Wednesday, 19 April 2017

Takut Senjata Rusia, Amerika Kurangi Operasi Udara di Suriah

Indonesian Free Press -- Langkah tegas Rusia menghentikan kerjasama informasi dengan Amerika di Suriah menyusul aksi serangan rudal Amerika ke Suriah baru-baru ini ternyata telah membuat kecut Amerika. Diduga karena takut pesawat-pesawatnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Rusia, Amerika pun mengurangi secara signifikan operasi udaranya di Suriah.

Seperti laporan The New York Times, "Gugus tempur pimpinan Amerika yang tengah memerangi ISIS telah mengurangi dengan tajam operasi serangan udara terhadap kelompok-kelompok militan di Suriah, setelah para komandan mengkaji apakah pasukan Suriah dan sekutunya, Rusia, akan melakukan aksi balasan terhadap serangan Amerika ke Suriah pekan lalu, para pejabat Amerika menyebutkan."


Langkah tersebut diambil setelah Rusia mengancam akan menghentikan kerjasama komunikasi Amerika-Rusia yang mengharuskan Amerika dan Rusia saling membagikan informasi penerbangan pesawat-pesawat tempur mereka di atas Suriah untuk menghindarkan insiden salah tembak. Dengan putusnya komuniksi tersebut dikhawatirkan Rusia, yang memiliki sistem pertahanan udara canggih S-2500, S-300 dan S-400 di Suriah, akan menembak jatuh pesawat-pesawat Amerika.

Sejauh ini Rusia belum menunjukkan sikap mengancam, seperti mengarahkan sistem radarnya ke arah Amerika-NATO yang memiliki pangkalan di Turki dan Irak. Atau melakukan manuver-manuver provokatif. Demikian para pejabat Amerika mengatakan. Namun dengan sistem pertahanan yang ada, Rusia tetap membahayakan pesawat-pesawat Amerika.

Para analis mengatakan, perkembangan terakhir ini membuat kampanye anti-terorisme Amerika-NATO di Suriah dan Irak menjadi lebih sulit.

“Tampak jelas bahwa serangan Amerika tersebut (ke Suriah) akan membuat sulit upaya-upaya kita untuk melakukan kampanye anti-ISIS di Suriah,” kata Matthew Olsen, mantan Direktur National Counterterrorism Center.

“Secara khusus, kemampuan melakukan serangan udara terhadap ISIS membutuhkan dukungan dari Rusia, yang kini justru menjadi masalah,” tambahnya.

"Pesawat-pesawat tempur Amerika yang beroperasi di atas Al-Tabqah melalui wilyah yang dijangkau oleh sistem pertahanan S-400 Rusia yang berada di Humaymin Air Base, dan kita mungkin akan melihat lebih banyak sistem pertahanan Rusia di Suriah,” kata Jeremy Binnie, Editor Jane’s Defense Weekly.

Meski para pakar itu berbeda pandangan soal prospek ke depan dari kampanye anti-teroris Amerika di Timur Tengah, mereka sepakat bahwa aksi Amerika melakukan serangan rudal ke Suriah beberapa hari lalu adalah langkah yang tidak menguntungkan Amerika sendiri.

Seperti dilaporkan Indonesian Free Press, lebih dari separoh dari 59 rudal Tomahawk yang ditembakkan Amerika dalam serangan itu jatuh atau meledak di udara setelah diserang sistem pertahanan udara Suriah dan Rusia.

"Rusia tidak perlu melakukan ancaman-ancaman atau menembakkan rudal-rudalnya ke arah Amerika. Rusia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya hanya dengan menutup telepon dari Amerika," tulis Veterans Today.(ca)

2 comments:

  1. Russia sembunyikan banyak rahsia

    ReplyDelete
  2. Sebenarnya yg di jatuhkan rudal Tomahawk lebih untung yg di lakukan Rusia yg jelas tehnologinya yg di pakai Iran dalam menjinakkan sentinel rq 170 drone siluman Amerika yg di pakai suriah merontokkan rudal Tomahawk yg di pakai suriah dgn menghancurkan sistem GPS sehingga tak mengenai sasaran saya tak yakin ini tehnologinya Rusia jelas Iran sudah terbukti menggunakan dalam menjinakkan drone Israil dan Amerika sea eggle sudah cukup banyak yg di dapat Iran sehingga Iran banyak membuat Proto type drone Israil dan Amerika dari hasil tangkapan

    ReplyDelete