Erdogan mestinya harus ambil langkah sebelum terlambat sehingga tak menyusahkan tetangga Irak dan Suriah bukan hanya Irak dan Suriah yang susah juga menyeret turky akibat mengikuti agenda Amerika dan Eropa kehancuran total umat Islam dan yg lainnya di timteng sungguh kejam jalan masih terbuka
ReplyDelete