Indonesian Free Press --Amerika dan sekutunya Saudi Arabia dikabarkan tengah berusaha untuk memindahkan sekitar 9.000 teroris ISIS dari Mosul ke Suriah sebelum kota itu jatuh ke tangan pemerintah Irak. Dengan rencana ini maka Amerika bisa membantu para teroris-pemberontak yang tengah tertekan di Suriah sembari mengklaim keberhasilan membebaskan MOsul dari para teroris.
"Lebih dari 9.000 anggota ISIS akan dipindahkan dari Mosul ke Suriah timur untuk melancarkan offensif besar yang meliputi perebutan Deir Ez-Zor dan Palmyra," tulis media Rusia RIA Novosti mengutip keterangan seorang diplomat Rusia, 12 Oktober lalu.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa pemindahkan para teroris itu perlu untuk menghambat keberhasilan Rusia di Suriah sekaligus memberikan tekanan tambahan pada regim Bashar al Assad. Ia menyebutkan bahwa Saudi Arabia akan bertindak sebagai mediator dan penjamin dalam operasi pemindahan para teroris itu. Skenario seperti ini juga telah dilakukan Amerika-Saudi dalam pembebasan Fallujah di Iran beberapa waktu lalu.
Sementara itu pada tanggal 15 Oktober lalu Rusia mengumumkan keberangkatan armada laut Rusia yang dipimpin kapal induk Admiral Kuznetsov ke lepas pantai Suriah. Armada ini akan bergabung dengan sejumlah kapal perang Rusia lainnya yang telah berada di Mediterania timur untuk membantu operasi militer anti-terorisme di Suriah dan Irak.
Armada ini diperkuat oleh kapal-kapal tempur paling modern Rusia, seperti kapal jelajah pengangkut rudal nuklir Pyotr Velikiy dan kapal penghancur Vice Admiral Kulakov dan Severomorsk, serta sejumlah kapal pendukung lainnya.
Dalam perjalannya, armada ini akan menggelar simulasi perang dengan kapal-kapal selam serta pesawat-pesawat pembom strategis Tu-160.
Pada saat yang sama, pemberontak-teroris Suriah semakin terjepit di Aleppo dan sejumlah front pertempuran lainnya. Di Aleppo, dimana pemberontak terjepit di sebelah timur kota, Rusia dan Suriah memberikan kesempatan kepada pemberontak untuk meninggalkan kota tersebut dengan memberikan 'jalur aman' untuk pergi bersama warga sipil. Enam koridor telah dibuka untuk keperluan ini.
Namun hal ini diragukan akan memberikan keberhasilan bagi evakuasi warga sipil, mengingat para pemberontak menghalang-halangi warga yang ingin pergi.
Russia mengingatkan para pemberontak, yang diperkirakan jumlahnya mencapai 10 ribu hingga 12 ribu personil, akan dihancurkan jika tidak memanfaatkan kesempatan meninggalakan Aleppo.
Di sejumlah front pertempuran seperti di Hama, Aleppo selatan hingga Damaskus timur, pasukan Suriah dan koalisinya yang didukung pesawat-pesawat pembom Rusia, terus melakukan tekanannya untuk membersihkan para teroris.(ca)
Jepitan Irak, Rusia, Hizbullah dan Turki sdh tk mngkin lagi ditembus Pemberontak, kecuali AS turun k medan langsung..
ReplyDelete