Indonesian Free Press -- Debat terbuka kedua calon presiden Amerika antara calon dari Demokrat Hillary Clinton dan calon dari Republik Donald Trump berlangsung panas dengan kedua calon melakukan serangan verbal kepada lawannya.
Kedua calon tidak saling bersalaman ketika memasuki ruang debat yang berlangsung di St. Louis, Senin (10 Oktober). Perdebatan pun menjadi panas setelah Hillary menyinggung tentang 'kelakuan' Trump yang tidak patut kepada para wanita.
"Saya rasa sudah jelas bagi siapapun yang mendengar rekaman itu (perkataan jorok Trump tentang wanita) tentang siapa dia (Trump)," kata Hillary sembari berkomentar bahwa Trump tidak 'tepat' untuk menjadi seorang presiden.
Saat ini Trump memang tengah mendapat sorotan publik karena kasus-kasus pelecehan wanita yang dilakukannya di masa lalu, kembali muncul ke ruang publik.
Mendapat serangan itu, Trump balik menyerang Hillary dengan menyebut skandal-skandal yang dilakukan suaminya, mantan presiden Bill Clinton, yang turut hadir dalam acara debat tersebut. Ia menyebut Bill adalah 'peleceh wanita terbesar dalam sejarah politik Amerika', dan Hillary harus malu dengan fakta itu.
“Belum pernah ada dalam sejarah politik seseorang yang sangat suka melecehkan wanita (selain Bill Clinton). Kalau saya hanya berkata-kata, sedang ia (Bill Clinton) dengan tindakan," kata Trump tentang Bill Clinton.
Lebih jauh, Trump mengancam akan memeriksa Hillary terkait dengan kasus-kasus yang melibatkannya, termasuk tentang kasus e-mail resmi Kemenlu yang digunakan untuk urusan pribadi.
"Jika saya menang, saya akan instruksikan Jaksa Agung saya untuk mengangkat seorang jaksa khusus untuk menyelidikimu (Hillary Clinton) karena banyak kebohongan dan penipuan," kata Trump.
Hanya sejam sebelum debat, Trump muncul di depan publik bersama tiga wanita yang mengaku telah mengalami pelecahan seksual oleh Bill Clinton. Juanita Broaddrick, salah seorang dari wanita itu mengatakan: “Tuan Trump mungkin telah berkata-kata buruk tentang wanita, namun Bill Clinton sudah memperkosa saya.”
Ketika Hillary menyindir bahwa orang seperti Trump akan merusak sistem hukum Amerika, Trump menimpali, "Karena kamu akan dipenjara!"
Dalam debat itu Trump juga mengecam kebijakan-kebijakan regim Demokrat Barack Obama, dimana Hillary pernah menjabat sebagai Menlu, berkaitan dengan ISIS di Libya, Irak dan Suriah, yang justru menimbulkan kehancuran. Sebaliknya ia mendukung Rusia, Iran dan Suriah yang telah memerangi ISIS.
Trump bahkan mengkritik pasangannya sendiri, cawapres Mike Pence yang dalam debat minggu lalu telah menyerukan Amerika untuk melakukan aksi militer terhadap Suriah.
"Kami belum berbicara (tentang hal ini) dan saya tidak setuju dengannya," kata Trump tentang pernyataan Pence soal Suriah.
Kedua kandidat akan kembali bertemu dalam acara yang sama pada 19 Oktober mendatang di Las Vegas sebelum rakyat Amerika menentukan siapa di antara keduanya yang layang menjadi presiden Amerika pada 8 November mendatang.(ca)
Pilihan sulit bagi Rakyat Amerika, siapapun kandidat dan pemenangnya, Penguasanya tetap sama
ReplyDelete