Indonesian Free Press -- Militer Iraq untuk pertama kalinya mengakui menjadi korban serangan drone yang dilakukan kelompok ISIS. Demikian seperti dilaporkan South Front, 23 Februar.
Hal ini semakin membuktikan bahwa ISIS tidak bertempur sendirian. Unsur-unsur asing inteligen barat terlibat membantu ISIS. Hal ini pulalah yang membuat Turki, negara anggota NATO terbesar di luar Amerika, gagal total untuk merebut kota Al Bab, Suriah, dari cengkraman ISIS.
Menurut laporan SouthFront insiden serangan drone ISIS itu terjadi di sebelah timur dan selatan kota Mosul, 21 Februari lalu. Mengutip laporan Daily Sabah berdasar pernyataan Brigjen Abdul-Mahdi al-Ameri, 'sebuah drone ISIS UAV menembakkan sebuah rudal yang menewaskan dua pelajar di Distrik Karaj Al-Shamal'. Dalam serangan lainnya tiga tentara Irak tewas oleh granat yang diluncurkan drone ISIS di Ditrik Furqan. Kemudian, dua tentara Iraq tewas di sebelah timur Nineveh, dan dua lainnya lagi tewas di Distrik Al-Nour.
Secara keseluruhan, menurut laporan satu-satunya militer Iraq, 9 orang tewas oleh serangan drone ISIS. JUmlah ini masih lebih kecil dari klaim ISIS yang mengaku telah menewaskana 30 tentara Iraq melalui serangan drone.
ISIS diketahui mulai banyak menggunakan drone/UAV untuk aksi mata-mata dan kontrol tembakan artileri sejak tahun 2014. Namun sejak tahun 2015, kelompok ini mulai menggunakannya untuk serangan udara. Dan medan perang kota Mosul sangat ideal bagi penggunaan drone-drone.
Para anggota ISIS meluncurkan drone-drone dari atap-atap rumah. Senjata-sanjata anti-pesawat kurang efektif untuk menembak drone-drone kecil dan pasukan Irak tidak memiliki senjata elektronik untuk melumpuhkannya.
ISIS sendiri secara efektif mempromosikan penggunaan drone-drone melalui media-media mereka.(ca)
ISIS pake drone.. ?
ReplyDeletegak lama lagi ISIS make F35 Lighting, Rudal Jericho, Arrow dan Patriot..
makin sulit