Indonesian Free Press -- Pengantar blogger:
Dalam sejarah pembangunan Indonesia paska kemerdekaan, Indonesia memiliki dua 'yurisprudensi', yaitu model Soekarno dan model Soeharto.
Perlu diketahui bahwa Soekarno menganut prinsip non-kooperatif dengan modal asing. Dengan slogannya yang terkenal 'go to hell with your aids', Soekarno bahkan rela menolak tawaran menggiurkan Amerika untuk membuka lebih luas pasar mobil di Indonesia bagi mobil-mobil Amerika dengan imbalan pembangunan jalan hot mix lintas Sumatra. Ironisnya, tidak lama kemudian Soekarno justru membuka pasar mobil Indonesia untuk Jepang setelah Soekarno menemui para pemimpin Jepang dan mendapat 'hadiah' seorang geisha yang kemudian diperistrinya dan diganti namanya menjadi Ratnasari Dewi.
Soekarno juga terkenal dengan pernyataannya bahwa kekayaan alam Indonesia hanya akan dioleh oleh putra-putri Indonesia sendiri setelah mereka mampu.
Sebaliknya, Soeharto sebaliknya memilih kooperatif dengan mengundang modal asing untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, dengan langkah strategisnya yang terkenal dengan mengeluarkan UU PMA tahun 1969. Salah satu implementasi dari UU ini yang penting adalah perluasan ijin eksploitasi emas (ijin awalnya sudah diberikan Soekarno) di Papua selama 30 tahun.
Dengan alasan masing-masing, faktanya adalah model Pak Harto-lah yang berhasil mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi dan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang disegani di dunia internasional.
Perbedaan model kepemimpinan kedua pemimpin tersebut bisa dianalogikakan dengan seorang petani miskin yang memiliki tanah subur yang luas. Soekarno adalah petani yang 'idealis' yang tidak mau berbagi dengan tetangganya yang kaya, sehingga sepanjang hidupnya tetap menjadi petani miskin. Sementara Soeharto mengajak tetangganya untuk turut mengolah tanahnya dengan imbalan bagi hasil. Akibatnya terjadi 'pertambahan nilai' dari tanah yang dalam konteks nasional terjadi pertumbuhan ekonomi, dan dalam jangka panjang terjadi peningkatan kesejahteraan.
Pada dekade 1990-an, ketika Soeharto menjadi lebih religius seiring dengan semakin tua usianya, beliau pun sadar untuk mengganti model ekonomi yang terlalu terbuka terhadap modal asing. Apalagi setelah melihat dampak kebijakan Paket Oktober 1993 yang dikeluarkan oleh menteri-menteri ekonomi Mafia Barkeley agen neo-liberalisme. Saat itu, di saat pertumbuhan ekonomi yang pesat karena dampak pembangunan infrastruktur yang digalakkan Soeharto, para menteri ekonomi itu justru menarik peredaran uang. Akibatnya ekonomi macet dan dunia usaha, terutama pengusaha kecil-menengah pribumi, mengalami kehancuran.
Maka Soeharto pun memecat para menteri agen neo-liberalisme dengan menteri-menteri baru yang lebih dipercayainya dan bukan sebagai agen neo-liberalisme asing, di antaranya Fuad Bawazier yang diangkat menjadi Menteri Keuangan. Soeharto juga telah memutuskan untuk tidak memperpanjang ijin eksploitasi emas Papua oleh Freeport. Dan karena itulah maka beliau dijatuhkan oleh gerakan 'Reformasi', yang semua pengamat politik internasional sepakat adalah gerakan yang didalangi oleh Amerika.
Berikut ini adalah tulisan penulis dan wartawan Bambang Tri di statusnya yang menarik di Facebook:
APAKAH PAK HARTO MEMBERIKAN PERINTAH LANGSUNG MEMBANTAI MASSA PKI ?
TIDAK ADA BUKTI UNTUK MENUDUH SEPERTI ITU, KECUALI KALAU KITA MAU MAIN SPEKULASI LAGI SEPERTI MENUDUH PAK HARTO DALANG G 30 S/PKI ?
ATAU SITUASI DI LAPANGAN MEMANG SUDAH PANAS KARENA PROVOKASI PKI SEBELUM G 30 S ?
ATAU SEMUA ITU TERPAKSA DILAKUKAN TENTARA UNTUK MENGEJAR AIDIT YANG BERLINDUNG DI TENGAH-TENGAH MASSA PKI SEBAGAI TAMENG PELARIAN-NYA?
ATAU MEMANG KEPUTUSAN POLITIK ANGKATAN DARAT SUDAH MENJADI DOKTRIN BARU UNTUK MENGEKSEKUSI SEBANYAK MUNGKIN ANGGOTA PKI YANG MEREKA YAKINI TERLIBAT SECARA TIDAK LANGSUNG DALAM PEMBANTAIAN PARA JENDERAL MEREKA ?
APAKAH PAK HARTO SEORANG BISA MENCEGAH BADAI PUTING BELIUNG YANG MEMBAYANGI DATANG-NYA PEMBANTAIAN MASSAL ITU ?
SEKALI LAGI PADA SAAT ITU PAK HARTO BUKAN-LAH SUPERMAN ATAU PENYIHIR YANG BISA MENGHENTIKAN KEMARAHAN RAKYAT PADA PERISTIWA 30 SEPTEMBER.
TIDAK JUGA BUNG KARNO DAN PAK NASUTION.
JUSTERU YANG BISA MENEBUS NYAWA CALON KORBAN PEMBANTAIAN ADALAH AIDIT DAN SELURUH PIMPINAN PUNCAK PKI, JIKA MEREKA BERANI MELAKUKAN APA YANG DILAKUKAN SUDISMAN DENGAN URAIAN TANGGUNGJAWAB-NYA DI DEPAN MAH MIL LUB…
“PKI tidak terlibat sebagai partai, tapi karena semua itu dilakukan oleh oknum-oknum PKI, maka saya sebagai pimpinan Partai MENGAMBIL OPER TANGGUNGJAWAB !”
ORANG SEPERTI SUDISMAN LAH YANG BISA MENCEGAH PEMBANTAIAN MASSAL JIKA KITA MELIHAT DARI SISI PKI-NYA.
Dari sisi militer, Pak Nasution dan dari sisi politik, Bung Karno.
PAK HARTO TERJEBAK DALAM SITUASI YANG MEMAKSA-NYA BERTINDAK SEPERTI APA YANG DIA LAKUKAN.
BUKAN PAK HARTO YANG SELALU GEMBAR-GEMBOR DENGAN BANGGA BAHWA PKI TELAH DIBANTAI, MELAINKAN PARA BAWAHAN PAK HARTO :
Sarwo Edhie bilang dia telah membantai 3 JUTA PKI.
Soemitro bilang bahwa 1 nyawa jenderal harus ditebus 100.000 nyawa PKI.
Herman Sarens Sudiro bilang pernah melindas 100 orang PKI dengan tank.
SUNGGUH MULUT BESAR YANG BISA MERUGIKAN PAK HARTO.
Anehnya ada penulis pasca Soeharto yang bernama Rum Aly, yang tergila-gila kepada angka SARWO EDHIE yang bombastis dan sukar dipercaya itu.
Oh Rum Aly …Rum Aly……….
Kalaupun iya (saya yakin tidak), memang Pak Harto aktor intelektual pembunuhan massal terhadap PKI, maka semua orang yang setuju dengan tindakan itu harus MENGAMBIL OPER TANGGUNG JAWAB…SEPERTI SUDISMAN.
PAR KONSTITUSI (BERDASARKAN KONSTITUSI) TINDAKAN PAK HARTO BISA DIBENARKAN, HUKUM-NYA DARURAT MILITER.
NEGARA BOLEH MELAKUKAN KEKERASAN ATAS PERINTAH KONSTITUSI.
YANG TIDAK BOLEH ADALAH MELAKUKAN PENYIKSAAN.
EKSEKUSI LANGSUNG DENGAN PELURU TAJAM BUKAN-LAH PENYIKSAAN.
PERSIS SEPERTI DALIL PARA PEMBELA PKI YANG MEYAKINI TIDAK TERJADI PENYIKSAAN DI LUBANG BUAYA.
Soal jumlah, PKI cuma membunuh 9 orang perwira AD, kok Pak Harto membalasnya dengan membunuh ribuan orang ?
Jawaban terbaik untuk itu adalah bahwa pembalasan itu sudah dipersiapkan ANGKATAN DARAT jauh sebelumnya dan Pak Harto hanya mengemban tugas pelaksanaan saja karena PERISTIWA G 30 S.
KALAUPUN PAK HARTO YANG TERBUNUH DAN YANI YANG SELAMAT, NASIB PKI TIDAK AKAN LEBIH BAIK.
Salah seorang Amerika yang mempunyai hubungan paling dekat
dengan Angkatan Darat Indonesia ialah George Benson, penasihat civic action untuk Angkatan Darat Indonesia.
Ia mempunyai hubungan pribadi yang erat dengan Yani dan banyak perwira dari SUAD.
Sebelum Benson kembali ke Amerika Serikat pada Juli 1965, ia mengadakan jamuan makan siang dengan Yani dan Parman.
Menurut Benson, Yani memberi jaminan kepadanya bahwa Angkatan Darat secara padu antikomunis.
Yani menjelaskan bahwa ia dan staf umumnya telah mengangkat 120
komandan batalyon di seluruh tanah air dan dalam pandangan mereka
semuanya bisa dipercaya. Menurut Benson, Yani juga mengatakan,
“Kami mempunyai senjata, dan kami tidak membolehkan senjata jatuh
ke tangan mereka [komunis]. Karenanya jika terjadi bentrokan, kami
akan membersihkan mereka semua.” (DPM, hal 273)
SOAL KELAPARAN MASSAL DI RUMAH-RUMAH TAHANAN, TIDAK HANYA MEREKA YANG MENGALAMI, SELURUH RAKYAT LAPAR KARENA KEBANGKRUTAN EKONOMI WARISAN BUNG KARNO.
SEPERTI DULU BUNG KARNO MENGEJEK PROPAGANDA ANGKATAN DARAT DENGAN KATA-KATA: SILET LAGI…SILET LAGI…dalam soal jumlah korban ini pun orang bisa mencibir ANGKA-ANGKA YANG TERLALU BESAR…
TIGA JUTA…TIGA JUTA…..DARI HONGKONG ?????????
BENGAWAN SOLO DAN SUNGAI BRANTAS DIPENUHI MAYAT PKI DAN MERAH OLEH DARAH MEREKA….
MANA FOTO-NYA…SATU LEMBAR SAJA…?????
KUBURAN MASSAL…KUBURAN MASSAL…MARI KITA BONGKAR DAN KITA HITUNG JUMLAH KEPALA-NYA….JANGAN CUMA DIBESAR-BESARKAN DI DEN HAAG SAJA !!!
Soekarno adalah satu satunya pemimpin muslim dunia yang berani menentang HIU sementara Dia adalah seorang sarden.
ReplyDeletePerang saat ini adalah kamu bersama ZIONIS atau kamu memerangi ZIONIS
tidak sulit untuk menjadi zionis,muslim sekalipun bisa
Soeharto menyadari ketika akhir hayat kekuasannya,
Sekarang negaramu berkiblat kemana....?????
konsep surah almaidah ayat 51 yang menghebohkan ahok, Hampir semua ulama salah tafsir karena cinta dunia ......
Dari mana anda memaknai salah tafsir almaidah 51.,? Apakah bukan sebaliknya bahwa nada yg menafsirkan sendiri demi seorang ahoak..?
DeleteDari mana anda memaknai salah tafsir almaidah 51.,? Apakah bukan sebaliknya bahwa andalah yg menafsirkan sendiri demi seorang ahoak..?
DeleteDari mana anda memaknai salah tafsir almaidah 51.,? Apakah bukan sebaliknya bahwa andalah yg menafsirkan sendiri demi seorang ahoak..?
Deletemas Adi C, sampean kalau menganalisis yg obyektif, jangan karena dendam kesumat, sampean kan orang Islam yg tdk boleh memelihara dendam
ReplyDelete