Indonesian Free Press -- Sejumlah cendekiawan kota terbesar di Sumatera mengecam sikap pemerintahan Jokowi yang dianggap terus memojokkan ummat Islam.
Seperti dilaporkan media terkemuka kota Medan Waspada, cendekiawan dari Universitas Medan Area DR Wardjio menyebut pemerintahan jokowi sebagai 'paranoid', 'berlebihan dan tidak beralasan'. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan Kapolri Tito Karnavian baru-baru ini yang menyebut fatwa MUI tentang fatwa haramnya memilih pemimpin kafir, merujuk pada kasus Ahok, sebagai 'meresahkan'.
"Tidak ada yang perlu diserahkan jika saja pemerintah tidak paranoid," kata Wardjio kepada Waspada, Jumat (20 Januari).
Menurutnya MUI bukanlah organisasi politik, yang dibentuk untuk melindungi ummat Islam. Jadi tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Wardjio sikap pemerintah kepada MUI tersebut sebagai bentuk kemunduran dan salah kaprah.
Hal senada juga dikatakan cendekiawan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Joko Santoso, MI. Menurutnya pemerintah telah mengikuti logika sesat dengan menyudutkan MUI.
"Fatwa MUI rujukannya Al Qur'an. MUI kumpulan ulama bukan politisi, jadi yang ditakutkan pemerintah itu apa? Jika kesimpulan mereka adalah fatwa MUI menyebabkan keresahan dan anti-kebhinekaan, maka itu adalah logika sesat," kata JOko.
Menurut Joko pemerintah-pemerintahan terdahulu tidak pernah mempersoalkan fatwa MUI dan bahkan cenderung sangat menghormatinya. Fatwa ulama juga telah turut berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan INdonesia. Para pejuang kemerdekaan Indonesia dahulu menjadikan fatwa jihad melawan penjajah yang dikeluarkan ulama sebagai spirit mereka.
Sebelumnya, Ketua MUI Dien Syamsuddin juga mempertanyakan sikap pemerintah yang dianggap terus menyudutkan ummat Islam. Dalam laporan Republika.co.id berjudul 'Umat Islam Dituduh Antikebinekaan, Din: Sungguh Menyakitkan Hati', disebutkan bahwa saat ini muncul kesan yang sangat kuat di masyarakat bahwa pemerintah telah memarginalkan ummat Islam secara sistematis. Tidak hanya secara ekonomi, namun juga politik.
Dien mensinyalir ada gerakan sistematis dari para pengusaha non-Islam yang didukung pemerintah untuk menguasai panggung politik Indonesia.
Din Syamsuddin menilai saat ini tidak ada keadilan bagi umat Islam di Indonesia. Salah satunya terlihat dalam bidang ekonomi dimana pemerintah cenderung memberikan 'privilege' kepada para pengusaha non-Islam. Din juga merasa kecewa dengan banyaknya tuduhan negatif kepada umat Islam di Indonesia. Terlebih saat melakukan aksi damai untuk meminta agar pemerintah menegakkan keadilan bagi pelaku penistaan agama.(ca)
Kalau cara cara polisi yang digunakan sekarang menemui blunder maka pembangunan akan berbalik menjadi kontraproduktif.
ReplyDeleteArtikel thn 2015 dr situs tikusmerah.com agakny dpt menjelaskn realita saat ini >> http://tikusmerah.com/?p=1598
ReplyDeleteWahabi takfiri sudah mulai unjuk gigi...lewat FPI dan MUI...
ReplyDeleteItukan murni pendapat pribadi kau yg ngaco. Wahabi takfiri itu sama kayak sifat kau yg doyan adu domba sesama muslim sedangkan hub fpi, mui dan ormas2x islam lainya baik2x aja.paling yg dongkol pki dan simpatisannya, gitu aja kok repot
DeleteHub fpi,mui dan ormas2 islam lainnya baik2 saja yg fahamnya sama Wahabi takfiri...kalo beda faham,bid'ah, kafirrrr....ibarat sekarang yg pro pemerintah dibilang kecebong karena tak sefaham....sifatnya mirip wahabi takfiri makanya dibutakan hatinya...wallahu allam..
DeleteSifat asli orang mukmin adalah saling kasih dan sayang sesama muslim sebaliknya sangat tegas terhadap orang kaper dan kaum munapik.coba kau gunakan otak kau sekali ini saja, sangat jelas dan tegas kalo kaum takfiri suka memerangi kaum muslim sebaliknya sangat mesra dan bekerjasama serta mau menerima bantuan dari orang kaper makanya mereka lebih tepat disebut dgn neo khawarij karena kelakuannya persis macem kau yg anti islam, anti ulama dan membanggakan kebodohanya sendiri yg ngaku sebagai pengikut pki dgn jargonya revolusi mental yg doyan menyiksa manusia dgn brutal dan sadis pake palu dan arit belum puas lagi mayatnya pun dimasukan ke dalam sumur.itulah produk asli revolusi mental pki pantesan kelen menyebut diri sendiri dgn istilah kecebong karena kecebong hidup gk pernah mikir yg penting ada yg kasih makan buat hidup.
DeleteHebat...aku maklumin aja...
DeletePemerintah lebih pro terhadap islamnya NU dan muhamadiyah...yg toleran dan pluralisme...FPI dan MUI islam menyimpang seperti ISIS yg dibiayai arab dan israel untuk melemahkan islam...waspadai FPI dan MUI..
ReplyDeleteHahaha..ternyata bukan cuman pemerintah dan polri aja yg paranoid.kalo cina dan pki saya maklum, lha sekarang para kecebong jasmev yg dipiara buat tipu2x pun udah ketularan paranoid, payah lo semua
DeleteAsik ada yg balas komenku....
ReplyDeleteBagi saya PKI itu hidup dan matiku,kenangan masa lalu....PKI itu para jagoan...karena PKI itu Pemuda Kota Intan....lambangnya berlian bukan palu arit....hidup PKI...
ReplyDeleteHehehe, ada orang lg mempertontonkan kebodohanya sendiri wkwkak...
DeleteDiakhir zaman islam seperti buih dilautan,terpecah belah menjadi 73 golongan,fitnah dan pembunuhan merajalela.apakah sekarang akhir zaman itu?wallahu allam...mohon maaf aja ikutan komen...
ReplyDeleteKau anak bau kencur kemaren sore gk masuk otak kau mau bahas islam orang kau aja pun anti ulama.
DeleteKeluar lagi sifat wahabinya...suka merendahkan orang lain...aku rahu siapa dirimu...
DeleteIsyu pki aja diributin walau belum terbukti kebenarannya...pada penakut..wallahu allam..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKalau dalam kunjungannya raja arab ke indobesia terus bener menemui habib riziek semskin yakin...ada wahabi diantara kita
ReplyDeleteKalau momi darismandul sih emang keturunan PKI, jadi wajar saja kalau dia membela nenek moyangnya? Kalau orang yg dangkal ilmunya emang begitu, benar apa kata cocotnya sendiri yg bau got. Jadi pantas kalau kecebong tempatnya di got.
ReplyDelete